Jalan
Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku
hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.
Mazmur 86:11
Hidup
ini adalah sebuah perjalanan. Orang
menentukan jalan mana yang harus ditempuhnya di pejalanannya. Tuhan juga
punya jalan yang disediakan-Nya untuk dijalani oleh setiap orang yang percaya
kepada-Nya. Sadar akan adanya jalan Tuhan, pemazmur memohon agar Tuhan
menunjukkan kepada-Nya jalan Tuhan, sehingga ia akan berjalan di jalan
tersebut.
Tidak
semua orang berjalan di jalan Tuhan. Ada orang berjalan di jalan yang dia
rintis untuk dijalaninya di dunia ini.
Dunia ini pun menawarkan jalan yang akan dijalani. Jadi kita menemukan dua
jalan yang di jalani orang di dunia ini. Jalan dunia mengatakan untukku
untukku. Suara itu bergema di dalam perjalanan yang ditempuh. Apa pun yang
dilakukannya semuanya untukku, untukku.
Pada
umumnya orang berjalan di jalan yang ditempuhnya dalam dunia ini. Sebab itulah
yang paling dipercayanya sebagai jalan yang pas untuk dirinya. Sementara jalan
Tuhan itu sesuatu yang aneh bagi mereka. Sebab rasanya hal tersebut
menyingkirkan hakekat dari diri sendiri. Jalan Tuhan menyuarakan: untuk Tuhan,
untuk Tuhan. Sebab segala sesuatu dilakukan hanya untuk Tuhan.
Bagi
orang yang membuat diri sendiri yang menjadi pusat kehidupan, tindakan yang
mengatakan untuk Tuhan adalah sesuatu yang sangat aneh dan tidak masuk akal.
Bukankah diri sendiri yang harus diutamakan? Mengapa hal itu terjadi? Karena
mereka melihat dirinya sendiri bukan bagian dari Allah. Dirinya adalah sesuatu
yang terpisah dari Allah. Ia mau meninggikan diri di hadapan Allah. Bahkan ia
mau masuk surga didasarkan atas prestasi diri sendiri.
Lain
dengan orang yang berjalan di jalan Tuhan. Mereka melihat diri mereka sebagai
bagian dari eksistensi Tuhan. Paulus menggambarkannya dengan sangat indah
dengan ayat ini: “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
Gal 2:19b-20. Kristus yang hidup di dalam hidup orang Kristen. Karena Kristus
datang ke dunia ini, hanya dalam rangka memberlakukan kehendak Bapa-Nya, maka
tatkala Ia hidup di dalam hidup orang percaya, maka pastilah Ia pun melakukan
kehendak Allah di dalam diri orang Kristen tersebut.
Di sisi lain, pemazmur mengatakan dia akan berjalan
bukan di dalam kebenaran dirinya sendiri, tetapi di dalam kebenaran Allah.
Sebab jalan yang dijalaninya ialah: jalan Tuhan. Tidak ada satu pun kebenaran
di dalam diri orang yang berjalan di jalannya sendiri. Sebab semua manusia
telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Jalan diri sendiri adalah jalan
dosa dan jalan tanpa kemuliaan Allah ada di dalamnya.
Sebuah pertanyaan perlu diajukan pada kita
masing-masing: di jalan manakah saudara sekarang sedang berjalan. Jalan dunia
yang mengatakan: untukku untukkukah, atau jalan Tuhan yang menyuarakan: untuk
Tuhan untuk Tuhan. Marilah kita berjalan di jalan Tuhan dengan sebulat hati,
sebab di sana ada kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar