05/05/17

Kuatir




Kuatir

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
I Petrus 5:7

Kekhawatiran adalah bagian integral dari kehidupan umat manusia di muka bumi ini. Rasanya tidak ada satu pun manusia yang tidak pernah kuatir. Mengapa kita kuatir? Oleh karena kita takut sesuatu yang buruk akan terjadi di dalam hidup kita. Jika kita yakin yang ada di depan adalah sesuatu yang menyenangkan hati, maka tidaklah mungkin kita kuatir. Kekuatiran muncul oleh karena kita merasa tidak dapat menguasai masalah yang kita hadapi.

Rasul Petrus memahami semuanya itu, tetapi ia menemukan  jalan keluar. Kita tidak berjalan sendirian di dunia ini. Allah menyertai kita dalam perjalanan yang kita hadapi. Benarkah Allah me nyertai perjalanan kita? Tentulah benar, sebab Ia telah berjanji bahwa Ia akan menyertai kita hingga akhir zaman. Mat 28:20. Perjanjian Lama ditulis bagi kita, sebagai satu pelajaran berharga. Oleh karena itu, marilah kita sejenak memandang pada perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama empat puluh tahun lamanya. Jika ada orang bertanya: apakah Allah menyertai mereka? Maka satu hal yang perlu dilakukannya ialah: keluar dari kemahnya dan memandang ke atas. Jika awan itu masih di atas perkemahan mereka, maka itulah tandanya Allah ada di tengah tengah mereka. Di padang gurun angin bertiup dengan kencang. Jika awan itu awan biasa, maka awan itu sudah pasti diterbangkan angin. Tetapi mengapa angin itu tetap di sana? Karena angin itu adalah simbol dari kehadiran Allah di antara mereka.

Hal yang sama pun terjadi di antara kita. Jika kita ragu akan kehadiran Allah di dalam hidup kita, maka yang harus kita lakukan ialah: memandang ke sekeliling kita. Adakah orang yang beriman di antara persekutuan kita? Kehadiran orang beriman adalah wujud dari kehadiran Allah di antara kita. Gereja adalah tubuh Kristus. Dimana ada Gereja di situ ada Kristus. Jika orang lain tidak dapat mewujudkan kehadiran Kristus di dalam kehidupannya, maka adalah tugas kita untuk menghadirkan Kristus di dalam kehidupan ini. Kehadiran kita membuat orang merasa Allah hadir di dalam lingkungannya. Ia tentulah hadir juga di dalam hidupnya. Hal ini akan menghilangkan kekuatirannya.

Lagi pula kita adalah surat Kristus yang terbuka, yang dapat dibaca semua orang orang yang ada di sekitar kita. Kehadiran kita dapat membuat orang yakin akan kehadiran Allah di dunia ini. Gereja purba punya sebuah pengakuan di antara mereka yakni: jika engkau hendak berjumpa dengan Kristus, maka satu hal yang harus kau lakukan ialah : menemui orang Kristen. Orang Kristen itu adalah vicar Kristus di dunia ini.

Selama Musa ada di antara bangsa itu, mereka tidak pernah kuatir akan kehadiran Allah di antara mereka. Tetapi setelah Musa berpuasa empat puluh hari empat puluh malam di hadapan Tuhan di atas Gunung Sinai, mereka menjadi kuatir dan akhirnya menjadi liar dan membuat patung lembu emas. Di antara kita Gereja hadir untuk menampakkan bahwa Allah hadir di dunia ini. Gereja kita tahu bukanlah gedung dan bukan juga organisasi. Ia adalah tubuh Kristus yang menghadirkan Kristus di dunia ini. Adalah tugas saudara dan saya untuk menghadirkan Kristus di dalam hidup ini, sehingga orang lain pun tidak kuatir atas kehidupannya di dunia ini. Sudahkah Kristus menampakkan diri dari dalam kehidupan saudara dan saya? Masihkah ada kekuatiran di dalam hidup ini.

Hotman Siahaan

hotman.siahaan@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...