01/04/17

Roh Allah Diam di Dalam Aku


Minggu 2 April 2017
Nas Bacaan: Roma 8:6 – 11                      


Roh Allah Diam di Dalam Aku

Paulus berbicara tentang manusia dalam konteks daging. Kata ini menunjuk kepada keberadaan manusia dengan akar keberadaannya secara jasmani, tanpa keterlibatan Allah di dalamnya. Seluruh manusia berada di dalam posisi daging di mata Allah, karena keberdosaannya. Menarik untuk disimak, Paulus mengatakan bahwa orang yang hidup secara daging, adalah perseteruan dengan Allah. Mengapa demikian, karena mereka tidak takluk kepada hukum Allah. Sekali pun mereka adalah orang yang beragama sekali pun. Orang Yahudi adalah orang beragama, namun tetap dikategorikan Paulus sebagai orang yang hidup tanpa hukum Allah, sekali pun mereka memiliki hukum Taurat.

Bertentangan dengan kehidupan berdasarkan daging, Paulus pun berbicara tentang kehidupanbersadarkan roh. Pada dasarnya jika Paulus berbicara tentang roh, ia menunjuk kepada Roh Kudus. Ada pun aktifitas Roh Kudus bekerja bersama dengan roh manusia. Manusia dalam roh dimampukan untuk menikmati persekutuan dengan Tuhan Allah, dalam doa. Pertobatan yang sesungguhnya dialami di dalam roh. Hidup kekal didepositkan di dalam diri kita lewat roh. Roh digambarkan merupakan bagian terdalam dari di manusia.

Paulus menggambarkan manusia dalam daging keinginannya senantiasa bertentangan dengan keinginan roh. Daging keinginannya ialah maut. Itulah akhir dari kehidupan daging, sementara roh keinginannya ialah; hidup. Hal itu terlihat jelas di dalam diri Yesus Kristus. Kristus akhir kehidupan-Nya tidak di dalam liang kubur. Ia bangkit dari kubur, bahkan Ia naik ke surga. Manusia Yesus itulah hidup di dalam roh, dan akhir hidup mereka yang hidup di dalam roh, akan sama seperti yang dialami Yesus Kristus.

Sekarang yang menjadi pertanyaan bagi kita ialah: bagaimana caranya agar kita hidup secara roh, sebab pada dasarnya kita hidup secara daging. Injil adalah jalan satu satunya kita dapat mengalami perubahan hidup. Pada saat kita percaya kepada Tuhan Yesus, maka kita menerima Roh Kudus. Hal itu dikatakan Paulus dalam II Kor 1:22 “memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.”

Dengan hadirnya Roh Kudus di dalam diri kita, dengan segenap hati kita dapat mengatakan bahwa kita ini adalah milik Allah. Roh Kudus itu adalah meterai Allah di dalam diri kita. Cf Ef 1:14. Jika Roh Kudus tinggal di dalam diri kita, maka Allah akan melihat diri kita sebagai orang  yang hidup di dalam kebenaran. Oleh karena itu nanti di hari penghakiman kita akan divonnis sebagai orang yang benar, bukan orang berdosa.

Sekali pun sekarang kita sudah hidup di dalam roh, bukan berarti kita tidak akan mati lagi. Sebab Yesus pun mati secara jasmani. Tetapi sama seperti Yesus dibangkitkan Allah dari antara orang mati, demikian juga Roh Kudus akan membangkitkan kita dari antara orang mati dan membawa kita masuk ke dalam kemuliaan sama seperti Kristus Yesus.

Jadi teringat tata ibadah penguburan orang mati yang dilaksanakan Gereja HKBP. “…Allah Bapa yang menciptakan engkau, Tuhan Yesus yang menyelamatkan engkau dan Roh Kudus yang memanggil engkau ke dalam keselamatan, itulah yang memelihara debu jasadmu, sampai tiba hari kebangkitan.” Allah Tritunggal akan memelihara debu jasad kita supaya tidak hilang. Ia akan bangkit kelak pada hari kebangkitan. Roh Kudus telah diam di dalam diri kita. Oleh karena itu dengan bangga kita dapat berkata: kita adalah anak Allah yang kudus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...