Beribadah
Lalu berkatalah Samuel kepada seluruh kaum Israel demikian: "Jika kamu berbalik kepada TUHAN dengan segenap hati, maka jauhkanlah para allah asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu dan tujukan hatimu kepada TUHAN dan beribadahlah hanya kepada-Nya; maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan orang Filistin."
I Samuel 7:3
Ada pun tujuan Allah membawa orang Israel keluar dari Mesir, dan membawa mereka ke Tanah Kanaan, ialah: agar Israel beribadah kepada Allah. Yahweh menjadi Allahnya Israel dan Israel menjadi umat Yahweh. Tetapi setelah mereka tiba di Kanaan dan Yosua sang pemimpin meninggal dunia, Israel berpaling dari Yahweh dan beribadah kepada dewa dewa bangsa Kanaan yang mereka temui. Lalu Allah mengangkat Hakim Hakim bagi bangsa itu, serta memimpin bangsa itu berjalan di hadapan Allah, salah satunya ialah Samuel. Selama di bawah pimpinan Samuel, bangsa itu tetap berpaut kepada Allah.
Nas kita dilatarbelakangi keberadaan Israel yang berada di bawah pengaruh bangsa Filistin. Samuel mengingatkan bangsa Israel akan tujuan keberadaan mereka sebagai satu bangsa. Mereka itu harus beribadah kepada Allah Yahweh. Agar mereka dapat beribadah dengan benar kepada Yahweh, maka mereka harus menjauhkan para ilah asing dari tengah-tengah mereka. Sebagai hasil dari menjauhkan para ilah tersebut, Israel pun menujukan hati kepada Allah mereka, yakni Yahweh. Hasil dari ibadah kepada hanya Allah Israel semata-mata, maka Israel akan menikmati kelepasan dari segala kesesakan yang menimpa mereka.
Hal yang sama pun terjadi dengan diri kita sebagai orang percaya. Kita dipindahkan Allah dari kegelapan ke terang Tuhan yang ajaib, dengan satu tujuan yang pasti, ialah: untuk beribadah kepada Allah Bapa. Paulus mengatakan: “Jika engkau makan, jika engkau minum, jika engkau berbuat apa saja pun, perbuatlah untuk kemuliaan Allah.” Untuk itulah kita hadir di dunia ini. Supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita, di dalam Dia yang dikasihi-Nya.
Agar kita dapat beribadah kepada Allah dengan baik dan benar, maka kita pun diwajibkan untuk menjauhkan ilah ilah asing dari dalam kehidupan kita. Paulus mengatakan dalam surat Efesus: orang serakah adalah sama dengan penyembahan berhala. Cf Ef 5:5. Sekarang ini kita melihat orang yang sangat serakah di tengah masyarakat. Korupsi yang sangat marak di negeri ini, tentulah dimotori oleh ketamakan di lubuk hati para koruptor tersebut. Bagaimana mungkin mereka dapat beribadah dengan ketamakan seperti itu.
Ilah lain yang harus dijauhkan dari dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini ialah hedonisme. Hidup di dalam pesta pora. Narkoba adalah salah satu sisi dari hedonisme. Kehidupan dunia gemerlap pun adalah bagian dari hedonisme. Allah tidak ditemukan di dalam hidup ketamakan dan hedonisme, konsumtivisme, juga dengan individualisme. Alkitab berpola pikir kolektif, roh corpus sangat kental. Satu untuk semua dan semua untuk satu orang, itulah roh yang menggerakkan seluruh aktifitas kehidupan manusia.
Hal yang terakhir yang perlu direnungkan ialah: kepada siapakah kita beribadah? Kepada Allah Bapa di dalam Yesus Kristuskah, atau beribadah kepada ilah ilah zaman ini? Jika saya sendiri dapat mengatakan bahwa saya beribadah kepada Allah Bapa yang aku kenal di dalam Kristus Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar