Ayub
Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat?
Ayub 9:4
Kisah penderitaan Ayub satu pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Kesan pertama yang kita dapatkan dari reaksi pertama dari Ayub menghadapi penderitaannya, adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Responnya yang mengatakan: Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah Tuhan adalah suatu respon yang luar biasa. Iman yang sudah matang di hadapan Allah.
Tetapi setelah kita ikuti percakapannya dengan ketiga temannya, yakni Elifas, Zopar dan Bildad, kita tahu bahwa pada hakekatnya Ayub belum begitu mengenal siapa Allah itu sebenarnya. Ayub sendiri mengaku di dalam pasal 29 ayat 4 sebagai berikut: “Seperti ketika aku mengalami masa remajaku, ketika Allah bergaul karib dengan aku di dalam kemahku.” Ayub masih di dalam masa remaja di dalam iman, tatkala ia bergaul akrab dengan Allah.
Dalam pasal sembilan kitab Ayub ini, dibicarakan kebesaran Allah atas ciptaannya. Oleh karena itu Ayub mengenal Allah sebagaimana dipahaminya. Ia mengatakan dalam pasal ini, bahwa Allah tidak dapat dilawan siapa pun di pengadilan, oleh karena Allah itu sungguh sangat kuat. Cf 9:3-14. Jika aku berseru kepada Allah, tentulah Ia tidak akan mendengar, karena Ia sedang berperkara dengan aku cf 9:15-19. Jika saya menyatakan diri sebagai orang benar, Allah akan menyatakan saya orang bersalah, sebab Allah menghukum orang benar dan juga orang tidak benar. Jika saya melupakan persoalan saya dan mengaku dosa, Allah akan memandang saya adalah orang berdosa.
Pengenalan Ayub atas Allah belumlah lengkap. Pergumulan hidupnya membuat Ayub mendapatkan pencerahan atas pengenalan Allah. Itulah sebabnya di akhir kisah Ayub, tatkala ia secara pribadi berhadapan muka dengan Allah, kita mendengar jawaban Ayub kepada Allah: “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” Ayub 42:5
Berdasarkan pengalaman Ayub ini, betapa perlunya bagi kita untuk memahami siapakah Allah itu, sebagaimana diungkapkan firman Allah bagi kita. Allah menyatakan diri kepada kita melalui firman Allah, yang telah dituliskan bagi kita sebagai pelajaran berharga. Itu sebabnya Gereja di sepanjang zaman mengajarkan kepada kita, untuk membaca Alkitab dua kali dalam satu hari. Ada bacaan pagi, ada bacaan malam dan ada juga ayat harian yang diharapkan akan menuntun jalan hidup kita dari hari ke sehari.
Bahkan Paulus mengatakan kepada Jemaat di Kolose firman ini: “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.” Kolose 3:16.
Perkataan Kristus itu yang adalah firman Allah, bukan hanya diam saja di dalam hati kita, tetapi diam dengan segala kekayaannya. Sehingga dengan segala kekayaan firman itu, kita dapat mengajar dan menegur seorang akan yang lain. Membagun kehidupan sesama dengan firman yang berkuasa untuk membangun kehidupan kita dengan baik dan benar seturut kehendak Allah. Kenalilah Allah yang saudara sembah. Jangan hanya dikenal sambil lalu, atau hanya karena orang mengatakan demikian. Kita harus menerima firman itu dari tangan pertama, yakni tangan Tuhan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar