20/07/20

Penghiburan





Penghiburan

 

Seorang teman sepelayanan meninggal dunia. Kami pun mengadakan acara untuk menghibur keluarga yang berduka. Saya diminta untuk mengucapkan kata kata penghiburan bagi keluarga yang berdukacita. Aku pun mengungkapkan pemahaman saya tentang makna penguburan orang meninggal dari sudut pandang tata ibadah HKBP. Seyogianya kita mengikuti upacara itu dengan memahami makna dari tiap tiap acara yang diadakan. Tatkala peti mati diturunkan, lalu acara dimulai dengan mennyanyikan nyanyian dari Buku Ende:

 

Sonangma modom, ho na martua i.

Na maradian sian ulaon i. Na ni ulamu,

Di hajolmaon, jala na mangihut ho tu surgo.

Naung ni apusan do ilu-ilumi,

Sian matamu dibaen Tuhantai:

Tangis na jolo mangusung boni,

Las do rohamu nuaeng manggotil.

 

Ada pun makna dari lirik nyanyian itu ialah: “tidurlah dengan tenang, dikau yang berbahagia. Yang beristirahat dari segala pekerjaan yang engkau kerjakan dalam kemanusiaan, serta yang mengikut engkau ke surga. Syair ini menggemakan nas dalam kitab Wahyu 14:13. Bait ke dua artinya: air mata telah dihapus dari matamu oleh Tuhan kita. Dahulu menangis membawa benih, sekarang hatimu bersukacita menuai. Syair ini menggemakan nas dalam Mzm 126:6.

 

Dalam benak kita seharusnya terbayang, org yang meninggal itu sedang tidur dalam peti matinya, ia menikmati tidurnya itu di dalam Tuhan. Kekasih kita itu ada di dalam naungan Allah Yang Maha Kuasa, Penciptanya. Ia beristirahat dari segala pekerjaannya di dunia ini. Seluruh perbuatan yang dikerjakan orang tiu selama ia hidup, akan mengikut dari belakang. Segala air mata telah dihapus dari matanya. Sekarang waktunya ialah menuai!

 

Setelah nyanyian ini, pendeta menaburkan tanah ke dalam kubur dan mengatakan: “Wahai si anu, engkau berasal dari tanah, dan akan kembali ke tanah. Tetapi Tuhan Allah yang menciptakan engkau, dan Tuhan Yesus Kristus yang menyelamatkan engkau dari dosa dan Roh Kudus yang memanggil engkau ke dalam kehidupan yang kekal, itulah yang memelihara debu jasadmu sampai tiba hari penghakiman“. Sekalipun orang itu menjadi debu karena kembali ke tanah, tetapi debu jasadnya tidak akan ada yang hilang. Hal itu disebabkan Allah Tri Tunggal akan memelihara dia hingga hari kemuliaan, yakni hari penghakiman. Itulah yang disuarakan pendeta pada saat ia menaburkan tanah ke dalam kubur itu.

 

Setelah pendeta menaburkan tanah, kepada kita diberikan kesempatan untuk menaburkan bunga, sebagai tanda perpisahan sementara dengan orang yang telah meninggal itu. Kita dpt berkata di dalam hati kepada Tuhan: „Tuhan, orangtuaku ini tidak lagi dapat mendengar apa yang saya katakan kepadanya, sebab ia sudah berada di alam yang berbeda dengan alam kami di dunia ini. Tetapi, Engkau dapat menyampaikan kepada dia, apa yang ada di dalam hati ini. Selamat jalan kekasihku, sampai bertemu kembali di hadapan tahta Tuhan!“ Setelah itu peti jenazah itu pun diuruk dengan tanah. Kami kembali menyanyikan lagu yang sangat indah:

 

Hehe do muse pamatanghon

Sian tanoman on

Bahenon ni Tuhanku

Haleluya, haleluya.

 

Di hati kita dapat berkata, seolah-olah saudara kita itu sendiri yang mengatakannya perkataan seperti ini: suatu masa, tubuhku ini akan bangkit dari tanah ini, karena Tuhanku, haleluya, haleluya. Sungguh, apa yang disuarakan ibadah itu sangat indah? Berdasarkan liturgi HKBP itu, hati kita menyadari bahwa saudara kita itu tidak hilang. Ia aman bersama dengan Tuhannya dan Tuhan kita!

 

Kebaktian sederhana, namun bermakna itu ditutup dengan doa Bapa kami. Lalu sebagai tanda perpisahan dengan orang yang meninggal yang aman di tangan Tuhan, kita bernyanyi nyanyian perpisahan:

 

Sai masipaidaan do na porsea i

Dung sahat be langkana

Tu hasonangan i, tu hasonangan i.

 

Akan tiba saatnya orang percaya akan bertemu kembali, setelah tiba langkahnya ke dalam kebahagiaan. Lalu kami pun pulang ke rumah. Betapa indahnya ibadah penguburan yang dilakukan Gereja HKBP. Ibadah itu menggambarkan apa yang diimani oleh Gereja HKBP tentang setiap orang yang mereka hantar ke dalam kubur! Selamat jalan kekasihku!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...