16/04/17

Memberitakan Injil




Memberitakan Injil

Markus 16:12 – 18

Setelah kebangkitan dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada para murid untuk membuktikan bahwa Ia hidup. Menarik untuk disimak, para murid itu tidak mampu percaya akan adanya kebangkitan dari antara orang mati. Sekali pun ada di antara mereka yang bersaksi bahwa mereka sudah melihat Yesus yang bangkit. Dalam kondisi seperti itu, Yesus terus melaksanakan rencana-Nya untuk kembali ke surga. Sebelum Ia naik ke surga, Ia memberikan tugas kepada para murid, bahwa mereka harus memberitakan Injil itu kepada segala mahluk.

Alkisah, pada waktu Yesus tiba di surga, seorang malaikat mengajukan pertanyaan: tentulah Injil itu telah dipercayakan kepada sejumlah besar orang untuk melanjutkannya. Lalu Yesus mengatakan: tidak juga, saya hanya percayakan kepada 12 orang. Wah sedikit amat, bagaimana jika mereka gagal untuk melakukan pemberitaan Injil itu? Yesus pun mengatakan: berarti Aku gagal di dalam berkarya. Namun Yesus tidak mungkin gagal. Kedua belas rasul itu dapat melaksanakan tugasnya, karena mereka disertai Roh Kudus dalam melaksanakan pekabaran Injil itu.

Satu hal yang perlu digarisbawahi dari nas kita di sini ialah: pemberitaan  Injil itu akan disertai kuasa. Markus mengungkapkan di dalam nas kita, bahwa kuasa untuk mengusir setan demi nama Tuhan Yesus. Jika di zaman dahulu setan yang diusir adalah roh roh jahat yang merasuki orang, lain lagi setan di zaman modern ini. Sebuah kisah tentang pengusiran setan dari orang di zaman Injil untuk pertama kalinya di tanah Batak.

Seorang pria datang ke tuan misisonaris yang tinggal di Pearaja, dan menuturkan isterinya ngoceh terus dan tidak tidur siang dan malam. Ia mohon agar pendeta missionaris itu datang untuk mendoakan dia. Karena pendeta itu sedang sibuk dan pekerjaannya banyak, maka ia berkata kepada pria itu agar pulang, dan mengatakan kepada istrinya yang tidak pernah diam itu: kata pendeta yang di Pearaja mengatakan kpdmu, diamlah. Sekejab itu pun isterinya diam dan kemudian tertidur.

Tak berapa hari lagi, pria itu datang ke pendeta yang di Pearaja dan menuturkan bahwa isterinya sudah diam. Tetapi anehnya ia pun diam terus dan tidak mau bicara. Lalu pendeta itu kembali mengatakan: pendeta di Pearaja itu mengatakan: sekarang kamu boleh bicara. Lalu isterinya pun kembali bisa bicara normal. Itulah kuasa yang diberikan Allah kepada mereka yang memberitakan Injil di dunia ini. Kuasa yang sama pun diberikan kepada kita sekarang ini. Setan yang perlu kita usir dari diri orang sekarang ini ialah: roh individualisme, roh konsumerisme, roh hedonisme, roh materialisme. Semua roh roh dunia ini sungguh merusak kehidupan manusia sekarang ini. Kita sudah melihat kemajuan teknologi yang membuat kehidupan manusia semakin nyaman. Tetapi kemajuan teknologi tidak diikuti dengan kemajuan moralitas. Tolok ukur kemajuan sekarang ini ialah: kognitif, orang semakin pintar, dari sarjana jadi magister dan pada akhirnya jadi doktor. Kedua yang menjadi tolok ukur ialah: harta dan yang ketiga ialah: kuasa.

Di zaman ini, kita tidak pernah membuat moralitas sebagai tolok ukur kemajuan. Kita tidak pernah membuat sisi emosional dan sisi rohani sebagai tolok ukur kemajuan. Pernahkah saudara mendengar pernyataan orang: orang tersebut sudah  mengalami banyak kemajuan secara rohani. Ia semakin beriman, ia semakin rendah hati, ia semakin sabar dan lain sebagainya. Roh roh seperti diungkapkan di atas pada hakekatnya harus diusir orang percaya dari hati orang yang tinggal di tengah masyarakat. Sudahkah roh seperti itu diusir dari hati saudara dan saya? Semoga jawabannya ialah: tentu sudah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...