25/04/17

Mazmur Orangtua




Mazmur Orangtua

Engkau yang telah membuat aku mengalami banyak kesusahan dan malapetaka, Engkau akan menghidupkan aku kembali, dan dari samudera raya bumi Engkau akan menaikkan aku kembali.
Mazmur 71:20

Mazmur 71 ini sering disebut orang sebagai Mazmur orangtua. Berdasarkan pengalaman dari pemazmur, maka kita dapat menimba pelajaran berharga bagi kita, untuk dipakai di masa tua kita kelak. Ada tiga hal yang dapat kita timba dari pengalaman si pemazmur ini. Pertama: kita harus belajar mengenal secara mendalam, siapa Tuhan itu. Pemazmur telah belajar dari Tuhan dari sejak kecil. Hal itu diungkapkannya di dalam ayat 17. Pemazmur kenal Tuhan sebagai tempat perlindungan ayat 1. Ia juga kenal Tuhan sebagai Juruselamatnya, ayat 2. Ia juga  menyebut Tuhan itu sebagai gunung batu, ayat 3, sebagai pengharapannya dan kepercayaannya, ayat 5.

Pemazmur juga berbicara tentang keperkasaan, ayat 16; kuasa dan keperkasaan Tuhan, ayat 18, perbuatan-Nya yang besar, ayat 19. Lalu dalam nas kita pemazmur mengatakan bahwa Allah sendirilah yang membawa ia ke dalam banyak kesusahan, tetapi yang membawa dia keluar dari semuanya itu. Allah adalah sumber penghiburan di dalam pergumulan hidupnya, ayat 21. Hal hal inilah yang didapat pemazmur dalam pengenalannya akan Tuhan. Pemazmur ini mengenal siapa Allahnya. Sebuah pertanyaan diajukan kepada kita sekalian: apakah saudara dan saya mengenal Allah seperti yang dikenal oleh pemazmur?

Hal kedua yang harus kita pelajari ialah: belajar mengembangkan kebiasaan mempercayai Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita sehari hari. Kebiasaan dikembangkan secara berulang-ulang dalam kehidupan. Kebiasaan yang kita kembangkan dari sejak masa muda, pada umumnya akan menjadi penuntun kita di masa tua kelak. Pemazmur membiasakan diri mempercayai Tuhan dan memuji Dia dan berharap kepada-Nya. Adakah pelajaran yang sama sudah kita timba di dalam hidup ini?

Hal ketiga yang harus kita pelajari ialah: pemazmur telah mengembangkan gaya hidup melayani Tuhan. Sekali pun pemazmur sudah tua, namun ia masih terus berupaya untuk menuturkan pengenalannya atas Tuhan pada generasi yang akan datang. Kisah di bawah ini menjadi sebuah contoh bagi kita. Seorang wanita tua berusia 75 tahun menghadiri sebuah kebaktian kebangunan rohani. Ia menerima tantangan untuk maju ke depan dan menerima Yesus Kristus. Pelayanan yang didapatkannya dalam KKR itu sangat mendalam di hatinya. Ia bertanya kepada hamba Tuhan itu: apakah ia dapat memperkenalkan Kristus yang diterimanya kepada para anak sekolah Minggu?

Pendeta itu merasa tidaklah mungkin ia dapat menjadi guru sekolah Minggu. Ia berkata: mari kita berdoa untuk pelayanan yang pas untuk dirinya. Di satu hari, ibu itu sedang memotong bunga yang dia tanam di kebun di depan rumah. Seorang pelajar dari Tionghoa lewat. Ibu itu menyapa pemuda itu dan mengajaknya minun the di rumahnya. Pemuda itu pun memenuhi permintaan itu. Ibu itu menuturkan kesaksiannya kepada pemuda tersebut. Pemuda itu terkesan dan bertanya bisakah ia datang lagi untuk me ndengar kisah ibu tua tersebut. Ibu itu berkata: silahkan datang dan ajak temanmu datang bersama.

Di  Minggu kemudian, pemuda itu datang dengan mengajak seorang teman. Mereka mendengar kisah ibu tua itu. Pada akhirnya, ada 70 orang pemuda Tionghoa telah mendengar kesaksian ibu tua itu, mereka pun pada akhirnya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka secara pribadi. Jika ibu tua yang sudah berusia 75 tahun masih dapat dipakai Tuhan sebagai alat di tangan-Nya sebagai alat untuk memberitakan Injil, maka saudara dan saya pun dapat juga dipakai-Nya. Agar hal itu dapat terlaksana, maka kenalilah Allahmu, biasakan mempercayai Dia dan memuji Dia dan memberitakan Dia dalam kehidupan sehari hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...