09/06/11

Mengenal HKBP



MENGENAL HKBP
Ir Mika L Tobing

I. Pendahuluan
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi permintaan pelaksana pertemuan para guru-guru sekolah minggu, pembina remaja dan pengurus pemuda HKBP Menteng, dalam rangka menggumuli panggilan dan yang menjadi tema pertemuan, yaitu “melayani Tuhan melalui gerejaku, HKBP”. Dalam rangka tema tersebut, rupanya pelaksana pertemuan merasa perlu untuk mengenal seluk beluk HKBP. Dan memang akan sulit untuk mebicarakan ‘gerejaku’, HKBP, jika pengenalan kita akan gereja kita sendiri sangat terbatas. Namun tugas ini sangat berat dan membutuhkan penulisan bukan hanya dari para ahli tetapi juga dari mereka yang secara khusus melakukan studi dan penelitian. Jadi penulis sama sekali tidak mempunyai pretensi untuk kemampuan tersebut, namun memberanikan diri untuk menulisnya, karena sebagai awam dan sebagai anggota jemaat HKBP, selalu mepertanyakan dalam diri sendiri hakekat HKBP. Dan penulis mencoba menuliskan disini pengenalannya akan HKBP. Penulis akan mencoba menyampaikan penilaiannya yang sedapat mungkin didasarkan pada kriteria atau patokan-patokan obyektif, namun harus diakui bahwa dia tidak mungkin terlepas dari penilaian subyektif. Dengan demikian, apa yang diutarakan disini tidak harus diterima begitu saja, tergantung kepada penilaian subyektif masing-masing.
Untuk dapat mengenal sesuatu gereja, dalam hal ini HKBP, sebaiknya kita mulai dengan menyegarkan kembali pemahaman kita akan apa sesungguhnya Gereja. Bagaimana perkembangannya yang fenomenal dan kemudian sangat menyedihkan karena dilanda perpecahan-perpecahan yang terus menerus dengan segala penderitaan, airmata, kebencian, kerugian materi, kehilangan pamor bahkan terjadinya pembunuhan yang menghilangkan ribuan jiwa yang nota bene semua mengaku pengikut Kristus (baca orang Kristen).
Selanjutnya akan kita coba melihat bagaimana terbentuknya HKBP dan perkembangannya, terutama dalam perkembangan cirinya dan mencoba memahami rencana Tuhan terhadap orang Batak. Mudah-mudahan kita dapat temukan specific differentia (pembeda khusus) HKBP dari gereja-gereja yang lain, yang akan merupakan legitimasi keberadaannya (eksistensinya).

II. Hakekat Gereja

Nama-nama untuk Gereja

Ada beberapa sebutan kepada Gereja yang sekaligus menggambarkan salah satu hakekatnya. Jika kita menyebut gereja, yang kita maksud sebenarnya adalah Gereja Kristus (Ecclesia Christou) atau Gereja Tuhan (Ecclesia Theou) atau lebih tepat Gereja Kristus yang Kudus (the Holy Church of Christ). Tanpa predikat itu, istilah gereja (ecclesia) tidak mempunyai arti apa-apa karena arti aslinya adalah pertemuan.[1] Nama lain adalah: jemaat Tuhan (assembly/congregation of God), umat Tuhan (the people of God), Keluarga atau Rumah Tangga Tuhan (Household of God), Bait Allah (God’s Temple), Kerajaan Allah (basileia tou Theou), Israel yang baru, Tubuh Kristus (Corpus Christi), Pengantin Kristus (Christ’s bride), Imamat yang rajani (royal priesthood), Persekutuan Roh Kudus, komunitas orang-orang yang sudah ditebus (community of the redeemed). Dan pekerjaan Gereja juga disebut sebagai pekerjaan Roh Kudus (Holy Spirit in Action).
Gereja itu berdiri bukanlah sebagai hasil kesepakatan pengikut-pengikut Yesus untuk mendirikan suatu perkumpulan yang kemudian dinamai ‘gereja’. Tetapi semua mengaku bahwa Yesus Kristus-lah yang mendirikan Gereja-Nya dan menugaskannya (commissioned), sebelum Dia naik ke sorga, biarpun hari Turunnya Roh Kudus diterima sebagai hari lahir Gereja Kristus. Dengan perkataan lain Yesus mendirikan gereja-Nya sebelum ada anggotanya.
“Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seoerti nyala api yang bertebaran dan honggap pada mereka masing-masing.maka penuhlah mereka Roh Kudus”. (Kis. 2: 2-4). Demikianlah permulaan sejarah Gereja Kristen, yaitu waktu turunnya Roh Kudus kepada para rasul di Yerusaalem pada hari Pentakosta. Pada hari itu juga, melalui khotbah Rasul Petrus tiga ribu laki-laki dan perempuan dibaptis dan terbentuklah komunitas Kristen pertama.Tidak lama kemudian anggota-anggota Gereja Yerusalem berserak karena pengejaran yang terjadi sesudah kematian Stefanus.
Sesudah Injil sampai di Damaskus, maka disana berdirilah jemaat (ecclesia) Tuhan. Demikianlah gereja berkembang sangat pesat dengan berdirinya jemaat (gereja) di Efesus, di Galatia, di Korint, di Roma, ibukota kerajaan Romawi, dan tempat lainnya sehingga masih dalam masa hidup para rasul, gereja sudah sampai di seluruh kerajaan Romawi. Dan bahkan berkembang ke seberang perbatasan kerajaan Romawi. Misalnya, gereja tumbuh di Abesinia berkat pemberitaan Rasul Filipus. Demikian juga Rasul Tomas memberitakan Injil sampai ke India. Tetapi biarpun gereja-gereja itu berdiri di tempat-tempat itu, mereka adalah satu yaitu Gereja yang Esa, Kudus dan Am (katolik, universal, hatopan), ecclesia sancta una et catholica.[2] “Ada banyak gereja-gereja tetapi hanya satu Gereja”, demikian biasanya diungkapkan panggambaran dan kesatuan ini. Maka dalam tulisan ini, untuk gereja yang esa itu akan ditulis dengan huruf kapital sedang untuk gereja-gerja lpkal ditulis tanpa kapital.
Namun sayangnya, sejalan dengan perkembangan Gereja, kontroversi-kontroversi timbul di antara sesama orang percaya dan ajaran-ajaran sesat menyusup atau berkembang dalam jemaat-jemaat. Kontroversi timbul karena perbedaan interpretasi pemahaman ajaran Kristen dalam jemaat-jemaat. Maka dari waktu ke waktu perlu diadakan perumusan iman (credo, creeds dan konfesi).[3] Dan masih pada masa hidup para rasul, ajaran sesat atau kontroversi-kontrvesi terus ada. Hal ini dapat kita ketahui dari surat penggembalaan para Rasul yang terdapat dalam Perjanjian Baru yang mengingatkan jemaat untuk mewaspadainya. Oleh karena masalah-masalah ini sekaligus dengan perkembangan Gereja maka mulailah timbul tradisi gerejani, seperti rapat-rapat gerejani dalam bentuk konsili, sinode, konvokasi dsb dan perumusan credo, konfesi, dogma, doktrin dsb. Pertemuan para rasul di Yerusalem merupakan rapat yang pertama yang biasa disebut Konsili Apostolis (Konsili Para Rasul). Keputusan konsili itu mengikat pada Gereja Kristus. Pertemuan diadakan untuk membahas masalah-masalah yang dihadapi dan menggumuli penyelesaiannya dengan bimbingan Roh Kudus. Makanya pada akhir Konsili Apostolis itu, para rasul itu membuat pernyataan yang kalau pada kesempatan lain kedengarannya presumptious: “Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami ...” (Bibel: “Nunga sintong tu Tondi Porbadia nang tu hami hubahen hami putusan on ..”; English Bible lebih lunak sedikit: “It seemed roght to the Holy Spirit and to us ...” (Nampaknya keputusan ini benar pada Roh Kudus dan kepada kami ... ). Tetapi yang jelas rapat-rapat gerejani diadakan untuk memperoleh bimbingan dari Tuhan melalui Roh Kudus dalam perjalanannya sebagai pilgrim, sebagai eccesi in via (Gereja dalam perjalanan), mengatasi segala permasalahan yang dihadapi, dan hasilnya dirumuskan dalam bentuk kredo, konfesi, dogma, doktrin dsb, seperti disebut di atas.
Dalam rapat-rapat itu (seharusnya) tidak ada kediktatoran atau idividualisme tetapi harmoni dan persahabatan, peserta tetap bebas tetapi tidak terisolir, karena mereka disatukan dalam kasih, iman dan persekutuan sakramental. Dalam rapat gerejani yang benar, semangat harmoni dan kebebasan dapat dapat terlaksana. Dalam sidang yang benar, tidak ada seseorang anggota yang memaksakan kehendany sendiri dengan bebas kepada yang lain, tetapi masing0masing saling berkonsultasi hingga mereka dapat menjadi sehati sepikir.
Pada mulanya, yang terjadi dalam Gereja adalah pengucilan anggota jemaat yang sesat (heretic) apalagi yang menyebarkan ajaran sesat (heresy). Rasul Paulus mememerintahka orang-orang seperti itu “diserahkan kepada setan”.


[1] Penulis belum menemukan penjelasan yang memuaskan mengapa ecclesia diterjemahkan ke bahasa Batak huria.
[2] Pengakuan Iman Rasuli: “Aku percaya … adanaya satu geeja yang kudus dan am
[3] Kontroversi yang pertama dicatat pada Kis. 15:1-29

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...