29/06/12

Syafaat


Syafaat 

Mazmur 80:1-7       

80:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Kesaksian Asaf. Mazmur.
80:2 Hai gembala Israel, pasanglah telinga, Engkau yang menggiring Yusuf sebagai kawanan domba! Ya Engkau, yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar
80:3 di depan Efraim dan Benyamin dan Manasye! Bangkitkanlah keperkasaan-Mu dan datanglah untuk menyelamatkan kami.
80:4 Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.
80:5 TUHAN, Allah semesta alam, berapa lama lagi murka-Mu menyala sekalipun umat-Mu berdoa?
80:6 Engkau memberi mereka makan roti cucuran air mata, Engkau memberi mereka minum air mata berlimpah-limpah,
80:7 Engkau membuat kami menjadi pokok percederaan tetangga-tetangga kami, dan musuh-musuh kami mengolok-olok kami.

                                               
Pemazmur berdoa untuk keselamatan bangsanya. Marilah kita belajar dari pemazmur ini bagaimana sebaiknya kita menaikkan syafaat bagi persekutuan kita. Pemazmur menyebut TUHAN sebagai gembala Israel. Sangat jelas di sini pemahaman pemazmur tentang keberadaan Israel di hadapan Allah. Israel adalah milik Allah, sama seperti domba adalah milik gembala. Pemamur juga mengungkapkan karya lain dari Allah yang dia percayai. Ia mengatakan bahwa Allah telah mengiring Yusuf sebagai domba. Di sini kita melihat nama untuk Israel disebut Yusuf.

Pemazmur melihat keberadaan Israel masih di dalam perbudakan di Mesir. Orang Mesir di zaman Yusuf tentunya me ngenal orang Israel itu dengan sebutan keluarga Yusuf. Dengan sebutan itu, pemazmur melihat, jauh sebelum Israel dibebaskan dari Mesir, Allah telah menggembalakan mereka. Sebelum pemazmur mengutarakan permohonannya, ia lebih dahulu mengutip apa saja yang diperbuat Allah bagi mereka di masa lalu. Perbuaan Allah di masa lalu adalah argumen yang paling handal bagi orang beriman di dalam mengajukan pernohonannya di hadapan Allah.

Setelah mengenang perbuatan Allah di masa lalu, pemazmur melihat Allah di masa sekarang. Ia melihat Allah yang bertahta di antara para kerub. Bagi kita sekarang ini, kita juga dapat melihat Allah yang duduk di tahta kasih karunia. Penulis surat Ibrani mengajak kita untuk datang ke tahta itu dengan penuh keberanian. Cf Ibr 4:16. Jika penulis surat Ibrani mengatakan bahwa kita akan mendapatkan pertolongan, maka pemazmur ini pun sadar bahwa mereka akan mendapatkan pertolongan. Itulah sebabnya ia meminta agar Allah bersinar bagi umat-Nya Israel.

Menarik untuk disimak di sini pemazmur menyebut nama untuk Israel dengan hanya menyebut suku Efraim, Benyamin dan Manasye. Ketiga suku ini berasal dari Rahel isteri yang dikasihi Yakub. Dalam pergumulan hidup, kita dapat mengedepankan para kekasih Allah sebagai satu argumen di hadapan-Nya. Setelah itu, pemazmur menaikkan permohonan kepada Allah yang dikenalnya dalam ungkapan yang di atas. Ia berkata: “Bangkitkanlah keperkasaan-Mu dan datanglah untuk menyelamatkan kami. Ia melanjutkan permohonannya dengan meminta agar Tuhan memulihkan keberadaan mereka dengan jalan Tuhan membuat wajah-Nya bersinar atas mereka. Itu artinya Allah kembali bergirang atas umat-Nya itu. Kegirangan Allah atas mereka menjadi keselamatan mereka sendiri.

Dengan keyakinan akan datangnya keselamatan dari Allah, maka pemazmur mengatakan: “Berapa lama lagi murka-Mu menyala-nyala, berapa lama lagi kami makan roti cucuran air mata. Maksudnya makan sambil diwarnai air mata kesedihan. Berapa lama lagi Allah membuat umat-Nya menjadi percideraan tetangga dan menjadi olok-olokan bagi para tetangga tersebut. pemazmur mengatakan hal tersebut di hadapan Allah, oleh karena dia sudah punya kepastian akan keselamatan yang akan diberikan Allah atas mereka. Itulah sebabnya ia mengajukan pertanyaan berapa lama. Pengalaman pemazmur ini dalam menaikkan doa syafaatnya dapat kita tiru untuk berdoa bagi Gereja kita. Ya Tuhan berapa lama lagi jemaat-Mu tidak punya tempat beribadah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...