02/09/17

Kasih



Kasih
Roma 12:9 – 21

Surat surat Paulus pada hakekatnya dapat dibagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama berbicara tentang apa yang dikerjakan Allah bagi kita. Sementara  bagian kedua berbicara tentang respin kita terhadap apa yang dikerjakan Allah bagi kita. Surat Roma yang kita baca pada pagi hari ini adalah bagian kedua dari surat Roma, yang berisikan respon orang percaya terhadap karya Allah di dalam Kristus Yesus. Nasihatnya dimulai di dalam ayat 1 pasal 12 yang mengatakan bahwa resspon Allah atas karya Allah itu ialah: mempersembahkan tubuh sebagai kurban persembahan sejati. Hidup orang percaya adalah sebuah ibadah kurban di hadirat Allah.

Sadar akan apa yang dikerjakan Allah di dalam pasal pasal sebelumnya, hidup kita diarahkan pada ibadah yang dimotivasi oleh kasih yang dibicarakan Paulus di dalam nas kita. Kasih yang sungguh sungguh tidak mungkin dilakukan dalam kepura-puraan. Sebab kasih yang kita terima dari Allah adalah kasih yang sungguh-sungguh. Di samping itu kebaikan hati Tuhan tidaklah mungkin direspon dengan kepura-puraan. Kasih yang sungguh-sungguh membuat kita saling mendahului dalam memberi hormat.

Kasih sejati pun membuat rajin berbuat baik dan kebaikannya tidak jadi kendor, malah semakin menyala-nyala dalam melayani Tuhan. Kasih yang mendorongnya di dalam melayani Tuhan, karena ia telah menikmati kasih Tuhan lebih dahulu. Orang yang dimotivasi kasih senantiasa memberkati orang dan tidak mengutuk. Untuk itulah orang Kristen dipanggil, menjadi berkat bagi dunia ini, sama seperti Tuhannya menjadi berkat bagi dunia.

Orang yang h idup di dalam kasih Kristus pun akan turut berempati dengan sesama umat manusia. Maka orang percaya pun berempati dengan orang yang bersukacita, juga menangis dengan orang yang menangis. Ia membuat dirinya menjadi semua orang yang di sekelilingnya, sehingga orang dapat melihat kasih Kristus bagi dirinya sendiri.

Orang beribadah hanyalah memikirkan apa yang berkenan kepada Tuhannya. Oleh karena itu ia tidak memikirkan perpara perkara yang tinggi, tetapi perkara yang sederhana. Jika kepada kita dipercaya perkara besar, itulah kasih karunia bagi kita. Kita tidak hidup untuk diri kita tetapi demi kemuliaan Allah semata mata. Di samping itu orang yang tinggal di kasih yang sejati, juga tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, sebab Kristus telah memberikan teladan untuk yang satu ini. Rasul Petrus mengungkapkan hal tersebut dalam suratnya yang pertama: “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.” I Pet 2:21.

Karena ibadah orang Kristen dimotivasi kasih Kristus, maka sebagai orang yang beribadah kepada Allah, maka orang Kristen memberikan kepada Allah apa yang menjadi hak-Nya. Pembalasan adalah haknya Allah, janganlah mengambil apa yang menjadi hak orang lain. Seoang percaya adalah orang yang adil, orang yang memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya.

Reaksi orang percaya dianjurkan Tuhan Yesus adalah rekasi anugerah. Raksi ini isinya ialah memberikan kepada orang lain apa yang tidak layak menerimanya. Jika musuh kita lapar, maka yang tidak layak untuk menerima makanan dari kita. Tetapi justru itulah yang akan kita berikan kepadanya. Jika hal it diberikan kepada musuh itu, maka perbuatan itu akan menumbuhkan penyesalan terhadap tindakannya memusuhi kita. Dengan jalan demikian kita dapat memenangkan orang itu melalui ibadah yang kita lakukan. Bagaimana dengan saudara, sudahkah saudara hidup di dalam kasih dengan dimensi yang sudah kita bicarakan di atas? Semoga.

1 komentar:

  1. Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31, sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :

    Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "

    Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha

    Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "

    Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha "

    Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.

    Terkadang pula ada sisipan kalimat Barukh seperti ini setelah diucapkannya Shema

    " . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
    ( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )

    Semoga bermanfaat.
    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱

    BalasHapus

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...