Jumat 21 April 2017
Harta Rohani
kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
II Korintus 4:9
Harta yang berharga biasanya akan disimpan di tempat yang aman. Dilemari besi dengan kunci yang ada nomor kombinasinya. Harta itu juga bisa disimpan di safety box yang disediakan bank tertentu. Allah punya harta berharga juga, namun Allah menyimpan harta yang berharga itu, justru di tanah liat, seperti tembikar yang gampang pecah. Paulus memakai tanah liat sebagai simbol dari tubuh manusia yang rapuh dan gampang pecah.
Harta yang disimpan di bejana tanah liat itu adalah kuasa atau kemampuan yang begitu luar biasa, sehingga dapat menahan derita yang begitu luar biasa. Paulus mengungkapkan pengalamannya. Ia dianiaya, tetapi ia tidak pernah ditinggalkan. Bukankah orang yang dianiaya akan ditinggalkan orang. Ada pepatah di kalangan orang Batak: situnjang na gadap jala sitogu na jongjong – ada orang yang justru menerjang orang yang sudah terjatuh, dan menarik orang yang sudah berdiri. Satu gambaran dari orang yang menolak keberadaan dari orang yang malang, tetapi justru menegakkan orang yang sudah berdiri.
Sekali pun Paulus dianiaya, orang tetap banyak yang mendukung dia. Paulus dihempaskan, namun tidak binasa. Mengapa Paulus dapat bertahan? Jawbannya ialah harta rohani yang ditaruh di bejana tanah liat, yaitu tubuh jasmani rasul besar itu. Oleh karena kita memiliki iman yang sama seperti yang ada di dalam diri Paulus, maka kepada kita pun Allah menaruh harta itu di dalam diri kita masing masing. Paulus pernah berkata kepada Jemaat di Filipi: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Flp 4:13.
Alkisah dituturkan ada seorang veteran tua bekerja sebagai tukang kebun di halaman sebuah Gereja. Ia digoda tiga orang anak muda dan mempermainkan orangtua tersebut hingga ia jatuh. Orangtua itu tidak marah kepada anak muda yang menggoda dia. Ia hanya berkata: apa yang dapat saya perbuat bagi kalian. Ia semakin dipermainkan. Bahkan sampai tiap hari. Carl tidak pernah marah dan hanya mengatakan: apa yang saya dapat perbuat bagi kalian. Satu hari Carl meninggal dunia karena sudah tua. Tidak ada lagi yang dapat diganggu anak muda nakal itu.
Salah satu dari anak muda itu bertobat karena merenungkan perilaku dari Carl. Karena tidak ada lagi tukang kebun di Gereja itu, anak muda itu datang melamar pekerjaan tersebut. Si pendeta mengenal pemuda itu sebagai orang yang sering menganiaya Carl. Lalu pendeta bertanya mengapa ia menginginkan pekerjaan itu? Pemuda itu mengatakan mau melanjutkan pekerjaan Carl. Ia telah membuka mata hati saya untuk melihat Kristus di dalam dirinya. Satu hari ia memohon berhenti dari pekerjaan itu karena ia sudah dapat anak dan ingin mendapatkan pekerjaan lain. Pendeta bertanya siapa nama anakmu itu? Mantan penjat itu berkata: Carl.
Carl memiliki apa yang dimiliki Paulus sebagai harta rohani yang disimpan di dalam bejana tanah liat, yakni tubuhnya yang sudah rapuh dan sering dijatuhkan para pemuda tadi. Tetapi ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Hidupnya pada akhirnya membuat orang bertobat dan menjadi Kristen. Bahkan di dalam diri Carl salah satu dari penjahat itu melihat Kristus. Saudara dan saya pun seharusnya memiliki harta rohani seperti itu, sebab kita memiliki iman yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar