14/09/17

Tersanddung



Tersandung

Masakan salju putih akan beralih dari gunung batu Siryon? Masakan air gunung akan habis; air yang sejuk dan mengalir? Tetapi umat-Ku telah melupakan Aku, mereka telah membakar korban kepada dewa kesia-siaan; mereka telah tersandung jatuh di jalan-jalan mereka, yakni jalan-jalan dari dahulu kala, dan telah mengambil jalan simpangan, yakni jalan yang tidak diratakan.

Yeremia 18:14-15

Nas kita dimulai dengan sebuah pertanyaan yang tidak perlu jawaban. Sebab jawabannya semua orang sudah tahu, tidak mungkin salju beralih dari puncak gunung yang tinggi. Tidak mungkin juga air gunung akan habis. Demikian juga tidak mungkin Allah Israel sebagai Allah semensta alam kehabisan sumber daya bagi umat-Nya Israel.

Namun satu hal yang terjadi ialah: orang Israel telah me lupakan Allahnya. Mereka berpaling kepada ilah sembahan orang Kanaan, yang tidak dikenal oleh nenek moyang mereka. Mengapa hal itu terjadi? Jawabannya tentulah oleh karena mereka ingin sama dengan dunia ini. Rupa-rupanya ibadah orang Kanaan lebih menarik dari pada ibadah kepada Allah Israel Yang Mahakudus. Ibadah orang Kanaan bergelimang dengan dosa di mata Allah Israel, namun memuaskan keinginan dosa dari umat manusia.

Orang Israel tidak suka berjalan di jalan yang telah dirintis Allah untuk mereka jalani. Oleh karena itu mereka mengambil jalan simpangan, sekali pun jalan itu tidak rata adanya. Hal yang sama pun terjadi dengan orang modern sekarang ini. Kita ingin serupa dengan dunia ini, sekalipun firman Allah telah memerintahkan kita untuk tidak serupa dengan dunia ini.

Paulus mengatakan: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12:2. Orang yang sudah dipenuhi dengan nafsu duniawi akan sangat tertarik akan jalan dunia ini. Itulah sebabnya mereka berpaling dari jalan yang benar.

Berbicara tentang jalan yang harus ditempuh, Yesus mengatakan bahwa jalan menuju kebinasaan adalah lebar, sementara jalan menuju kekekalan adalah sempit. Orang tertarik untuk berjalan dijalan yang lebar, sebab mereka merasa jalan itu aman adanya. Jalan yang ditujukkan Allah itulah jalan yang aman, sebab Ia sudah tahu apa yang ada diujungnya. Dunia ini tidak pernah dapat memprediksi apa akhir dari jalan yang tersedia di dalamnya. Oleh karena itu berjalanlah di jalan yang telah disediakan Tuhan. Jalan itu berakhir di surga yang kekal.

Jalan itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Ia telah mengatakan bahwa Ia adalah jalan kebenaran dan hidup, tidak ada seorang pun yang sampai kepada Bapa kecuali melalui Aku. Cf Yoh 14:6. Dengan demikian kita tahu bersama jalan dunia ini tidak berakhir di surga, hanya Yesus sajalah yang akhirnya di surga. Sudah terbukti.


Hotman Siahaan


hotman.siahaan@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...