PELAYANAN PEMURIDAN (KELOMPOK KECIL)
Oleh : Charles Siahaan
Keadaan Noposobulung Dewasa Ini
Jika kita membicarakan Naposobulung
HKBP, maka pada umumnya NHKBP itu identik dengan paduan suara. Tidak ada di
sana suatu proses kaderisasi untuk memungkinkan para naposo tersebut, menjadi
anggota jemaat yang hidup, dan berperan aktif di dalam menunaikan tugas
panggilan gereja; sebagaimana dirumuskan di dalam anggaran dasar HKBP, yaitu
untuk memberitakan Injil. Bagi Parhalado dan anggota jemaat, jika NHKBP menyanyi
di dalam kebaktian tiap kebaktian minggu, maka hal itu sudah cukup. Mereka
biasanya mengatakan: “mangolu do NHKBP di huria on.”
Kita semua mengatakan bahwa NHKBP
adalah masa depan dari jemaat, tetapi mereka tidak dibina dalam artian yang
strategis tentang apa itu jemaat dan mereka pun tidak dilibatkan di dalam
menentukan masa depan dari jemaat itu sendiri. Pada umumnya, mereka tidak
diperlengkapi dengan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam rangka memampukan
mereka mengelola jemaat di masa mendatang. Hal itu terlihat dengan tidak adanya
satu proses pelatihan di dalam tubuh organisasi NHKBP.
Konfesi, Aturan dan Peraturan
Satu hal yang menjadi pertanyaan
bagi kita ialah: apakah diperbolehkan anggota huria melakukan motto dari
Departemen NHKBP itu, di dalam konteks pengajaran firman Tuhan kepada
sesamanya? Menurut hemat saya, boleh! Sebab konfesi HKBP pasal 9 mengatakan
bahwa semua anggota jemaat HKBP terpanggil menjadi saksi Kristus di dalam
kehidupannya. (“Tahaporseai jala tahatindangkon do: Sude do halak Kristen
baoa manang parompuan, tarjou gabe sitindangi ni Kristus di portibi on, songon
marga na pinillit, hamalimon na raja, bangso na badia…. Tohonan hatopan ni sude
halak Kristen i ma tohonan panghobasion.) Karena itu seorang naposo
dapat menolong sesamanya di dalam hal iman, pengharapan dan kasih.
Salah satu ciri yang menonjol dalam
jemaat Tesalonika kata rasul Paulus ialah: “pekerjaan iman, usaha kasih dan
ketekunan pengharapan.”1 Lagi pula dalam Aturan dan Paraturan yang
baru disahkan di dalam Sinode Godang HKBP tahun 2002, dalam pasal tentang “Hak
ni Ruas”, dikatakan bahwa anggota jemaat berhak untuk mempersembahkan
talentanya melalui kegiatan yang ada di dalam jemaat. Oleh karena itu, jemaat
–terlebih Parhalado- seyogyanya memberikan ruang gerak yang luas tetapi
terkendali bagi para naposobulung untuk mengekspresikan diri mereka dalam
pelayanan terhadap sesamanya, sehingga mereka dimampukan “Masiurupan,
Masitangiangan dan Masihaholongan” dalam artian yang luas. Seperti yang
sudah dikatakan di atas, salah satu dari cara yang dianggap strategis untuk
mencapai hal itu ialah melalui program pemuridan (KK).
Ciri dari Pemuridan:
Dalam rangka mengenal sesuatu, maka
kita membutuhkan pengenalan akan ciri-ciri dari yang akan kita kenal itu.
Adapun ciri dari pemuridan (KK) adalah sebagai berikut:
1. Pemuridan adalah sebuah
proses memimpin orang itu kepada Kristus dan menjadikan mereka ‘murid
Kristus.’ Untuk itu kita harus menentukan lebih dahulu apa ciri-ciri
seorang murid Kristus menurut Alkitab. Sebab standard dari seorang murid adalah
Alkitab dan bukan rumusan manusia. Ada pun ciri itu ialah:
- Memiliki
keintiman dengan Tuhan Yesus (Luk.9:23)
- Taat
kepada firman Allah (Yoh.8:31)
- Berbuah
banyak (Yoh.15:8)
- Memiliki
relasi dengan Kristus di dalam kasih (Yoh.13:35)
Untuk dapat menampakkan kehidupan
seperti ini di dalam hidup seorang pemuda, maka tidaklah cukup hanya
menkotbahkan injil dari mimbar saja. Dibutuhkan satu pelayanan yang cukup
intens dan berkualitas. Pelayanan tradisional yang dilakukan oleh gereja kita,
rasa-rasanya tidak mampu untuk menciptakan seperti yang diuraikan di atas di
milenium ketiga ini. Karena itu aspek utama dari pelayanan pemuridan adalah
dalam rangka memungkinkan seorang yang dilayani itu dapat menjadi murid
Kristus. Karena mereka yang melakukannya hanyalah kaum awam dengan keterbatasan
waktu dan pemahaman, maka setiap orang yang dilayani oleh seorang pemimpin
kelompok pemuridan jumlahnya hanya beberapa orang. Dua atau tiga orang.
Orientasi kita bukan program, tetapi perubahan. Tidak ada gunanya melayani
ribuan orang, tetapi mereka tidak berubah. Lebih baik melayani dua atau tiga
orang, tetapi mereka mengalami perubahan. Hasil dari pelayanan kita ialah
perubahan.
Tiap pribadi di dalam kelopok kecil
ini, berhubungan satu sama lain secara intim. Oleh karena itu di dalam konteks
pemuridan, laki-laki melayani laki-laki, perempuan melayani perempuan. Melalui
persahabatan yang akrab, maka diharapkan visi pemuridan itu akan tertanam
secara baik di dalam pribadi dari mereka yang dilayani. Karena pemuridan menciptakan
pelipatgandaan di dalam pelayanan, sebab yang sudah mampu melayani akan mencari
dua atau tiga orang lain untuk dilayaninya, sama seperti dia dilayani. Karena
itu pemuridan bukan sebagai satu alternatif menurut hemat kami, tetapi itu
adalah “core bussiness” kita. Hal itu kita katakan demikian, karena
pemuridan senatiasa mengubah orang.
Produk dari pemuridan itu senantisa
didefinisikan dengan jelas, sehingga dapat diterapkan di dalam kehidupan.
Penekanan utama di dalam pemuridan ialah penerapan. Bukan ilmu teologi.
Mottonya ialah: “belajar mengenal Yesus Kristus di dalam pengalaman, belajar
memperkenalkan Yesus yang dikenal itu kepada orang lain”.
Ada lima elemen dari sebuah
pemuridan yang dianggap menghasilkan buah, pertama: orang yang melayani itu
diberdayakan oleh Roh Kudus dalam pelayanan yang dipercayakan kepadanya. Yang
kedua, pelayan itu harus memiliki kehausan akan jiwa-jiwa yang akan dimuridkan.
Ketiga, kebenaran yang diajarkan kepada mereka haruslah sistematik dan mudah
diterapkan. Sekarang ini, kami memakai buku pelajaran yang diterbitkan oleh
lembaga pekabaran injil. Hal itu dilakukan karena HKBP belum merumuskan
kurikulum untuk pemuridan. Jika suatu hari kelak HKBP menyediakannya, maka
kurikulum itulah yang akan diterapkan di dalam pemuridan ini. Elemen keempat
ialah: relasi yang tercipta dalam interaksi pemuridan ini adalah hidup dengan
hidup. Mereka sharing kehidupan secara kongkrit. Sama seperti Paulus menjadi
contoh yang hidup bagi Timotius, demikian juga sang pemimpin itu menjadi contoh
yang hidup bagi orang yang dilayaninya. Elemen kelima ialah adanya visi
pemuridan yang jelas bagi mereka yang menerapkan pelayanan ini.
- Karena
core bussiness kita adalah pemuridan, maka misi untuk menjadikan
murid Kristus menjadi fokus dari setiap keputusan yang diambil. Pola ini
akan menjadi filter atas setiap keputusan yang akan diambil dalam konteks
organisasi. Contohnya, di HKBP Menteng, mereka yang dapat diangkat
menjadi pengurus ialah mereka yang sudah dapat memimpin di dalam
pemuridan. Pemahaman kita ialah, jika dia dapat memimpin dua atau tiga
orang serta berhasil, maka dia pun akan dapat memimpin kelompok besar,
dalam hal ini organisasi NHKBP. Dengan pola pikir seperti itu, maka kita
dimungkinkan untuk tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus
dilakukan. Kita tidak akan membuat program yang tidak membuat relasi yang
hidup antara sesama naposobulung tidak bertambah intens; sesemarak apa
pun program itu. Sebab orientasi kita bukan program, tetapi orang yang
berubah.
- Tolok
ukur adalah perubahan. Orang datang kepada Kristus dan diubahkan. Karena
pemuridan adalah menjadikan seorang itu murid Kristus, maka setiap orang
Kristen, khususnya naposobulung harus di follow up di dalam kasih
Kristus. Melalui follow up itu, maka diharapkan orang mengalami
perubahan melalui pelayanan yang sistematik dan menjadi dewasa di dalam
iman. Hal itu memungkinkan setiap orang yang dilayani itu akan melayani
juga di dalam jemaat dengan karunia yang dia terima dari Allah.
- Melalui
pemuridan ini, akan dibangkitakan para pekerja Kristus di tengah-tengah
huria. Hal ini memungkinkan adanya reproduksi rohani dari satu generasi
ke generasi yang lain. Hal ini juga memungkinkan adanya supply pelayan
bagi guru-guru sekolah minggu kita yang berkualitas, pelayan di remaja,
dan di naposobulung, bahkan di punguan ama, ina dan parhalado. Bahkan
orang-orang yang sudah melayani ini, setelah mereka berkeluarga, mereka
ini pun akan menjadi potensi-potensi yang akan melayani sebagai sintua.
Sehingga kualitas parhalado HKBP di Jakarta, menjadi parhalado yang
berkualitas, bukan saja secara sosial; tetapi juga secara rohani. Mereka
dengan segenap hati akan melayani, bukan harus didorong-dorong
sebagaimana biasanya di huria kita. Melalui pelayanan ini, akan muncul
pemimpin yang berkualitas yang dimiliki HKBP.
- Melalui
pemuridan ini kita menikmati kasih yang tulus, sebab kita bersahabat
dengan mereka yang kita layani.
- Melalui
pelayanan pemuridan ini, fokus kita menjadi berubah, orientasi kita
mengarah ke luar, bukan ke dalam jemaat semata-mata. Hal itu disebabkan
orang yang dilayani dimotivasi oleh orang-orang yang melayani kita.
Mereka mendorong kita untuk peduli dengan orang yang belum dilayani. Visi
pemuridan pun akan membukakan mata hati kita terhadap visi dunia. Jika
seorang anak jemaat HKBP dilayani di dalam pemuridan, lalu kemudian
mereka sekolah di luar negeri, bukankah dia juga dapat sekaligus mejadi
utusan HKBP untuk memberitakan Injil di kampusnya yang ada di luar
negeri? Orang akhirnya mengerti bahwa visi pemuridan itu adalah sesuatu
yang sangat besar, sebab dia sedang melaksanakan amanat Agung Kristus.
- Para
pemimpin kita di masa mendatang adalah pemimpin yang berkualitas, dan
mereka bisa menjadi contoh di dalam kehidupan ini.
Dasar
pemikiran di dalam pemuridan
1. Mungkin ada orang bertanya,
apa dasar pemuridan yang diutarakan di atas? Jawabannya ialah: Yesus sendiri
memerintahkannya.
a. Mat.28:19-20, Yesus
memerintahkan kita untuk memuridkan orang!.
b. Mat.4:19, Yesus mengatakan
agar kita menjala manusia.
c. II Tim.2:2, Paulus mengatakan
agar Timoteus membuat multiplikasi.
d. Kis. 1:8, Kristus
memerintahkan kita menjadi saksi bagi Dia.
Melalui pemuridan, persekutuan akan
dibangun menjadi komunitas pelipatgandaan. Banyak persekutuan yang mengira
mereka sedang memuridkan, namun mereka tidak melakukannya secara intensif.
2. Alasan kedua ialah: pemuridan
adalah prinsip multiplikasi secara rohani, jelas dan konsisten dilaksanakan di
dalam Alkitab. Nabi Yesaya menyuarakannya dalam Yes.43:4 bahwa berharga di mata
Tuhan orang yang percaya kepada-Nya. Di tempat lain Tuhan juga berjanji bahwa
Dia akan mengadakan transformasi dalam hidup orang pilihan-Nya (Yes.60:22).
Yesus memerintahkan hal itu agar dilaksanakan (Mat.28:19-20), Paulus juga
memerintahkan hal yang sama kepada muridnya Timoteus (II Tim.2:2)
3. Pemuridan membangun anggota
jemaat menjadi dewasa secara rohani, demikian juga para pengurus kategori,
serta para pemimpinnya. Hal itu diutarakan Paulus di dalam Ef.4:11-15, demikian
juga penulis surat Ibrani dalam Ibr.10:24-25
4. Pemuridan adalah strategi yang
dipakai Yesus Kristus di dalam menjangkau seluruh dunia bagi diri-Nya sendiri.
Oleh karena itu tantangan utama bagi kita sekarang ini ialah: bagaimana kita
berpikir secara berbeda dengan para pendahulu kita di dalam melayani, khususnya
di kalangan naposobulung, tanpa harus kompromi tentang Injil, dan tidak
melangkahi doktrin HKBP. Pertanyaan bagi kita sekarang ini ialah bagaimana kita
memotivasi orang supaya berperan serta di dalam pemuridan ini, serta memotivasi
orang supaya dapat berinisiatif sendiri untuk mereproduksi murid bagi Kristus,
dan bagaimana supaya pengambil keputusan di dalam huria memahami program ini
bukan sesuatu yang berbeda dengan pemahaman HKBP pada umumnya.
Bagaimana kita melakukannya.
Membentuk
satu team work yang memahami dengan jelas visi pemuridan di kalangan
naposobulung. Mereka ini akan memuridkan orang dan bereproduksi di dalam iman,
sehingga semua pengurus dari NHKBP telah mampu bereproduksi. Untuk itu
tantangan bagi para pemimpin NHKBP, mereka harus jadi panutan bagi orang yang
akan mereka pimpin. Pemimpin yang berkualitas, senantiasa menghasilkan anak
bimbing yang berkualitas. Sang pemimpin harus mendemonstrasikan hidup beriman,
sehingga mereka yang dilatih itu melihat penerapan iman di dalam hidup pemimpinnya.
Pemimpin harus mendorong orang yang dilayani menjadi murid, memperhatikan
perkembangan mereka dan juga mendorong mereka ke dalam pertumbuhan.
1.
Team work ini terdiri dari dua atau
tiga orang yang dilatih oleh seorang pemimpin. Setelah itu mereka akan
merencanakan arah pelayanan itu dibantu oleh Parhalado, khususnya pendeta dan
paniroi NHKBP. Para pemimpin ini mendengar dari Allah hal-hal yang harus mereka
lakukan. Hal itu akan melahirkan visi yang jelas dan tepat untuk huria yang
mereka layani. Setelah itu team work ini akan mendefinisikan arahan, dan
memfokuskannya terhadap huria yang mereka layani.
- Team
work ini harus mengenal dengan baik huria yang mereka layani. Mereka
mengenal HKBP dengan seluruh tradisi di dalamnya. Mereka juga harus
mengenal dengan baik pribadi-pribadi yang mereka layani. Apa yang menjadi
kebutuhannya, dan mereka menyatu dengan orang yang dipimpinnya. Mereka
juga harus memahami kebutuhan, penderitaan dan kelemahan mereka sendiri
dan orang yang mereka layani. Itulah sebabnya kelompok ini haruslah
kelompok kecil, agar dapat saling memperhatikan satu sama lain.
- Team
work ini diharapkan mempersiapkan lingkungan dimana mereka melayani
sehingga suasana pelayanan menjadi kondusif bagi pelayanan itu sendiri.
Para pemimpin membuat pendekatan kepada pendeta, para sintua dan para
pengurus kategorial lainnya, khususnya para guru sekolah minggu. Mereka
harus memberikan sosialisasi tentang pelayanan pemuridan itu kepada
setiap orang yang berperan di dalam huria secara proporsional. Di samping
itu, para pemimpin yang merupakan team work ini, memaparkan arah
pelayanan dan merencanakan pelayanan itu bersama-sama orang yang
dilayani.
- Team
work merubah mind set pelayanan dari orientasi program ke
arah orang. Para pemimpin menolong orang yang dilayani agar melayani
dalam substansi sharing life ketimbang program.
- Team
work mengembangkan calon pemimpin secara intensional
- Team
work akan mengadakan out reach. Team work merencanakan strategi
untuk mencapai orang-orang yang belum dilayani di dalam pemuridan. Dengan
demikian kita bisa menjangkau orang yang berbakat menjadi berkat bagi
bagi sesamanya, dan pada akhirnya bagi huria. Akhir dari semuanya itu
ialah terbentuk team work baru yang siap diutus untuk melayani orang
lain.
- Teamwork
ini melayani tanpa batas waktu periodik.
Hasil dari Pemuridan :
1. Adanya satu generasi
pelayan yang berjalan bersama dengan Allah, bekerja untuk Allah dan menjangkau
orang yang belum dilayani.
( I Tes 1:3 )