Binasa
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Lukas 9:25
Jika kita merenungkan makna dari kata binasa, maka ada baiknya kita mempertentangkannya dengan kosok bali, atau lawan dari kata tersebut. Lawan kata binasa ialah: selamat. Jadi orang yang binasa ialah mereka yang tidak selamat. Keselamatan adalah sesuatu yang sangat dipercakapkan oleh Alkitab. Keselamatan itu disebut Alkitab adalah karya Allah sendiri. Tidak ada peran manusia di dalam menghadirkan keselamatan, sekali pun keselamatan itu diperuntukkan bagi manusia.
Dengan premis seperti itu, kita dapat mengatakan bahwa orang yang binasa ialah: orang yang mengupayakan keselamatan itu bagi dirinya sendiri. Sebab kita sudah katakan di atas, keselamatan adalah karya Allah semata-mata. Sungguh tragis! Manusia berupaya untuk menyelamatkan diri sendiri, tetapi ternyata ia justru membawa kebinasaan bagi dirinya sendiri. Mengapa demikian?
Pertama-tama kita harus mendasarkan alasannya pada sudut pandang Allah atas keselamatan dan sudut pandang manusia tentang keselamatan. Manusia mengatakan bahwa keselamatan itu harus diupayakan orang yang mau selamat. Sementara di sisi lain, sudut pandang Allah mengatakan bahwa karya manusia, tidak pernah memadai dari sudut pandang-Nya sendiri. Kita baca argumen Paulus yang berbicara atas nama Allah.
Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, Rom 3:23. Allah itu adalah Allah yang mulia. Oleh karena itu, segala sesuatu pun harus dilaksanakan dalam kemuliaan. Jika manusia tidak lagi punya kemuliaan Allah, bagaimana ia dapat memberikan sesuatu yang mulia bagi Allah? Di sisi lain, Paulus mengatakan: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak asa seorang pun yang mencari Allah.” Rom 3:10-11.
Oleh karena penglihatan Allah terhadap usaha manusia tidak ada yang memadai, maka Allah dalam kasih-Nya bertindak untuk menghadirkan keselamatan di dunia ini. Sayang seribu kali sayang, manusia yang berupaya untuk selamat melalui karyanya sendiri, ternyata dari sudut pandang Allah sendiri, hal itu adalah sia sia. Memang manusia sangat menghargai prestasi. Kita sangat meninggikan orang yang berprestasi, sementara orang yang menerima dengan cuma-cuma tidak dipandang sebelah mata.
Jika manusia memandang sesuatu yang gratis dengan sebelah mata, lain halnya dengan Allah. Ia memandang orang yang mau menerima pemberian-Nya secara cuma-cuma sebagai satu tindakan yang benar. Karya keselamatan itu dikerjakan Yesus di kayu salib. Itulah karya yang maha mulia. Sebab untuk karya itu, Yesus harus menjadi manusia, menjalani satu kehidupan yang taat selama di dunia, bahkan taat sampai mati di kayu salib. Ia tidak hanya mati, tetapi bangkit dan naik ke surga, serta duduk di sebelah kanan Allah. Berkuasa atas segala sesuatu di dunia dan di surga. Itulah harga dari keselamatan manusia. Adakah manusia yang dapat membayar harga yang ditentukan Allah untuk keselamatan?
Sebuah pertanyaan yang perlu kita jawab ialah: sudahkah saudara selamat, atau masih dalam status binasa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar