31/08/17

Tempat Perteduhan


Tempat Perteduhan

Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun.
 Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
Mazmur 90:1 – 2

Mazmur bacaan kita ditulis oleh Musa hamba Allah itu. Bagi Musa Allah Israel adalah tempat perteduhan. Karena ia tidak punya negeri sendiri. Kita tahu ia melarikan diri dari Mesir oleh karena membunuh seorang Mesir dalam rangka membela seorang Israel. Di negeri Midian ia adalah pendatang. Ia memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, dengan janji akan masuk ke Tanah Kanaan. Namun kita tahu bahwa Musa tidak masuk ke Tanah Kanaan. Jadi sangat tepat jika kita mengatakan bahwa Allah adalah tempat tinggal dan tempat perteduhan bagi dia.

Bukan hanya Musa yang membuat Allah adalah tempat perteduhan baginya. Abraham pun adalah seorang pendatang di negeri Kanaan. Bahkan hingga matinya, ia hanya memiliki tanah pekuburan bagi keluarganya di Tanah Kanaan tersebut. Jadi benarlah kata Musa, bahwa Allah adalah tempat perteduhan bagi orang percaya, dari generasi ke generasi turun temurun. Dengan jalan demikian kita pun dapat mengatakan bahwa Allah pun adalah Allah bagi kita sampai sekarang ini.

Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita bukan  berasal dari dunia ini, sama seperti Dia tidak  berasal dari dunia ini. Cf Yohanes 17:16. Kita adalah pendatang di dunia ini. Kitab Kidung Jemaat HKBP nomor 258:3 pun mengatakan hal yang sama: “… dan teguhkan nafsuku. Hingga aku orang dagang, hidup yang senang” Jadi dengan demikian kita dengan penuh keyakinan bahwa Allah itu adalah tempat perteduhan kita. Kita bukan dari dunia ini, kita adalah warga kerajaan surga cf Filipi 3:20. Sementara kita belum tiba di negeri surgawi yang dijanjikan itu, maka kita adalah pendatang di dunia ini. Di dunia ini, Allah adalah tempat tinggal bagi  kita.

Di zaman dahulu, Tempat Perteduhan dimaknai sebagai sebuah benteng. Pada waktu itu benteng sekaligus adalah tempat tinggal para raja. Oleh karena di dalamnya ada istana raja, maka benteng itu adalah satu komplek yang luas dan memang tempat tinggal yang aman bagi para raja dan anak-anaknya. Lebih dari rasa aman yang dialami para raja dengan keluarganya, yang tinggal di benteng tersebut, adanya rasa aman bagi kita yang membuat Allah sebagai Tempat Perteduhan.

Berbicara tentang rasa aman tinggal dari dalam satu tempat, kita dapat menyetir perkataan Rasul Paulus kepada Jemaat Filipi yang mengatakan: “Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran, itulah yang memelihara hati dan pikiranmu di dalam Kristus Yesus Tuhan kita” Filipi 4:7. Kata memelihara dalam ayat kutipan itu dalam bahasa Inggris disebut garrison. Kata ini adalah sebuah istilah militer. Bahasa militer disebut garnisun dalam bahasa Indonesia. Sementara garnisun adalah pasukan yang ditempatkan untuk mengawal sebuah kota.

Jika hati kita dikawal oleh garnisun surgawi, adakah yang dapat mengalahkan garnisun surgawi itu? Oleh karena itu tidak ada kuasa apa pun yang dapat meraih kita. Sementara itu ada damai sejahtera Allah yang melampaui akan dan pikiran menjaga hati kita. Oleh karena itu kita dapat menyanyikan lagu ini dengan segenap hati: “ it is well with my soul, it is well it is well with my soul.” “Nyamanlah jiwaku, nyamanlah nyamanlah jiwaku” sonang do sonang do “dipasonang tongtong rohangkon.”

30/08/17

Undangan


Undangan

Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.
Lukas 14:17

Tatkala perjamuan diadakan, maka undangan pun disebarkan. Para kurir dikirim untuk menebarkan undangan. Allah telah mengadakan pesta perjamuan keselamatan. Keselamatan itu diadakan-Nya di dalam Kristus  Yesus. Barang siapa yang diundang, dipersilahkan untuk menikmati dengan cuma-cuma keselamatan yang telah disediakan.

Sayang seribu kali sayang, tidak semua orang memberi respon yang benar, atas undangan yang sudah disebar tersebut. Ada orang yang memberi alasan sehingga  mereka tidak dapat hadir di dalam persta perjamuan tersebut. Menarik untuk disimak, ada orang tidak mau menghadiri pesta perjamuan yang diselenggarakan seorang raja. Mengapa hal tersebut dapat terjadi. Jiak Sang Ratu Ingrris mengundang saudara untuk hadir di pesta pernikahan dari cucu Sang Ratu, masakan kita berdalih untuk tidak menghadiri pesta perjamuan tersebut.

Namun jika raja yang mengundang kita itu tidak kita kenal dengan baik, maka ada kemungkinan kita tidak akan menghadiri pesta pernikahan tersebut. Misalnya seorang kepala suku di Papua mengundang saudara untuk hadir dalam pesta pernikahan anaknya, ada kemungkian besar, saudara tidak akan hadir di pesta tersebut. Hal yang sama terjadi di dalam kisah yang dituturkan di dalam Injil Lukas pasal 14 ini.

Orang yang menolak undangan itu tidak mengenal Allah yang menyediakan keselamatan bagi umat manusia. Agama-agama di dunia  ini mengajarkan bahwa Allah yang mereka sembah adalah Allah yang menuntut manusia menyediakan keselamatan bagi diri  umat manusia itu sendiri. Oleh pengajaran yang berulang-ulang, orang pada akhirnya tidak pernah lagi mampu untuk melihat akan adanya keselamatan yang disediakan secara gratis bagi orang yang memerlukannya.

Namun satu hal yang pasti dalam nas kita ialah: pesta perjamuan yang menyajikan keselamatan itu tetap dihadiri orang banyak. Secara defakto orang yang diundang itu adalah orang Israel, teristimewa adalah orang Farisi dan ahli Taurat. Namun bagi mereka keselamatan adalah karya manusia. Karena itu mereka menolak hal yang cuma-cuma. Namun pesta tetap  berjalan. Orang yang hadir di pesta itu tetap jumlahnya banyak. Ternyata penolakan orang Yahudi terhadap undangan menikmati keselamatan, membuat bangsa-bangsa mendapat giliran untuk diperhatikan. Sekarang semua bangsa telah mendapatkan akses ke dalam keselamatan yang disediakan Allah secara gratis kepada setiap orang yang memberi tanggapan yang benar atas undangan tersebut.

Satu pertanyaan yang perlu diajukan kepada kita ialah: apakah kita telah menerima undangan untuk datang menikmati pesta perjamuan keselamatan yang disediakan Allah? ada orang yang mengatakan: kapankah undangan itu diberikan kepada kita? Jawabannya ialah: tatkala firman diberitakan, itu adalah saat undangan diberikan. Martin Luther memberi makna tentang pengakuan iman rasuli bagian ketiga mengatakan: Roh Kudus memanggil aku melalui pemberitaan firman Allah. Jadi setiap kebaktian diselenggarakan, itu adalah satu undangan untuk menikmati keselamatan dari Allah. Keselamatan sudah tersedia bagi kita.

29/08/17

Maklumat



Maklumat

Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: "Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu!
Daniel 6:26

Kisah Nabi Daniel dimasukkan ke dalam gua singa, adalah sesuatu yang familiair bagi kita. Nas kita adalah satu maklumat, sebuah pengumuman yang dikeluarkan Raja Darius. Adalah baik jika kita mengikutkan nas yang berisikan maklumat tersebut di dalam renungan kita pada pagi hari ini. Nas itu bunyinya sebagai berikut: “Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir.” Ayat 27.

Maklumat itu dikeluarkan oleh karena Daniel selamat dari ancaman maut yang dirancang oleh para pembencinya. Dengan maklumat itu, Allah orang Israel diperkenalkan ke seantero dunia yang dikenal pada waktu itu. Satu hal yang kita harus garisbawahi di dalam renungan ini ialah: Allah Israel dikenal sebagai Allahnya Daniel diseantero dunia pada waktu itu. Jika ingin mengenal Allah yang  hidup, Allah yang bertindak untuk menyelamatkan orang yang percaya kepada-Nya, maka kenallah Allahnya Daniel.

Oleh karena kisah yang dituturkan adalah tentang Allahnya Daniel, oleh Raja Darius pada waktu  itu, maka kita pun dapat melihat bahwa Raja Dairus sebagai penguasa tun ggal di dun ia yang dikenal pada waktu itu, maka ia pun dapat dikatakan menjadi perlambang dari penguasa tunggal alam semesta, yakni Allah Daniel. Dialah yang memerintahkan agar seluruh bmi bertambah-tambahlah kesejahteraannya. Jika bagi Darius hal itu adalah berupa harapan  belaka, bagi Allahnya Daniel, hal itu adalah sebuah keniscayaan. Ia dapat membuat hal tersebut menjadi kenyataan.

Melalui Daniel, Allah dikenal orang sebagai Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya, pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dengan maklumat ini, Raja Darius juga mengakui akan pemerintahan Allahnya Daniel. Pemerintahan Darius tidak dapat dibandingkan dengan pemerintahan Allah Daniel yang kekal dan tidak berkesudahan. Semuanya itu muncul di permukaan oleh karena Daniel yang setia kepada Allahnya dan tetap  berpegang teguh kepada firman Allahnya.

Hal ini menjadi sebuah pelajaran yang berharga bagi kita. Adakah orang lain mengenal Allah kita di dalam hidup ini? Atau dengan perkataan lain, adakah anak-anak yang dipercayakan kepada kita, atau karyawan yang ada di bawah kendali kita, mereka mengenal Allah yang kita percayai melalui kehidupan keseharian kita? Dengan cara itu kita telah menebarkan pengenalan akan Tuhan Yesus ke dalam lingkungan kita.

Seorang wanita tua berusia 75 tahun menghadiri sebuah kebaktian kebangunan rohani. Pelayanan yang didapatkannya dalam KKR itu sangat mendalam di hatinya. Ia bertanya kepada hamba Tuhan itu: apakah ia dapat memperkenalkan Kristus yang diterimanya kepada para anak sekolah Minggu?

Pendeta itu merasa tidaklah mungkin ia dapat menjadi guru sekolah Minggu. Ia berkata: mari kita berdoa untuk pelayanan yang pas untuk dirinya. Di satu hari, ibu itu sedang memotong bunga yang dia tanam di kebun di depan rumah. Seorang pelajar dari Tionghoa lewat. Ibu itu menyapa pemuda itu dan mengajaknya minun teh di rumahnya. Ibu itu menuturkan kesaksiannya kepada pemuda tersebut. Pemuda itu terkesan dan bertanya bisakah ia datang lagi untuk mendengar kisah ibu tua tersebut. Ibu itu berkata: silahkan datang dan ajak temanmu datang bersama.

Di  Minggu kemudian, pemuda itu datang dengan mengajak seorang teman. Mereka mendengar kisah ibu tua itu. Pada akhirnya, ada 70 orang pemuda Tionghoa telah mendengar kesaksian ibu tua itu, mereka pun pada akhirnya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka secara pribadi. Jika ibu tua yang sudah berusia 75 tahun masih dapat dipakai Tuhan sebagai alat di tangan-Nya sebagai alat untuk memberitakan Injil, maka saudara dan saya pun dapat juga dipakai-Nya. Agar hal itu dapat terlaksana, maka kenalilah Allahmu, biasakan mempercayai Dia dan memuji Dia dan memberitakan Dia dalam kehidupan sehari hari. Biarlah orang mengenal Allah itu sebagai Allah saudara.

28/08/17

Mengampuni


Mengampuni

Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia."
Lukas 17:4

Status kita di dunia ini adalah anak Allah. Jiak kita adalah anak Allah, maka yang direfleksikan dari dalam kehidupan ini adalah pribadi Allah. Buakankah ada pepatah yang mengatakan: like father like son. Seorang bapa dikenal dari kehidupan anaknya. Salah satu dari sifat Allah yang dapat kita ingat secara gamblang ialah: Ia adalah Allah Yang Mahapengampun. Sejauh Timur dari Barat dijauhkannya pelanggaran kita. Itu kata pemazmur.

Oleh karena Allah kita adalah Pengampun, maka orang Kristen pun pada hakekatnya adalah pengampun sama seperti bapanya di surga. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajarkana nas kita ini kepada para muridnya. Tidak ada limit dari pengampunan itu. Berapa kali teman meminta ampun, kita pun harus mengampuni dia, sebab Allah pun sudah mengampuni dia. Kisah pengampunan di bawah ini menuturkan kisah pengampunan yang tiada batasnya

Pada suatu hari, di ruang pengadilan, wanita yang umurnya kira-kira 70 tahun, dengan wajah yang menggambarkan goresan penderitaan bertahun-tahun. Di kursi terdakwa, duduk Mr. Van der Broek, dinyatakan bersalah telah membunuh anak laki-laki dan suami wanita tersebut. Beberapa tahun yang lalu, laki-laki itu datang ke rumah wanita itu. Ia mengambil anaknya, menembaknya dan membakar tubuhnya.Beberapa tahun kemudian, ia kembali lagi. Ia mengambil suaminya. Dua tahun wanita itu tidak tahu apa yang terjadi dengan suaminya. 

Kemudian, van der Broek kembali lagi dan mengajak wanita itu ke suatu tempat di tepi sungai. Ia melihat suaminya diikat dan disiksa. Mereka memaksa suaminya berdiri di tumpukan kayu kering dan menyiramnya dengan bensin. Kata-kata terakhir yang didengarnya ketika ia disiram bensin adalah, “Bapa, ampunilah mereka.” Belum lama berselang, Mr. Van den Broek ditangkap dan diadili. Ia dinyatakan bersalah, dan sekarang saatnya untuk menentukan hukuman. Ketika wanita itu berdiri, hakim bertanya, “Jadi, apa yang Anda inginkan? Apa yang harus dilakukan pengadilan terhadap orang ini yang secara brutal telah menghabisi keluarga Anda?” Wanita itu menjawab, “Saya menginginkan tiga hal. Pertama, saya ingin dibawa ke tempat suami saya dibunuh dan saya akan mengumpulkan debunya untuk menguburkannya secara terhormat.” 

Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan,  “Suami dan anak saya adalah satu-satunya keluarga saya.Oleh karena itu permintaan saya kedua adalah, saya ingin Mr. Van den Broek menjadi anak saya. Saya ingin dia datang dua kali sebulan ke ghetto (perumahan orang kulit hitam) dan melewatkan waktu sehari bersama saya hingga saya dapat mencurahkan padanya kasih yang masih ada dalam diri saya.” 

Dan, akhirnya,” ia berkata, “permintaan saya yang ketiga. Saya ingin Mr. Van den Broek tahu bahwa saya memberikan maaf bagi dia karena Yesus Kristus mati untuk mengampuni. Begitu juga dengan permintaan terakhir suami saya. Oleh karena itu, bolehkah saya meminta seseorang membantu saya ke depan hingga saya dapat membawa Mr. Van den Broek ke dalam pelukan saya dan menunjukkan padanya bahwa dia benar-benar telah saya maafkan.” Ketika petugas pengadilan membawa wanita tua itu ke depan, Mr. Van den Broek sangat terharu dengan apa yang didengarnya hingga pingsan. Kemudian, mereka yang berada di gedung pengadilan – teman, keluarga, dan tetangga – korban penindasan dan ketidakadilan serupa – berdiri dan bernyanyi: "Amazing grace, how sweet the sound that saved a wretch like me. I once was lost, but now I'm found. 'Twas blind, but now I see.

26/08/17

Dengar-dengaran



Dengar-dengaran
Yesaya 51:1 – 8

Helen Keller seorang filsuf terkenal dari Amerika Serikat, seorang yang tuli, buta dan bisu sejak kecil, pernah mengatakan: orang yang paling malang di dunia ini ialah orang yang punya telinga tetapi tidak mendengar, punya mulut tetapi tidak bisa bicara, punya mata tetapi tidak melihat. Kita bisa berada di dalam keadaan seperti itu sekarang ini. Kita diminta untuk dengar-dengaran.

Orang Israel diminta untuk mendengar Allah yang berfirman. Mereka diminta untuk dengar-dengaran kepada apa yang dikatakan Allah terhadap mereka yang terbuang di Babel. Kepada mereka diingatkan akan nenek moyang mereka yang dipanggil Allah keluar dari Mesopotamia dan dibawa ke Tanah Perjanjian Tanah Kanaan. Mereka diminta untuk merenungkan janji Allah atas nenek moyang mereka yang membawanya kepada Tanah Perjanjian.

Menarik untuk disimak, permulaan janji Allah kepada bangsa Israel adalah di dalam diri Abraham. Dari sisi kita, permulaan dari pengalaman kekristenan kita ialah Baptisan dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Marilah kita sejenak mendengarkan Allah yang bertindak di dalam baptisan kita, dimana itulah permulaan dari pengalaman kita dengan Kristus Yesus Tuhan kita.

Apakah yang jadi makna dari Baptisan yang kita terima? Banyak orang merasa bahwa baptisan kita itu adalah sesuatu yang terjadi di masa lalu. Namun pada hakekatnya baptisan itu adalah sesuatu yang sangat aktual di dalam kehidupan kita. Kita dapat belajar dari Martin Luther yang pernah mengatakan bahwa air baptisan kita itu mengikut kita dari belakang. Jadi jika kita jatuh ke dalam dosa, maka kita jatuh ke dalam air baptisan kita.

Martin Luther mengatakan hal itu dengan mengutip ayat yang dikatakan Paulus, bhe air dari batu yang dipukul Musa di padang gurun terus mengikuti orang Israel di sepanjang perjalanan mereka di padang gurun. Batu karang itu adalah Kristus Yesus. Jadi baptisan itu adalah satu tindakan Allah yang memasukkan kita ke dalam Kristus Yesus. Pengalaman Kristus menjadi pengalaman kita. Kristus mati kita ikut mati bersama dengan Dia. Kristus dikuburkan kita pun turut dikuburkan bersama Dia. Ia bangkit kita juga turut bangkit, Ia naik ke surga, kita juga turut dinaikkan ke surga.

Dengarkanlah akan ajaran itu dan buatlah hal tersebut menjadi pengalaman saudara dan saya secara pribadi. Allah yang membuat itu menjadi pengalaman pribadi saudara sendiri. Sama seperti orang Israel melihat dan mendengar apa yang dilakukan Allah di dalam diri Abraham leluhur mereka, lihat dengar dan ungkapkanlah pengalaman saudara di dalam baptisan yang saudara sudah terima di masa lalu.

Di dalam baptisan itu ada keselamatan. Keselamatan itu bukan sesuatu yang diperuntukkan bagi orang Kristen semata-mata. Keselamatan itu juga diperuntukkan bagi bangsa-bangsa. Hal itu juga disuarakan nas kita di dalam ayat 4-6. Bangsa-bangsa mengarapkan keselamatan yang sudah didepositkan di dalam diri kita. Itu sebabnya kita harus menerapkan baptisan yang kita alami. Tujukkanlah ke dalam dunia, bahwa saudara sudah mati dari dosa, dan hidup di dalam dunia yang baru. Kita bahkan telah diberi tempat bersama dengan Kristus di surga (Efesus 2:6), sehingga dosa tidak lagi dapat menjangkau kehidupan kita. Kita adalah orang yang lebih dari pemenang karena kita telah dibaptis di dalam Kristus Yesus.

Dengar juga yang disuarakan nabi Yesaya di dalam ayat 7-8 yang mengatakan bahwa keselamtan itu akan segera akan datang. Kita yang dengar dengaran kepada firman Allah di dalam baptisan kita menyuarakan bahwa Kristus pun akan datang kelak untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Kristus tidak hanya naik ke surga, tetapi Ia akan datang kelak untuk menerapkan keselamatan yang sudah kita terima itu. Baptisan menunjuk bahwa kita telah mati dan bangkit bersama Kristus. Pengalaman Kristus menjadi pengalaman kita.

25/08/17

Doa Jemaat



Doa Jemaat

Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.
Kisah Para Rasul 4:29

Jemaat mula-mula mendapat tekanan dari penguasa agama orang Yahudi pada waktu itu, juga dari penguasa Romawi. Sebagai respon Jemaat atas tekanan tersebut, Jemaat menaikkan doa syafaat. Jawaban Allah atas doa syafaat Jemaat tersebut ialah: turunnya Roh Kudus atas mereka, lalu dengan berani mereka memberitakan Injil sebagai diutarakan di dalam ayat 31.

Di sepanjang zaman, Gereja mengalami tekanan dari penguasa dunia, supaya tidak memberitakan Injil Yesus Kristus. Namun fakta mengatakan bahwa semakin di babat semakin merambat. Ada banyak kisah penekanan seperti ini banyak dialami Gereja di sepanjang zaman. Salah satunya ialah: negeri Uni Soviet. Stalin penguasa diktator di negeri itu pernah memerintahkan agar UUD dasar negara itu mengatur bahwa anak yang lahir di dalam satu kelurga pertama-tama adalah anak negara. Orangtua dilarang untuk mengajarkan kepada anak negara sesuatu  yang bertentangan dengan ideologi negara, yakni komunisme.

Dengan aturan itu, diharapkan satu hari kelak, akan sirna agama dari Uni Soviet, oleh karena tidak ada pengajaran agama terhadap generasi muda. Namun bukan agama Kristen yang sirna dari negeri Rusia, melainkan Negera Uni Soviet yang sirna yang sirna dari muka bumi. Dituturkan orang Rusia biasanya senang melihat anak-anak. Orang Kristen membawa anak-anaknya ke taman dan melepaskan mereka sendirian. Orang akan bertanya dimana orangtua mereka. Lalu mengajak anak itu menemukan orangtuanya. Pada waktu dituntun itu, sang anak memasukkan traktat iman Kristen ke kantong orang dewasa yang menuntun mereka. Orangtua tersebut tersebut tahu akan hal itu. Lalu dikemudian hari ia sadar akan traktat tersebut. Begitulah salah satu cara Gereja mengabarkan Injil di negeri tirai besi tersebut.

Kisah lain juga kita temukan dalam sejarah Gereja Toraja. Ada seorang missionaris datang ke Tanah Toraja. Ada kebencian terhadap missionaris di sana. Lalu ada dua orang penjahat yang diperintahkan untuk membunuh missionaris tersebut. Sebelum dibunuh, missionaris itu meminta agar dia diperkenankan lebih dahulu berdoa, lalu ia pun dibunuh. Karena missionaris itu adalah orang Belanda, pemerintah Hindia Belanda memburu penjahat itu dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Keduanya dipenjara di Nusa Kembangan. Di sana salah satu orang itu bertobat dan pada akhirnya bebas dari penjara. Ialah orang pertama dari orang Toraja yang menjadi Kristen. Lalu pada akhirnya Gereja Toraja pun berdiri. Darah orang martir itu adalah benih bagi pertumbuhan Gereja. Itulah  motto sekarang ini di ladang missi.

Bagaimana dengan saudara dan saya, adakah partisipasi kita di dalam memberitakan Injil di dunia ini. Minimal berdoa seperti Jemaat mula-mula, sehingga Roh Kudus turun atas orang tertentu dan dengan berani memberitakan Injil.

24/08/17

Diutus


Diutus

Dan baiklah sampaikan keju yang sepuluh ini kepada kepala pasukan seribu. Tengoklah apakah kakak-kakakmu selamat dan bawalah pulang suatu tanda dari mereka.
I Samuel 17:18

Daud disebut orang sebagai prototype dari Tuhan Yesus. Daud mengerjakan pekerjaan yang pada akhirnya digenapi oleh Tuhan Yesus dikemudian hari. Nas kita pada pagi hari ini berbicara tentang tugas yang diberikan ayahnya Daud untuk mengetahhui keberadaan saudara-saudaranya Daud di medan pertempuran, antara Israel dengan Filistin. Ia juga diperintahkan untuk memberi laporan kepada bapanya tentang keberadaan dari saudara-saudaranya itu. Persis seperti itulah yang dilakukan Yesus, tatkala Ia hadir di dunia ini.

Satu hal yang menarik dari kisah Tuhan Yesus menyelamatkan umat manusia, ialah: Tuhan Yesus menyebut para murid itu sebagai saudara. Hal itu jelas terlihat di dalam nas ini: “Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Yohanes 20:17. Dalam Bibel bahasa Batak kata yang dipakai adalah anggiuntuk kata saudara. Satu tanda kekerabatan yang sangat jelas.

Yesus diutus dari surga untuk melihat keberadaan umat manusia. Ia dibekali dengan berkat, sebagaimana Daud diberkati dengan berkat jasmani pada waktu itu. Yesus melihat keberdosaan manusia, maka Ia mengambil tindakan untuk memenangkan pertempuran umat manusia melawan dosa, sebagaimana Daud memenangkan pertempuran melawan Filistin yang gagah berani itu. Namun kita harus menggarisbawahi bahwa karya Yesus jauh lebih besar dari pada karya Daud. Daud tidak mati dan bangkit dari antara orang mati dan naik ke surga untuk membenarkan orang berdosa, sebagaimana Yesus kerjakan bagi kita.

Tidak dituturkan di dalam nas kita, tentang laporan yang diberikan Daud kepada bapanya, mengenai keadaan dari saudara-saudaranya di medan perang. Namun kita tahu bahwa Yesus naik ke surga untuk memberitahukan kepada Bapa-Nya tugas yang diemban-Nya di dunia. Yesus mengatakan di dalam Injil Yohanes, keperigan-Nya ke surga berhubungan dengan kebenaran. Hal itu menandakan bahwa Ia dibenarkan di surga tentang karya-Nya atas umat manusia. Seandainya karya  itu tidak diterima di surga, maka Ia harus kembali ke bumi, karena karya-Nya ditolak. Itulah kebenaran, karya Yesus diterima di surga sebagai karya yang mendamaikan surga dan umat manusia yang berdosa.

Nas kita menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kita. Daud dapat merefleksikan karya Tuhan Yesus. Jika Daud dapat merefleksikan karya Tuhan Yesus, maka kita pun dapat melakukan hal yang sama. Tuhan Yesus mengatakan di dalam doa syafaat-Nya yang dicatat di dalam Injil Yohanes pasal 17 mengatakan: “Sama seperti Bapa me ngutus Aku ke dalam dunia, demikianlah kamu juga Aku utus ke dalam dunia. Kita punya tugas untuk membagikan berkat yang didepositkan di dalam Injil untuk dibagikan kepada saudara-saudara kita yang ada di dalam pertempuran melawan dosa dan maut.

Jadi terlintas di dalam benak ini syair Buku Nyanyian  HKBP yang mengatakan: sulingkit rohami manang na piga naung niarahonmi tu Debata – tanya nuranimu, sudah berapa yang kau arahkan kepada Allah. Adakah orang yang saudara menangkan di dalam pertempuran rohani di dalam hidup yang saudara jalani?

23/08/17

Anak Pengiburan



Anak Penghiburan

Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Kisah Para Rasul 4:36 – 37

Yusuf dengan sebutan Barnabas, mendapat gelar sebagai anak penghiburan. Ia menjual ladangnya dan hasil penjualan itu diserahkan pada para rasul, untuk dipakai demi kepentingan bersama. Ada satu hal yang aneh di dalam kisah ini, seorang Lewi dapat memiliki sebidang tanah, pada hal hukum Taurat mengatakan bahwa Orang Lewi tidak memiliki tanah. Orang Kristen mula-mula itu memiliki persekutuan yang sangat indah, karena mereka benar-benar menerapkan kepemilikan adalah milik bersama. Orang komunis sekali pun, yang menyuarakan kepemilikan bersama, tidak dapat menerapkan hal itu seperti orang Kristen mula-mula.

Kita kembali ke Yusuf sebagai anak penghiburan. Karunia yang ada padanya ialah membawa penghiburan kepada orang yang sedang galau atau sedang berduka. Kita akan melihat apa yang dilakukan anak penghiburan ini terhadap sesamanya yang membutuhkan penghiburan. Saulus berjumpa dengan Tuhan Yesus di jalan menuju Damsyik. Para saudara di sana mengeluarkan Paulus di dalam keranjang, karena dicari-cari orang Yahudi untuk ditangkap. Saulus pulang ke tanah kelahirannya di Tarsus. Dan tidak ada lagi orang yang memperdulikannya. Tetapi anak penghiburan ini, yang namanya juga Barnabas, mendatangi saulus di Tarsus. Saulus telah merubah namanya menjadi Paulus. Barnabas, anak penghiburan itulah yang pertama-tama mempedulikan Paulus dan mengajaknya untuk bersama melayani di Antiokia. Kisah 11:25.

Pada mulanya Lukas menuliskan nama kedua orang ini, dimulai dengan Barnabas barulah saulus. Tetapi lama kelamaan peran saulus semakin dominan, lalu urutannya terbalik, jadi Paulus dan Barnabas. Di sini kita temukan kerendahan hati dari si anak penghiburan. Ia merelakan orang lain di depan menggantikan dia. Tugasnya adalah dalam rangka menghibur Paulus yang dalam keadaan sendiri, pada hal Tuhan Yesus telah memanggil dia menjadi rasul Kristus untuk bangsa-bangsa.

Kisah lain yang dilakukan anak penghiburan ini ialah dengan rekan sekerja mereka Markus. Paulus dan Barnabas berbeda pendapat tentang Markus. Paulus tidak setuju Markus turut dalam rombangan mereka. Hal itu disebabkan Markus pernah meninggalkan pelayanan. Cf Kisah 15:37-39. Paulus akhirnya berpisah dengan Barnabas. Sementara Barnabas membawa Markus di dalam rombongannya. Markus memang ada kesalahannya, Paulus tidak setuju dengan keberadaan Markus. Tetapi Barnabas memberi kesempatan kedua kepada Markus. Pada akhirnya Markus pun masuk kembali ke dalam rombongan Paulus. Hal ini terlihat dari pesan Paulus kepada Timoteus seperti yang tertera di bawah ini: “Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.” II Timoteus 4:11.

Barnabas menghibur Saulus yang sudah sendirian dan tidak punya peran di dalam Pekabaran Injil. Akhirnya Paulus menjadi rasul besar. Peran Anak penghiburan itu tidak dapat diabaikan dalam kisah Paulus bangkit menjadi rasul besar. Barnabas pun memberikan kesempatan kedua kepada Markus, sehingga ia tidak terlempar dari orbit Pekabaran Injil para rasul.

Saudara dan saya juga dapat menjadi Anak Penghiburan sama seperti Barnabas, dengan memberi perhatian pada orang yang kesepian, dan memberikan kesempatan kedua kepada orang yang membuat kesalahan. Dengan jalan itu kita telah memberikan penghiburan dari Allah yang hilang pengharapan. Jadilah anak penghiburan bagi sesama.

22/08/17

Allah Segala allah

Rabu 23 Agustus 2017

Allah Segala allah

Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;
Ulangan 10:17

Israel bangga dengan agama mereka. Allah yang mereka percayai adalah Allah perjanjian. Allah yang mengikat perjanjian dengan bangsa Israel. Ada pun isi perjanjian Israel dengan Allahnya ialah: Yahweh adalah Allahnya Israel dan Israel adalah umatnya Yahweh. Israel menjadi umat-Nya Yahweh adalah berdasarkan pemilihan yang dilakukan Allah atas mereka. Bukan karena keberadaan bangsa itu, maka mereka dipilih Allah menjadi umat-Nya.

Israel seharusnya bangga dengan pemilihan mereka sebagai umat Allah. Sebab hanya mereka pada waktu itu bangsa yang berbeda dengan segala bangsa di muka bumi ini. Jika bangsa-bangsa pada waktu itu mengenal ilah-ilah mereka yang banyak jumlahnya, lain dengan Israel yang Allahnya hanya satu adanya. Bukan hanya itu, Israel pun punya Allah yang tidak terlihat sementara bangsa-bangsa lain punya ilah dalam bentuk patung sembahan.

Musa mengingatkan bahwa Allah mereka adalah Allah segala allah dan Tuhan dari segala tuhan,  Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu atau pun menerima suap. Tentunya Musa sedang membandingkan ilah ilah bangsa bangsa dengan Allah Israel. Tidak ada kisah dari bangsa-bangsa yang dibebaskan ilahnya dari rumah perbudakan, sebagaimana Allah Israel lakukan kepada umat-Nya Israel. Malah ilahnya bangsa-bangsa mau menerima sogokan melalui persembahan tertentu dan dengan jalan demikian dipercaya akan memberkati umat yang percaya kepadanya. Allah Israel tidak pernah bertindak seperti itu.

Allah yang kita kenal pun adalah Allahnya Israel yang menyatakan diri di dalam diri Yesus Kristus Tuhan kita. Tidak ada yang sama seperti Allah yang kita kenal ini. Ia sendirilah yang bertindak untuk menyelamatkan kita dari perbudakan dosa, melalui kematian Yesus di kayu salib. Allah yang tidak menerima upaya manusia untuk mendapatkan keselamatan dari dosa. Ia telah menetapkan berdasarkan hukum-Nya, bahwa upah dosa ialah maut. Tidak ada orang berdosa yang dapat  membeli keselamatan dari penghukuman karena dosa, kecuali maut yang harus diterima.

Allah yang mengambil ke dalam diri-Nya di dalam Kristus penghukuman dari dosa, sehingga orang yang percaya kepada-Nya akan dihisabkan dengan Dia. Yesus mati di kayu salib karena dosa manusia. Maka orang yang percaya kepada-Nya diperhitungkan telah mati bersama dengan Kristus. Yesus dikuburkan karena kematian tersebut, orang percaya pun dikuburkan bersama dengan Kristus. Karena Kristus adalah orang benar, maka Ia pun bangkit dari antara orang mati, orang percaya pun dibangkitkan dari antara orang  mati.

Yesus pun naik ke surga, bersama dengan Yesus, orang percaya pun dinaikkan bersama dengan Kristus ke surga. Di surga Yesus pun berdoa untuk kepentingan orang percaya. Satu hari kelak, Yesus datang ke dunia ini, untuk menjemput orang percaya, yang statusnya sudah menjadi warga kerajaan surga. Tujuan dari penjemputan itu ialah: supaya dimana Ia ada, di sana pun orang percaya ada. Tidak ada Allah yang seperti itu, selain dari Allah yang kita kenal sebagai Bapa di dalam Yesus Kristus Tuhan kita.

Sebuah pertanyaan yang perlu kita renungkan ialah: turutkah saudara di dalam karya Tuhan Yesus sebagaimana diuraikan di atas? Turutkah saudara menjadi warga kerajaan surga yang akan dijemput Tuhan di hari penghakiman kelak?

21/08/17

Milik Kristus



Milik Kristus

Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.
Galatia 3:29

Bagi orang Yahudi, berada di dalam garis keturunan Abraham, adalah status yang sangat terhormat. Sebab dengan demikian ia turut ambil bagian dengan perjanjian Allah dengan Abraham. Dengan demikian ia juga turut ambil bagian dalam arak-arakan orang yang berhak untuk menerima janji Allah. Oleh karena status ini, ada orang di Jemaat Galatia yang sudah menjadi Kristen berupaya  untuk turut menjadi orang yang berada di garis orang yang berhak menerima janji Allah. Jalan yang mereka tempuh ialah menyunatkan diri. Paulus menolak upaya meniru orang Yahudi.

Paulus menekankan sisi baru dari Injil. Melalui Injil Yesus Kristus, kita menjadi milik Kristus. Jika kita menjadi milik Kristus, maka seluruh janji Allah kepada bangsa Israel menjadi bagian dari orang percaya. Di suratnya ini pun Paulus mengutarakan akan adanya Israel baru, yakni orang percaya. Kita tidak harus tunduk pada hukum Taurat, sebab Yesus telah menggenapi hukum Taurat dengan jalan menerima hukuman atas keberdosaan manusia. Ia bangkit dari antara orang mati untuk membenarkan orang percaya.

Janji Allah yang didepositkan di dalam diri Abraham ialah: berkat bagi seluruh umat manusia. Berkat itu didepositkan di dalam keturunan Abraham. Paulus di dalam surat Galatia ini, menekankan akan keturunan Abraham itu adalah sang Mesias, yang kita kenal dengan nama Kristus Yesus. Dengan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, maka kita menerima seluruh berkat rohani yang ada di dalam Kristus Yesus. Tidak ada lagi sisa berkat rohani di dalam surga, sebab semuanya telah didepositkan di dalam Kristus. Cf Efesus 1:3.

Di tempat lain Paulus membuat rincian akan harta karunia surgawi yang didapatkan di dalam Kristus Yesus. Paulus memaparkan hal itu di dalam suratnya kepada Jemaat di Efesus pasal satu. Di sana Paulus mengatakan bahwa kita adalah orang yang ditempatkan Allah untuk berdiri di hadapannya kudus dan tanpa cacat cela.

Kita juga diterima Allah sebagai anak-Nya yang kekasih di dalam Dia yang dikasihi-Nya. Kita tahu bersama bahwa Allah hanya punya Anak Tunggal, jika kita diterima sebagai anak, itu berarti kita dibuat sama seperti Anak-Nya Yang Tunggal itu. Tidakkah hal itu luar biasa. Kita tahu juga bahwa kita bisa juga jatuh ke dalam dosa. Namun bagi kita tersedia pengampunan dengan limpahnya, sesuai dengan kekayaan kasih kasih karunia-Nya.

Bukan hanya itu saja, kita pun dipersatukan dengan surga tempat tinggalnya. Sekarang kita dapat mengatakan bahwa tempat tinggal kita sekarang termasuk ke dalam ekstra teritorialnya surga. Hukum yang berlaku untuk kita sekalipun di dunia ini. Kita adalah warga kerajaan surga yang sedang ditempatkan di dunia ini. Masih dapat kita tambahkan dalam daftar ini ialah: kita mendapatkan meterai dari Allah atas segala kekayaan kasih karunia Allah tersebut.

Ini satu pelajaran berharga bagi kita. Jalan keselamatan bagi kita hanyalah satu jalan saja. Kita tidak harus berbuat apa pun untuk  selamat, selain dilahirkan kembali oleh Allah. Orang Yahudi pun tidak harus berbuat apa pun selain dilahirkan menjadi keturunan Yahudi. Terimalah keselamatan itu dengan beriman dan mengaminkan apa yang dikerjakan Yesus bagi kita. Selamat menikmati keselamatan.

20/08/17

Kasih Setia


Kasih Setia

Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya.
Ratapan 3:31 – 32       

Nabi Yeremia meratapi runtuhnya kota Yerusalem, diruntuhkan oleh kaisar Nebukadnezar dari Babel. Yeremia meratapi bangsanya yang mengalami menjadi tawanan di negeri yang jauh. Namun di dalam ratapannya itu, nabi Yeremia juga melihat kasih setia Tuhan atas bangsa tersebut. Hal itu diungkapkan di dalam nas kita. Yeremia menemukan kata rakhim dan kata khesed di dalam ratapannya tersebut.

Rahim adalah kata dalam bahasa Ibrani  untuk kasih sayang. Jadi Allah punya kasih sayang. Pada zaman dahulu kala, orang memahami bahwa rahim sang ibu tempat paling menyenangkan. Sang jabang bayi yang ada di dalam rahim itu, berada dalam suasana yang sangat menyenangkan. Ia dilingkupi oleh kasih sayang sang ibu. Di dalam rahim itu, sang jabang bayi tidak kepanasan oleh  udara panas yang dialami ibunya. Ia tidak kehujanan dan tidak didera  oleh keberadaan ibunya secara fisik. Sekarang keberadaan seperti itu ditempatkan orang di dalam diri Allah. Itulah sebabnya orang memberi kata rahim untuk kasih sayang Allah.

Yeremia melihat orang Israel masuk ke dalam rakhirmnya Allah, pada waktu mereka masuk ke dalam tawanan di negeri Babel. Di dalam rakhim Allah itu, di dalam kasih sayang Allah itu, Yehuda mengalami kasih setia Allah. Kasih Allah yang tidak pernah berubah. Jadi mereka tahu bahwa Allah memberi penghukuman bagi mereka, bukanlah karena Allah  membenci mereka, tetapi karena mereka disayangi dan dikasihi. Penghukuman dilaksanakan supaya mereka bertobat dari keberdosaannya, lalu kembali ke dalam keadaan mereka semula.

Hal yang sama pun kita alami dari Allah Bapa kita di dalam Yesus Kristus. Rasul Penulis surat Ibrani mengatakan: “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.” Ibrani 12:6-8. Anak gampang di dalam kutipan itu artinya ialah anak haram.

Kita dihajar Allah karena Ia menganggap kita ini adalah anak-anak-Nya. Jika kita bukan anak, maka kita akan bebas dari ganjaran Allah. Itulah sebabnya kita tidak boleh merasa senang,  jika kita bebas dari ganjaran yang seharusnya diterima oleh orang percaya. Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa hajaran Allah atas perilaku kita, itu adalah sebuah tanda dari kasih Allah atas kehidupan kita. Dimanakah seorang ayah tidak mengenakan disiplin pada anak-anaknya?

Orang yang bebas dari ganjaran Allah, itu berarti Allah tidak mengakui anak itu sebagai anak-Nya sendiri. Itu berarti anak-anak gampang – anak haram. Seorang anak yang lahir tidak sah secara perkawinan. Anak yang dilahirkan karena keberdosaan orang tuanya. Kita tidaklah demikian adanya. Seorang anak berhak atas kasih sayang dan kasih setia dari orang yang melahirkan kita. Sedang yang melahirkan kita adalah Allah di dalam Yesus Kristus.

Kitab Amsal mengatakan: “Bilur-bilur yang berdarah membersihkan kejahatan, dan pukulan membersihkan lubuk hati.” Amsal 20:30. Oleh karena itu bersukacitalah jika Allah mengenakan pukuan kepada kita, karena Ia ingin membersihkan kita dari keberdosaan kita.

19/08/17

Iman Yang Besar


Iman Yang Besar
Matius 15:21 – 28

Di dalam keempat Injil yang kita kenal, ada dua orang yang disebut Yesus sebagai seorang yang beriman yang besar. Orang pertama ialah: perwira di Kapernaum yang dituturkan di dalam Injil Matius 8:10b "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.” Orang yang kedua ialah perempuan dari Kanaan ini. Ternyata kedua orang ini bukanlah orang yahudi. Kita akan belajar dari peremuan Kanaan ini, rahasia dari iman yang besar di hadapan Allah.

Pelajaran pertama ialah: ia tahu siapa Dia yang kepadanya ia datang meminta pertolongan. Orang banyak mengenal Yesus sebagai rabbi dari Nazaret. Tetapi perempuan ini menyebut Yesus dengan sebutan Anak Daud. Sebutan ini adalah sebutan untuk Mesias orang Israel. Perempuan ini tentulah telah mempelajari dengan seksama apa makna dari Mesias Israel. Berdasarkan apa yang disuarakan Yesus sendiri di dalam Injil Lukas, Mesias itu ialah: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Lukas 4:18-19.

Jika Mesias datang, maka tahun rahmat Tuhan sudah tiba. Salah satu yang akan mendapatkan rahmat Tuhan itu ialah: dirinya sendiri, teristimewa anaknya yang sangat menderita itu. Dimengerti juga orang miskin yang dimaksudkan di sana bukanlah miskin secara jasmani saja, tetapi juga miskin kesehatan sama seperti anaknya. Mesias datang maka ia akan dibebaskan dari tawanan yang sedang menawan kehidupan. Demikian juga dengan penglihatan bagi orang buta secara rohani. Sebuah pertanyaan yang perlu diajukan pada kita ialah: apakah kita mengenal Mesias kita, yakni Kristus Tuhan kita itu seperti yang diutarakan Nabi Yesaya dan dikutip Tuhan Yesus di dalam nas kutipan di atas.

Pelajaran kedua yang dapat kita timba dari pengalaman perempuan ini ialah: seruannya ternyata tidak digubris oleh Tuhan Yesus. Kita dapat mengatakan Yesus diam atas permohonannya. Namun ia melihat diamnya Tuhan bukan sebagai penolakan. Ada banyak orang yang merasa diamnya Tuhan adalah sebagai sebuah penolakan. Perempuan ini mempergunakan diamnya Tuhan sebagai sarana untuk semakin mendekat dengan Tuhan. Ia malah berteriak teriak, sehingga mengganggu menurut para murid Tuhan.

Lalu Tuhan mengatakan jawaban: “Aku diutus untuk orang yang hilang dari Yerusalem.” Rasanya ini adalah sebuah penolakan Tuhan. Tetapi bagi perempuan ini, Yesus telah memberi respon. Hal itu membuat dia tersungkur di kaki Tuhan Yesus. Sekarang komunikasi telah terbuka. Perempuan itu semakin dekat dengan Tuhan. Jadikanlah pergumulan saudara sebagai sarana mendekat dengan Tuhan, seperti perempuan Kanaan ini.

Lalu Yesus mengatakan kepada perempuan itu: “Tidak baik mengambil roti bagi anak-anak dan memberikannya kepada anjing.” Kelihatannya sangat kasar, sebab perempuan itu disamakan dengan anjing. Namun disanalah terlihat puncak dari kebesaran iman perempuan ini. Ia membenarkan perkataan Tuhan Yesus. “Benar Tuhan katanya.” Lalu ia memenuhi mulutnya dengan argumen. Anjing pun mendapatkan dari remah-remah dari roti yang dimakan anak.

Perempuan itu mau mengatakan: sekali pun aku adalah anjing, tetapi anjing pun mendapatkan bagian di dalam dirimu. Inilah kata kunci bagi kita untuk memenangkan pergumulan di hadapan Allah. Sama seperti Yakub menang bergumul dengan Allah di sungai Yabok dengan membuat argumen di hadapan Allah. Penuhilah mulut saudara dengan argumen setelah membenarkan Allah untuk jalan yang disiapkannya untuk kita jalani.

Akhirnya ibu itu pun mendapatkan apa yang diperlukannya dan Yesus menyebut bahwa imannya besar. Jadilah orang yang besar imannya dengan jalan meniru perempuan ini untuk membenarkan Allah di setiap jalan yang dirintis-Nya untuk jalani.

18/08/17

Lahir Kembali


Lahir Kembali

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
I Petrus 1:3

Kita semua memahami makna dari kata lahir. Lahir itu  berarti: keluar dari satu dunia tertentu bagi sang bayi, yakni rahim ibunya. Ia keluar dari dunia itu dan masuk ke dalam dunia orang hidup. Itulah makna lahir secara harfiah. Nas kita berbicara tentang kelahiran kembali. Seseorang harus mengalami kelahiran kembali dalam menerima keselamatan. Di sisi lain, tidak ada seorang  pun di dunia ini, melahirkan diri sendiri. Senantiasa ada orang yang melahirkannya.

Kelahiran kembali bukanlah karya kita sendiri. Kita dilahirkan kembali oleh Roh Kudus yang dijanjikan Allah. Roh Kudus mengerjakannya dengan memasukkan kita ke dalam Kristus Yesus yang disalibkan di kayu salib. Tatkala Kristus bangkit dari antara orang mati, Ia bangkit dan keluar dari alam maut, lalu masuk ke dalam satu kehidupan yang baru. Oleh karena kita telah dimasukkan ke dalam Kristus, maka tatkala Ia keluar dari alam maut, kita pun dikeluarkan dari alam maut dan masuk ke dalam hidup yang baru, sebagaimana Yesus tinggal di dalamnya.

Karya itu disebut nas kita dengan sebuatan Rahmat Allah yang besar. Tidak ada kisah seperti itu pernah dilaporkan orang dilakukan ilah-ilah yang disembah agama-agama di dunia ini. Hanya Allah Israel yang kita kenal di dalam Kristus Yesus yang melakukannya di dalam sejarah orang Israel. Israel dibawa keluar dari Mesir dan dibawa masuk ke dalam Tanah Perjanjian, yakni Tanah Kanaan. Itulah merupakan analogi dari kelahiran kita kembali, dan dimasukkan ke dalam satu kehidupan yang penuh pengharapan.

Tuhan Yesus juga membicarakan tentang kelahiran kembali dengan tokoh bangsa Yahudi, yakni Nicodemus. Nicodemus tidak memahami makna dari dilahirkan kembali. Ia mengerti maknanya secara jasmani, sehingga ia tidak memahami. Yesus mengatakan bahwa kelahiran kembali itu adalah asalnya dari atas. Dari surga maksudnya. Itu berarti kelahiran kembali  bukan karya manusia, tetapi karya Allah sendiri. Roh Kudus yang mengerjakannya di dalam diri kita.

Sekarang kita sudah dilahirkan. Setiap orang yang dilahirkan mendapatkan status sebagai anak. Oleh karena yang melahirkan kita adalah Allah sendiri, maka tentulah kita ini adalah anak-anak Allah. Jika kita adalah anak, itu berarti kita akan mewarisi harta dari orang yang melahirkan kita. Petrus mengatakan di dalam nas kita pada hari ini: hidup kita adalah hidup yang penuh pengharapan. Saudara dan saya adalah pewaris kehidupan yang kekal, yang juga dimiliki Allah sendiri.

Sebagai seorang anak Allah, kita juga memiliki roh sebagai anak. Istialh yang dipakai di dalam bahasa  Inggris: spirit of sonship, - tondi haanahon dalam bahasa Batak. Salah satu wujud dari roh sebagai anak, digambarkan oleh ilustrasi di bawah ini. Ada seorang anak meminta sesuatu kepada ayahnya. Anak itu berkata: “Ayah aku mau meminta sesuatu kepada ayah, tetapi ayah harus mengatakan ya dulu atas permintaan ini, baru saya sebut apa yang saya akan minta.” Sang ayah heran akan permintaan anak tersebut. Ia berkata: “Aneh kamu, jika kau minta yang tidak tidak, masa ayah harus memberikannya?” Anak itu berkata: “ Ayah kan kenal saya, tidak akan minta yang tidak-tidak.” Ayahnya pun mengiakannya.

Hanya orang yang memiliki roh sebagai anak yang dapat datang kepada ayahnya yang dapat memohonkan seperti itu. Karena kita adalah anak yang telah diberikan roh sebagai anak, maka datanglah ke hadirat Allah dengan roh sebagai anak, bukan dengan roh pengemis. Bukankah kita adalah anak, bukankah hidup kita adalah hidup yang penuh pengharapan. Haraplah sesuatu yang besar dari Allah. 

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...