05/08/17

Lima Roti dan Dua Ikan




Lima Roti dan Dua Ikan
Matius 14:13 – 21

Ada pepatah yang mengatakan: dimana ada gula di situ ada semut. Orang senantiasa mengerumuni dia yang memenuhi kebutuhannya. Yesus pun dikerumuni orang, oleh karena Ia menyembuhkan penyakit orang banyak. Sekali pun Ia telah menyingkir ke tempat sepi, orang senantiasa mencari Dia. Orang banyak pun mengerumuni Dia di tempat yang sepi itu. Yesus pun memberikan kebutuhan orang banyak.

Karena hari sudah menjelang malam dan itu di tempat sepi, para murid menyarankan agar Yesus menyuruh mereka pulang ke rumah mereka masing masing. Mereka dapat membeli makanan di tengah jalan. Namun satu hal yang menarik ialah: Yesus tidak mau orang yang kekurangan pulang dengan tangan hampa. Ia menyuruh para murid untuk memberi mereka makan. Pada hal jumlah mereka banyak. Diperhitungkan lima ribu orang laki-laki, belum terhitung anak-anak dan perempuan.

Pelajaran apa yang dapat kita timba dari peristiwa ini? Pertama ialah: para murid diperintahkan Yesus untuk memberi orang banyak apa yang menjadi kebutuhannya. Sebelum senja merona, Yesus telah memberi kebutuhan orang banyak tentang kesembuhan dari penyakit. Sekarang mereka lapar, Yesus memerintahkan para murid untuk memberi mereka makan. Gereja sebagai partner Allah di dunia ini, juga diperintahkan Allah untuk memberi dunia ini makanan yang mereka perlukan. Hal itu dilakukan Gereja melalui pelayanan diakonianya.

Pelayanan diakonia adalah satu tindakan untuk memecah-mecahkan roti yang ada pada kita, lalu dibagikan pada orang lain. Setiap orang percaya adalah murid Tuhan Yesus. Oleh karena itu setiap orang pun mendapatkan tugas untuk membagikan apa yang ada padanya kepada sesama manusia yang tidak memiliki apa yang diperlukannya. Rasul Paulus mengatakan bahwa orang Kristen giat bekerja, demi supaya ada yang dibagikannya kepada orang lain. Inilah etos kerja orang Kristen di dunia. Kekayaan seseorang diukur Tuhan, bukan seberapa banyak yang sisa di dalam diri kita dari harta yang ada pada kita. Tetapi yang menjadi tolok ukur ialah: seberapa banyak orang yang memperoleh kehidupan oleh karena harta yang dipercayakan kepada kita.

Yesus menyuruh orang banyak itu duduk dalam kelompok-kelompok tertentu dengan jumlah tertentu pula. Yesus menghendaki ketertiban di dalam menerima berkat yang akan diberikan-Nya kepada orang banyak. Dengan duduk dengan tenang dan dalam kelompok tertentu, disitribusi makanan itu pun akan dapat terlaksana dengan tertib dan lancar. Tuhan kita menghendaki ketertiban di dalam hidup. Sekarang ini ada banyak orang percaya yang hidupnya tidak tertib, apalagi di dalam hal menjadi keanggotaan Jemaat. Ada orang yang tidak terdaftar di dalam satu Jemaat, tetapi giat di dalam Jemaat tersebut. Ada juga orang yang menjadi anggota dari dua Jemaat tertentu. Hiduplah di dalam ketertiban.

Di tangan Tuhan Yesus, apa yang tidak memadai, dapat menjadi memadai dan mencukupi, bahkan berlebih. Serahkanlah apa yang ada di dalam hidup saudara. Bisa kita katakan hal itu tidak memadai bagi masalah yang kita  hadapi. Tetapi di tangan Tuhan dengan berkatnya. Kekurangan saudara akan dijadikan-Nya menjadi kelebihan dan bahkan melimpah, sehingga orang lain pun dapat kebagian.

Dengan kisah ini kita tahu bahwa Yesus tidak hanya  memenuhi kebutuhan rohani semata-mata. Ia juga peduli dengan kebutuhan fisik saudara, dan bahkan dibuat berlimpah sama seperti yang dialami para murid ini. Yesus datang memang supaya hidup saudara dan saya berada di dalam kelimpahan. Peristiwa lima roti dan dua ikan ini adalah salah satu  bukti dari kelimpahan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...