25/08/17

Doa Jemaat



Doa Jemaat

Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.
Kisah Para Rasul 4:29

Jemaat mula-mula mendapat tekanan dari penguasa agama orang Yahudi pada waktu itu, juga dari penguasa Romawi. Sebagai respon Jemaat atas tekanan tersebut, Jemaat menaikkan doa syafaat. Jawaban Allah atas doa syafaat Jemaat tersebut ialah: turunnya Roh Kudus atas mereka, lalu dengan berani mereka memberitakan Injil sebagai diutarakan di dalam ayat 31.

Di sepanjang zaman, Gereja mengalami tekanan dari penguasa dunia, supaya tidak memberitakan Injil Yesus Kristus. Namun fakta mengatakan bahwa semakin di babat semakin merambat. Ada banyak kisah penekanan seperti ini banyak dialami Gereja di sepanjang zaman. Salah satunya ialah: negeri Uni Soviet. Stalin penguasa diktator di negeri itu pernah memerintahkan agar UUD dasar negara itu mengatur bahwa anak yang lahir di dalam satu kelurga pertama-tama adalah anak negara. Orangtua dilarang untuk mengajarkan kepada anak negara sesuatu  yang bertentangan dengan ideologi negara, yakni komunisme.

Dengan aturan itu, diharapkan satu hari kelak, akan sirna agama dari Uni Soviet, oleh karena tidak ada pengajaran agama terhadap generasi muda. Namun bukan agama Kristen yang sirna dari negeri Rusia, melainkan Negera Uni Soviet yang sirna yang sirna dari muka bumi. Dituturkan orang Rusia biasanya senang melihat anak-anak. Orang Kristen membawa anak-anaknya ke taman dan melepaskan mereka sendirian. Orang akan bertanya dimana orangtua mereka. Lalu mengajak anak itu menemukan orangtuanya. Pada waktu dituntun itu, sang anak memasukkan traktat iman Kristen ke kantong orang dewasa yang menuntun mereka. Orangtua tersebut tersebut tahu akan hal itu. Lalu dikemudian hari ia sadar akan traktat tersebut. Begitulah salah satu cara Gereja mengabarkan Injil di negeri tirai besi tersebut.

Kisah lain juga kita temukan dalam sejarah Gereja Toraja. Ada seorang missionaris datang ke Tanah Toraja. Ada kebencian terhadap missionaris di sana. Lalu ada dua orang penjahat yang diperintahkan untuk membunuh missionaris tersebut. Sebelum dibunuh, missionaris itu meminta agar dia diperkenankan lebih dahulu berdoa, lalu ia pun dibunuh. Karena missionaris itu adalah orang Belanda, pemerintah Hindia Belanda memburu penjahat itu dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Keduanya dipenjara di Nusa Kembangan. Di sana salah satu orang itu bertobat dan pada akhirnya bebas dari penjara. Ialah orang pertama dari orang Toraja yang menjadi Kristen. Lalu pada akhirnya Gereja Toraja pun berdiri. Darah orang martir itu adalah benih bagi pertumbuhan Gereja. Itulah  motto sekarang ini di ladang missi.

Bagaimana dengan saudara dan saya, adakah partisipasi kita di dalam memberitakan Injil di dunia ini. Minimal berdoa seperti Jemaat mula-mula, sehingga Roh Kudus turun atas orang tertentu dan dengan berani memberitakan Injil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...