01/05/17

Tinggal dan Berakar



Tinggal dan Berakar

Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.
Efesus 3:14, 17

Nas kita adalah bagian dari doa rasul Paulus bagi Jemaat yang dilayaninya sebagai seorang rasul. Paulus memulai doanya dengan ungkapan: itulah sebabnya. Maksudnya ialah: rencana Allah yang sudah diuraikan Paulus dalam pasal 1 dan 2. Paulus mendasarkan doanya atas rencana Allah bagi kita. Ini sebuah pelajaran berharga bagi kita yang berdoa kepada Allah. Naikanlah doa dengan berdasarkan rencana Allah bagi kehidupan saudara yang diungkapkan Roh Kudus bagi saudara dan saya.

Pada hakekatnya ada ayat yang mengantarai ayat 14 dengan ayat 17, dimana Paulus berbicara tentang kekayaan kemuliaan Allah. Paulus senantiasa mendasarkan apa yang dipohonkan atas apa yang disediakan Allah bagi kita. Oleh karena kekayaan kemuliaan Allah, Kristus diam; tinggal di dalam hati kita. Bukan saja tinggal di dalam hati kita, tetapi Kristus juga berakar di dalam kita. Jika kita berbicara tentang berakar, itu berarti relasi yang semakin dalam dengan Tuhan. Bukan saja hanya berakar, tetapi juga berdasar dalam kasih. Paulus memakai banyak ungkapan jika ia berbicara tentang apa yang disediakan Allah bagi kita.

Jika Kristus diam di dalam kita, serta kita berakar di dalam Dia, maka kasih Allah yang menjadi sumber dari segala aktifitas kita, akan mengalir dari dalam diri kita keluar mengairi masyarakat yang ada di sekitar kita. Jika kita baca lanjutan dari doa Paulus ini sampai ayat 21, kita dapat melihat bahwa apa yang tersedia bagi kita adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Paulus mengatakan bahwa kita akan mendapatkan sesuatu dari Allah, jauh lebih besar dari apa yang kita doakan dan pikirkan.

Jadi teringat kisah tentang Ratu Syeba yang datang ke Yerusalem, oleh karena keingintahuannya tentang hikmat Salomo. Setelah berjumpa dengan Salomo dan melihat bagaimana para pelayannya melayani raja, Alkitab bahasa Inggris mengatakan: She was breathless and have no spirit within her.  Ratu Syeba terpana dengan apa yang dilihatnya. Di sisi lain Yesus mengatakan: “Di sini ada yang lebih besar dari Salomo. Jika Ratu Syeba terpana dan terkesima melihat hikmat Salomo, maka saudara dan saya yang datang kepada Yesus Kristus yang lebih besar dari Salomo. Tentulah mulut kita akan ternganga saking kagumnya melihat hikmat yang tersedia bagi kita.

Sisi lain yang menjadi bahan renungan bagi kita ialah: semakin dalam akar pohon tertanam di dalam tanah, maka dahan dan ranting serta daun pun semakin banyak bertumbuh di atas permukaan tanah. Jika relasi kita dengan Kristus tidak terlihat, sama seperti akar tanaman tidak terlihat karena tertanam di dalam tanah. Hal yang sama pun terjadi dengan kita. Jika relasi kita semakin dalam dengan Tuhan, hal ini tidak terlihat dalam hidup, tetapi ada sesuatu yang terlihat dengan jelas. Aktifitas kita semakin terlihat dengan jelas menampakkan Kristus di dalam diri kita.

Oleh karena itu kita dapat mengatakan jika pemampakan Tuhan di dalam diri kita sangat minim, maka hal itu adalah tanda dari kedekatan kita kepada Kristus tidak terlalu intim. Oleh karena itu kita dapat mengajukan sebuah pertanyaan bagi kita: sejauh manakah keintiman saudara dengan Tuhan Yesus? Jadi terlintas syair dari Buku Ende ini: Huhalupahon ma diringku, mamingkir holong ni rohaMu – Aku melupakan diriku mengenang kasihMu. Sudahkah saudara dan saya melupakan diri sendiri karena cinta kasih Tuhan yang sungguh mengherankan itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...