30/04/17

Penjunan




Penjunan

Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Yeremia 18:6b

Penjunan adalah tukang tembikar yang membuat tanah liat menjadi tembikar, atau periuk. Nabi Yeremia diutus Tuhan untuk melihat cara kerja dari tukang tembikar itu, membuat tembikar dari tanah liat. Yeremia memperhatikan bahwa tukang tembikar itu, tidak pernah membuang tanah liat. Jika pun satu tanah liat dirancang untuk dibentuk menjadi  benda tertentu, tetapi tidak berhasil, tukang tembikar itu tidak membuang tanah liatnya, tetapi ia membentuk bejana lain dari tanah liat yang gagal dibentuk sebagaimana dirancang tukang tembikar pada mulanya.

Pelajaran itu menjadi sebuah analogi bagi Nabi Yeremia. Allah adalah Allah yang berkuasa dan berdaulat atas tanah liat yang ada di tangannya. Dalam hal lini tanah liat itu adalah bangsa Israel. Allah membentuk bangsa itu seturut kehendak-Nya. Ia tidak pernah gagal dalam membentuk satu bangsa menjadi bangsa yang seturut kehendak-Nya. Hal itu dapat terlihat dari tuntunan Allah bagi bangsa Israel keluar dari Mesir dan akan dibawa masuk ke Tanah Kanaan. Israel memberontak terhadap Allah. Mereka menolak masuk ke Tanah Kanaan. Namun Allah tidak pernah gagal untuk membawa bangsa itu masuk ke Tanah Kanaan. Walaupun rencana harus berubah. Bangsa itu harus berkelana 40 tahun lebih dahulu di padang gurun, barulah mereka boleh masuk ke Tanah Kanaan.

Allah tidak pernah gagal di dalam mewujudkan rencana-Nya, sama seperti tukang periuk tidak pernah gagal di dalam mewujudkan rencananya membentuk obyeknya seturut kehendak-Nya. Hal yang sama pun terjadi dengan diri kita sendiri. Ia telah mendisain kita dari sejak semula menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya Yesus Kristus Tuhan kita. Dari sejak semula sudah ditetapkan kita untuk membentuk pribadi kita menjadi sama seperti pribadi Yesus Kristus. Ia akan melihat diri kita, sebagaimana Ia memandang Anak-Nya Yesus Kristus. Allah mengasihi Anak-Nya dengan kasih yang kekal. Oleh karena itu pula, kita pun akan dikasihi Allah Bapa dengan kasih yang kekal.

Dosa merusak gambar Anak-Nya itu di dalam diri kita. Tanah liat itu telah pecah dan tidak dapat dibentuk menjadi serupa dengan gambaran semula. Allah tidak membuang tanah liat itu. Ia membentuk wujud baru dari bahan yang sudah terkontaminasi dengan dosa tersebut. Ia dapat membentuk kita untuk kembali serupa dengan gambaran yang dirancang-Nya dari sejak semula. Dalam peta Allah kita diciptakan, namun karena dosa kita rusak. Tetapi Allah mengembalikan citra Allah itu di dalam diri kita melalui karya Yesus Kristus. Terlintas di dalam hati syair lagu rohani dalam bahasa Inggris: Dear wonderful Jesus, saviour devine, You are the branches we are the wine. You brought us salvation and meke them sunshine, dear wonderful Jesus marvelious friend I am glad You are mine.

Kristus adalah milik kita dengan segala yang ada pada-Nya. Itulah kabar baik bagi kita. Apa yang ada di dalam diri Kristus Yesus adalah milik kita. Bapa surgawi telah mendisain kita untuk menjadi serupa dengan Kristus. Ia tidak pernah gagal di dalam mewujudkan rencana-Nya itu. Hidup kita, dengan keberdosaan kita, siapa pun tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada di dalam Kristus Yesus. Bersukacitalah oleh karena Injil ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...