Malu
Biarlah terdiam karena malu mereka yang mengatai aku: "Syukur, syukur!"
Mazmur 40:16
Orang percaya menikmati kekayaan pengalaman rohani bersama dengan Allahnya. Kita dapat melihat hal itu dari Mazmur yang ditulis orang saleh di zaman dahulu kala. Demikian juga dengan Mazmur pasal 40 ini. Jika kita dekat dengan Allah, bukan berarti segala masalah akan menjadi beser. Daud adalah salah satu contoh yang pas bagi kita. Ia sudah diurapi Allah melalui Samuel menjadi raja. Daud punya segudang pergumulan. Dalam nas kita ia berada di dalam lubang kebinasaan, ayat 2. Namun ia juga mengalami pengalaman ditempatkan di atas bukit batu. Jadi teringat syair dari lagu di Kidung Jemaat: “Suka dan derita bergantian, memperkuat imanku.”
Salah satu dari sekeian banyak pengalaman pahit orang beriman ialah: dihina orang banyak karena imannya. Daud pun mengalami hal seperti itu. Ia mendengar orang menyukuri keberadaannya yang dikejar kejar Raja Saul. Orang banyak itu mengatakan: “Syukur, syukur!” orang Kristen di zaman Kekaisaran Romawi. Orang Roma yang haus akan hiburan itu, bersorak sorai, melihat orang Kristen menjadi makanan singa singa lapar. Singa singa itu mencabik cabik tubuh orang Kristen yang lemah. Mereka bersorak dengan syukur syukur.
Namun pada akhirnya kekaisaran yang besar dan luas itu jatuh bertekuk lutut di kaki Tuhan kita Yesus Kristus. Kaisar Konstatine memakai salib sebagai lambang dari pasukannya. Ia memenangkan pertempuran. Lalu ia membuat dekrit yang mengatakan bahwa kekristenan adalah agama resmi dari negara kekaisaran Romawi. Kristus akhirnya menjadi pemenang. Orang yang bersyukur karena penderitaan orang percaya itu pada akhirnya dipermalukan.
Dituturkan pada masa kekristenan mulai menancapkan jejak kakinya di Tanah Batak. Ada seorang guru Jemaat berhadapan dengan sekelompok murid dari seorang dukun besar. Dalam percakapan di pasar, para murid dukun itu mengatakan bahwa guru mereka adalah orang yang paling sakti di muka bumi ini. Sang guru Jemaat yang sederhana itu mengatakan: guru saya jauh lebih sakti dari pada gurumu itu. Ia berkata demikian. Lalu mereka pun berjanji untuk ketemu di hari pasar berikutnya. Para murid dukun itu berkata: jika gurumu kalah, maka ia harus mati, jika guru kami yang kalah, maka ia pun harus mati kata mereka dengan jumawa.
Sang Guru Jemaat mengatakan: jangalah harus mati, kita sepakati saja, barang siapa yang kalah, maka ia akan jatuh sakit. Mereka pun sepakat. Perlu kita garisbawahi guru Jemaat itu hanya sendirian, sementara murid dukun tersebut cukup banyak. Hari yang ditentukan pun tiba. Guru Jemaat sudah hadir di tempat yang ditentukan, tetapi para murid dukun itu belum nampak. Akhirnya seorang dari para murid itu datang dan memberitahukan bahwa guru mereka sedang sakit dan tidak bisa bangun. Lalu ia bertanya: dimana gurumu? Guru Jemaat mengatakan Ia tidak datang karena Ia tahu bahwa gurumu sudah kalah , karena ia sudah jatuh sakit.
Pada akhirnya sang dukun bertanya kepada guru Jemaat itu tentang gurunya. Ia pun menuturkan gurunya adalah Yesus Kristus. Pendek ceritera, dukum itu pun menjadi Kristen semuanya. Mereka dibaptis beberapa bulan kemudian. Orang yang mengharapkan guru dari guru Jemaat itu akan kalah menjadi malu. Sebuah pertanyaan diajukan kepada kita: apakah saudara kaya dalam pengalaman rohani dengan Tuhan Yesus? Jika tidak, itu berarti saudara tidaklah orang yang mengikut Dia di dalam perjalanan hidup ini. Setiap orang yang mengikut Dia akan kaya dalam pengalaman rohani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar