Kuatir
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,
sebab Ia yang memelihara kamu.
I Petrus 5:7
Kekhawatiran adalah bagian integral dari
kehidupan umat manusia di muka bumi ini. Rasanya tidak ada satu pun manusia
yang tidak pernah kuatir. Mengapa kita kuatir? Oleh karena kita takut sesuatu
yang buruk akan terjadi di dalam hidup kita. Jika kita yakin yang ada di depan
adalah sesuatu yang menyenangkan hati, maka tidaklah mungkin kita kuatir.
Kekuatiran muncul oleh karena kita merasa tidak dapat menguasai masalah yang
kita hadapi.
Rasul Petrus memahami semuanya itu, tetapi ia
menemukan jalan keluar. Kita tidak berjalan sendirian di dunia ini. Allah
menyertai kita dalam perjalanan yang kita hadapi. Benarkah Allah me nyertai
perjalanan kita? Tentulah benar, sebab Ia telah berjanji bahwa Ia akan
menyertai kita hingga akhir zaman. Mat 28:20. Perjanjian Lama ditulis bagi
kita, sebagai satu pelajaran berharga. Oleh karena itu, marilah kita sejenak
memandang pada perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama empat puluh
tahun lamanya. Jika ada orang bertanya: apakah Allah menyertai mereka? Maka
satu hal yang perlu dilakukannya ialah: keluar dari kemahnya dan memandang ke
atas. Jika awan itu masih di atas perkemahan mereka, maka itulah tandanya Allah
ada di tengah tengah mereka. Di padang gurun angin bertiup dengan kencang. Jika
awan itu awan biasa, maka awan itu sudah pasti diterbangkan angin. Tetapi
mengapa angin itu tetap di sana? Karena angin itu adalah simbol dari kehadiran
Allah di antara mereka.
Hal yang sama pun terjadi di antara kita. Jika
kita ragu akan kehadiran Allah di dalam hidup kita, maka yang harus kita
lakukan ialah: memandang ke sekeliling kita. Adakah orang yang beriman di
antara persekutuan kita? Kehadiran orang beriman adalah wujud dari kehadiran
Allah di antara kita. Gereja adalah tubuh Kristus. Dimana ada Gereja di situ
ada Kristus. Jika orang lain tidak dapat mewujudkan kehadiran Kristus di dalam
kehidupannya, maka adalah tugas kita untuk menghadirkan Kristus di dalam
kehidupan ini. Kehadiran kita membuat orang merasa Allah hadir di dalam
lingkungannya. Ia tentulah hadir juga di dalam hidupnya. Hal ini akan
menghilangkan kekuatirannya.
Lagi pula kita adalah surat Kristus yang
terbuka, yang dapat dibaca semua orang orang yang ada di sekitar kita.
Kehadiran kita dapat membuat orang yakin akan kehadiran Allah di dunia ini.
Gereja purba punya sebuah pengakuan di antara mereka yakni: jika engkau hendak
berjumpa dengan Kristus, maka satu hal yang harus kau lakukan ialah : menemui
orang Kristen. Orang Kristen itu adalah vicar Kristus di dunia
ini.
Selama Musa ada di antara bangsa itu, mereka
tidak pernah kuatir akan kehadiran Allah di antara mereka. Tetapi setelah Musa
berpuasa empat puluh hari empat puluh malam di hadapan Tuhan di atas Gunung
Sinai, mereka menjadi kuatir dan akhirnya menjadi liar dan membuat patung lembu
emas. Di antara kita Gereja hadir untuk menampakkan bahwa Allah hadir di dunia
ini. Gereja kita tahu bukanlah gedung dan bukan juga organisasi. Ia adalah
tubuh Kristus yang menghadirkan Kristus di dunia ini. Adalah tugas saudara dan
saya untuk menghadirkan Kristus di dalam hidup ini, sehingga orang lain pun
tidak kuatir atas kehidupannya di dunia ini. Sudahkah Kristus menampakkan diri
dari dalam kehidupan saudara dan saya? Masihkah ada kekuatiran di dalam hidup
ini.
Hotman Siahaan
hotman.siahaan@gmail.com
hotman.siahaan@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar