20/08/17

Kasih Setia


Kasih Setia

Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya.
Ratapan 3:31 – 32       

Nabi Yeremia meratapi runtuhnya kota Yerusalem, diruntuhkan oleh kaisar Nebukadnezar dari Babel. Yeremia meratapi bangsanya yang mengalami menjadi tawanan di negeri yang jauh. Namun di dalam ratapannya itu, nabi Yeremia juga melihat kasih setia Tuhan atas bangsa tersebut. Hal itu diungkapkan di dalam nas kita. Yeremia menemukan kata rakhim dan kata khesed di dalam ratapannya tersebut.

Rahim adalah kata dalam bahasa Ibrani  untuk kasih sayang. Jadi Allah punya kasih sayang. Pada zaman dahulu kala, orang memahami bahwa rahim sang ibu tempat paling menyenangkan. Sang jabang bayi yang ada di dalam rahim itu, berada dalam suasana yang sangat menyenangkan. Ia dilingkupi oleh kasih sayang sang ibu. Di dalam rahim itu, sang jabang bayi tidak kepanasan oleh  udara panas yang dialami ibunya. Ia tidak kehujanan dan tidak didera  oleh keberadaan ibunya secara fisik. Sekarang keberadaan seperti itu ditempatkan orang di dalam diri Allah. Itulah sebabnya orang memberi kata rahim untuk kasih sayang Allah.

Yeremia melihat orang Israel masuk ke dalam rakhirmnya Allah, pada waktu mereka masuk ke dalam tawanan di negeri Babel. Di dalam rakhim Allah itu, di dalam kasih sayang Allah itu, Yehuda mengalami kasih setia Allah. Kasih Allah yang tidak pernah berubah. Jadi mereka tahu bahwa Allah memberi penghukuman bagi mereka, bukanlah karena Allah  membenci mereka, tetapi karena mereka disayangi dan dikasihi. Penghukuman dilaksanakan supaya mereka bertobat dari keberdosaannya, lalu kembali ke dalam keadaan mereka semula.

Hal yang sama pun kita alami dari Allah Bapa kita di dalam Yesus Kristus. Rasul Penulis surat Ibrani mengatakan: “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.” Ibrani 12:6-8. Anak gampang di dalam kutipan itu artinya ialah anak haram.

Kita dihajar Allah karena Ia menganggap kita ini adalah anak-anak-Nya. Jika kita bukan anak, maka kita akan bebas dari ganjaran Allah. Itulah sebabnya kita tidak boleh merasa senang,  jika kita bebas dari ganjaran yang seharusnya diterima oleh orang percaya. Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa hajaran Allah atas perilaku kita, itu adalah sebuah tanda dari kasih Allah atas kehidupan kita. Dimanakah seorang ayah tidak mengenakan disiplin pada anak-anaknya?

Orang yang bebas dari ganjaran Allah, itu berarti Allah tidak mengakui anak itu sebagai anak-Nya sendiri. Itu berarti anak-anak gampang – anak haram. Seorang anak yang lahir tidak sah secara perkawinan. Anak yang dilahirkan karena keberdosaan orang tuanya. Kita tidaklah demikian adanya. Seorang anak berhak atas kasih sayang dan kasih setia dari orang yang melahirkan kita. Sedang yang melahirkan kita adalah Allah di dalam Yesus Kristus.

Kitab Amsal mengatakan: “Bilur-bilur yang berdarah membersihkan kejahatan, dan pukulan membersihkan lubuk hati.” Amsal 20:30. Oleh karena itu bersukacitalah jika Allah mengenakan pukuan kepada kita, karena Ia ingin membersihkan kita dari keberdosaan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...