18/04/17

Perkara di Atas



Perkara di Atas

Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
Kolose 3:1

Kehadiran Yesus dengan karya-Nya di dunia ini, membuka jalan hidup baru bagi umat manusia. Sekarang kita menemukan jalan hidup yang ganda. Jalan hidup yang pertama ialah: jalan hidup yang dimulai dari Adam di Taman Eden, diteruskan ke generasi demi generasi, hingga generasi terakhir kelak, yang dilahirkan di dunia ini. Jalan ini adalah jalan dosa. Sebab Adam sudah jatuh ke dalam dosa, oleh karena itu semua orang yang dilahirkan karena Adam adalah orang dosa yang melakukan dosa. Tidak ada orang dosa yang melahirkan orang suci, sama saja dengan orang Batak hanya akan melahirkan orang Batak. Tidak mungkin akan melahirkan orang Tionghoa.

Yesus pun pada waktu Ia lahir di Betlehem, berada di jalan yang pertama ini. Sebagaimana setiap orang di jalan itu harus berhadapan dengan kematian, Kristus pun mati. Hukum yang harus berlaku atas setiap orang yang berjalan itu dilaksanakan, maka Yesus pun bangkit dari antara orang mati. Kebangkitan-Nya membuat Dia menjadi kepala keluarga baru, sama seperti Adam menjadi kepala keluarga di jalan yang pertama itu. Sekarang ada lagi jalan kehidupan yang kedua, sejajar dengan jalan kehidupan Adam.

Tatkala Yesus mati di kayu salib itu, ada manusia yang dihisabkan mati bersama dengan Dia. Paulus mengatakan bahwa ia telah disalibkan bersama dengan Kristus. Bukan hanya Paulus yang disalibkan bersama dengan Kristus, tetapi semua orang yang percaya kepada-Nya. Karena sudah dihisabkan bersama dengan Kristus yang mati di kayu salib, maka tatakala Kristus bangkit dari antara orang mati, maka orang orang yang dihisabkan dengan Kristus itu pun turut bangkit bersama dengan Kristus yang bangkit itu. Paulus mengatakannya dalam Efesus 2:6.

Karena kita sudah pindah dari jalan hidup Adam ke jalan hidup Kristus, maka kita pun memiliki pandangan hidup yang berbeda dari jalan hidup Adam. Pandangan hidup Adam ialah: melihat jati diri kita duduk di singgasana dunia ini, dimana kita menguasai ilmu harta dan kuasa. Semua itu berujung pada kebinasaan. Di sisi lain jalan hidup Kristus pun ada juga. Nas kita mengatakan kita bahwa kita mencari perkara di atas, dimana Kristus ada duduk di sebelah kanan Allah.

Jika kita mengelaborasi jalan hidup yang baru ini, maka kita dapat mengatakan bahwa wujud dari pandangan ini bisa saja tidak berbeda dengan pandangan jalan hidup Adam. Tetapi sesuatu yang pasti ialah: substansinya sangat jauh berbeda. Paulus mengatakan: jikalau engkau makan, dan minum, lakukanlah itu untuk kemuliaan Allah. Jika dulunya kita melakukan itu untuk diri kita sendiri. Sekarang kita melakukannya demi Dia yang diduduk di singgasa surga.

Segala aktifitas kita dimotori pandangan kita yang diarahkan kepada Tuhan Yesus yang telah duduk di surga. Tatkala mata kita tertuju kepada Yesus yang duduk di surga, maka betapa pun beratnya persoalan itu, kita dapat menanggungnya dengan baik. Contohnya Stefanus dilempari dengan batu hingga mati. Orang yang menderita kesakitan pastilah tidak sempat memikirkan orang lain. Namun karena damai sejahtera memelihara hati dan pikirannya, maka di detik detik terakhir kehidupannya, ia sempat memikirkan orang lain dan memohonkan pengampunan bagi orang yang melemparinya. Ia mampu untuk mengalihkan rasa sakit ke pengampunan.

Sebuah pertanyaan bagi kita ialah: di jalan manakah saudara sekarang sedang berjalan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...