08/09/17

Doa Syafaat



Doa Syafaat

Pandanglah dari sorga dan lihatlah dari kediaman-Mu yang kudus dan agung! Di manakah kecemburuan-Mu dan keperkasaan-Mu, hati-Mu yang tergerak dan kasih sayang-Mu? Janganlah kiranya Engkau menahan diri!
 Yesaya 63:15

Nas kita merupakan bagian dari doa syafaat Nabi Yesaya untuk bangsa Israel yang sudah berdosa. Satu hal yang sangat menarik bagi kita ialah: Nabi Yesaya mengidentifikasi dirinya dengan bangsa Israel. Sebagai bagian dari bangsa itu Yesaya berkata: “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.” Yes 64:6.

Ia seorang nabi yang sudah dikuduskan Allah, namun dalam doa syafaatnya ia mengindentikisasi diri dengan bangsa itu. Ia juga najis dan segala kesalehan mereka ibarat sebuah kain kotor belaka di hadapan Allah. Yesaya tidak mengandalkan kesalehan mereka di dalam doa syafaatnya. Yesaya hanya bersandar kepada siapakah Allah itu bagi umat Israel. Yesaya memohon agar Allah memandang dari sorga Bait Allah yang sudah runtuh dan tidak lagi dapat dipakai untuk melaksanakan ibadah di hadapan Allah. Pada hal Allah sudah berjanji bahwa Ia akan membuat namanya tinggal di sana.

Memang Bait Allah itu dirobohkan oleh karena keberdosaan Israel, tetapi Yesaya menagis kecemburuan Allah dan keperkasaan Allah, juga kasih Allah yang tergerak oleh kasih sayang yang sangat besar. Oleh karena itu ia memohon agar Allah jangan  menahan diri dari bertindak untuk memulihkan mereka kembali. Sangat menarik membahas doa syafaat Nabi Yesaya ini dan membuatya sebagai patron bagi kita untuk berdoa syafaat di hadapan Allah.

Yesaya mengingatkan bahwa Allah itu adalah Bapa bagi bangsa Israel. Yesaya tidak lagi mengkaitkan Israel dengan Abraham. Ia menekankan bahwa Allah Israel adalah Bapa bagi Israel dan Ia juga adalah penebus Israel. Inilah untuk pertama kalinya Israel menyebut Allah mereka itu adalah Bapa bagi mereka. Relasi sudah menjadi kekeluargaan, karena Allah itu adalah penebus mereka.

Kita pun dapat berdoa syafaat dengan pola yang diterapkan Nabi Yesaya. Terlihat dengan jelas bahwa Allah menjawab doa syafaat dari Nabi Yesaya ini. Hal itu terlihat di dalam Yesaya 65:1 “Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku. Aku telah berkata: "Ini Aku, ini Aku!" kepada bangsa yang tidak memanggil nama-Ku.” Itulah jawaban pertama Allah untuk doa syafaat Yesaya. Doa syafaat kita pun akan dijawab Allah, sebab kita adalah anak-anak-Nya. Dimanakah ada Bapa yang tidak mendengar seruan anaknya yang berseru siang dan malam kepadanya.

Namun kita harus menggaris bawahi sikap hati Yesaya yang tidak bersandar kepada sesuatu yang ada di dalam bangsa itu. Ia hanya mengandalkan keberadaan Allah dalam relasinya dengan bangsa Israel. Itu pula argumen kita untuk berdoa di hadapan Allah. Yesaya menang di dalam doa syafaatnya, Mus apun menang di dalam doa syafaatnya, demikian juga dengan Nehemia dan tokoh tokoh lainnya. Dengan mengandalkan pola yang mereka terapkan, kita pun akan didengar Allah jika kita berdoa syafaat bagi saudara dan kekasih kita.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...