Perjanjian Allah
Kejadian 9:9 – 10
"Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu, dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi.
Perjanjian di masa Perjanjian Lama disajikan dengan semuah ritus yang berat. Dua rog yang berjanji itu akan memotong seekor binatang dan membelah dua binatang itu dari kepala sampai ke ekor. Lalu ditempatkan kedua belah potongan kurban itu sejajar satu dengan yang lain. Setelah itu kedua orang yang b erjanji itu akan mengutuki diri sendiri jika salah satu dari mereka mengingkari perjanjian tersebut. Hal ini dapat kita lihat di dalam kisah Abraham mengikat perjanjian dengan Allah. Ditulis di dalam Kitab kejadian 15:17-20.
Jika Allah mengikat perjanjian dengan Nuh di dalam nas kita, itu berarti Allah pun telah lewat dari potongan kurban itu dan bersumpah untuk taat dan setia terhadap perjanjian tersebut. Di sepanjang sejarah keselamatan, Allah tetap stia, sekalipun kita tidak setia.cf II Timoteus 2:13 “ Jika kita tidak setia, Dia tetap setia karena Ia tidak dapat menyangkal diri-Nya sendiri.
Biasanya sebuah perjanjian dibuat di antara manusia yang setara hak dan kewajibannya. Namun prakarsa dari perjanjian Allah dan manusia, tidak didasarkan pada persamaan hak antara Allah dan manusia. Allah sendirilah yang mengambil prakarsa itu dan mengikatkan diri di dalam satu perjanjian, dimana Ia lewat dari tengah tengah binatang kurban tersebut. Bukan hanya itu saja yang perlu digarisbawahi di dalam perjanjian Allah dengan Nuh. Nas kita mengatakan bahwa Allah juga melibatkan burung-burung, teernak dan binatang-bianatang liar di bumi yang bersama dengan Nuh ada di bahatera tersebut. Tidakkah hal ini sesuatu yang menghenakan kita?
Kita tahu bersama, ada pun tanda dari perjanjian itu ialah: Allah akan menggantungkan busurnya di langit. Kita menggarisbawahi kata menggantungkan. Seorang atlit sering disebut orang yang menggatungkan sarung tinjunya, raketnya, sepatu bolanya dan lain sebagainya. Hal itu sebagai satu tanda bahwa ia tidak lagi akan memakai senjatanya itu untuk bertanding di dalam pertandingan olah raga. Sekarang kita lihat Allah menggantungkan busurnya di langit, itu tandanya Allah tidak lagi akan memakai busurnya untuk memerangi manusia oleh karena keberdosaannya.
Tidak ada lagi penghukuman bagi umat manusia oleh karena keberdosaannya. Hal ini digenapi di dalam diri Kristus Yesus Tuhan kita. Paulus di dalam suratnya kepada Jemaat di Roma mengatakan: “Tdk ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” Roma 8:1. Allah setia atas perjanjian-Nya dengan umat manusia. Hanya mereka yang tidak ada di dalam Kristuslah yang akan menerima penghakiman di akhir zaman itu kelak.
Jadi bukan hanya manusia yang mengapatkan keselamatan oleh karena ketaatan dari satu orang, yakni Nuh di dalam nas bacaan kita. Hal yang sama pun dunia dengan segala kutuk yang diterimanya oleh karena keberdosaan manusia, pun mendapatkan rehabilitasi karena pembenaran manusia di hadapan Allah. Sebab dengan sangat rindu seluruh mahluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.” Roma 8:19-21.
Bersukacitlah umat manusia yang ada di dalam Kristus Yesus, sebab tidak ada lagi penghukuman bagi mereka, malah mereka akan masuk ke dalam kemuliaan anak-anak Allah. Turutkah saudara dan saya di dalamnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar