10/12/13

Percaya




Percaya

Aku melayani satu keluarga muda dalam satu penelahan Alkitab. Sang isteri pada mulanya bukanlah orang Kristen, ia menikah dengan suaminya karena masih ada hubungan famili. Dengan setengah hati ia mengikuti iman suaminya.

Celaka dua belas, suaminya tidak dapat memberi tuntunan iman dan contoh hidup beriman pada isterinya itu. Sehingga pada satu saat, sang isteri rindu akan imannya yang semula. Ia kembali menemui teman temannya dalam iman semula. Bahkan telah melakukan ritus keagamaannya yang semula.

Di saat kritis seperti itu, sang mertua mengundang saya untuk mengajar mereka tentang iman Kristen. Setelah menjalani pelajaran beberapa bulan lamanya, sang isteri ini membuat sebuah pengakuan pribadi kepada saya sebagai berikut: “Saya sudah memutuskan dulunya  akan meninggalkan keluarga ini, karena tidak menemukan damai sejahtera di dalam hati dalam hal iman. Ketika bapak mengatakan bahwa orang Kristen itu adalah anak Allah, saya mengatakan di dalam hati: jika saya tidak tiba pada keyakinan seperti yang digambarkan oleh bapak yang mengajar ini, maka saya akan tetap meninggalkan keluarga ini, dan kembali ke iman yang semula”.

Syukur pada Tuhan, melalui pengajaran yang disampaikan pada sepasang suami isteri ini, sang isteri pada akhirnya tiba pada satu keyakinan bahwa ia adalah benar benar anak Allah. Ia yakin bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang telah mati bagi dia orang berdosa. Ia sekarang percaya bahwa dosanya telah diampuni dan dia adalah bagian dari anggota keluarga Allah.

Alangkah indahnya dan alangkah sukacitanya hati ini mengetahui bahwa Allah memakai kita sebagai alat di tangan-Nya untuk menuturkan kasih karunia-Nya bagi orang lain, dan mereka menikmatinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...