16/03/17




Jalan

Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.
Mazmur 86:11

Hidup ini adalah sebuah perjalanan. Orang  menentukan jalan mana yang harus ditempuhnya di pejalanannya. Tuhan juga punya jalan yang disediakan-Nya untuk dijalani oleh setiap orang yang percaya kepada-Nya. Sadar akan adanya jalan Tuhan, pemazmur memohon agar Tuhan menunjukkan kepada-Nya jalan Tuhan, sehingga ia akan berjalan di jalan tersebut.

Tidak semua orang berjalan di jalan Tuhan. Ada orang berjalan di jalan yang dia rintis  untuk dijalaninya di dunia ini. Dunia ini pun menawarkan jalan yang akan dijalani. Jadi kita menemukan dua jalan yang di jalani orang di dunia ini. Jalan dunia mengatakan untukku untukku. Suara itu bergema di dalam perjalanan yang ditempuh. Apa pun yang dilakukannya semuanya untukku, untukku.

Pada umumnya orang berjalan di jalan yang ditempuhnya dalam dunia ini. Sebab itulah yang paling dipercayanya sebagai jalan yang pas untuk dirinya. Sementara jalan Tuhan itu sesuatu yang aneh bagi mereka. Sebab rasanya hal tersebut menyingkirkan hakekat dari diri sendiri. Jalan Tuhan menyuarakan: untuk Tuhan, untuk Tuhan. Sebab segala sesuatu dilakukan hanya untuk Tuhan.

Bagi orang yang membuat diri sendiri yang menjadi pusat kehidupan, tindakan yang mengatakan untuk Tuhan adalah sesuatu yang sangat aneh dan tidak masuk akal. Bukankah diri sendiri yang harus diutamakan? Mengapa hal itu terjadi? Karena mereka melihat dirinya sendiri bukan bagian dari Allah. Dirinya adalah sesuatu yang terpisah dari Allah. Ia mau meninggikan diri di hadapan Allah. Bahkan ia mau masuk surga didasarkan atas prestasi diri sendiri.

Lain dengan orang yang berjalan di jalan Tuhan. Mereka melihat diri mereka sebagai bagian dari eksistensi Tuhan. Paulus menggambarkannya dengan sangat indah dengan ayat ini: “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” Gal 2:19b-20. Kristus yang hidup di dalam hidup orang Kristen. Karena Kristus datang ke dunia ini, hanya dalam rangka memberlakukan kehendak Bapa-Nya, maka tatkala Ia hidup di dalam hidup orang percaya, maka pastilah Ia pun melakukan kehendak Allah di dalam diri orang Kristen tersebut.

Di sisi lain, pemazmur mengatakan dia akan berjalan bukan di dalam kebenaran dirinya sendiri, tetapi di dalam kebenaran Allah. Sebab jalan yang dijalaninya ialah: jalan Tuhan. Tidak ada satu pun kebenaran di dalam diri orang yang berjalan di jalannya sendiri. Sebab semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Jalan diri sendiri adalah jalan dosa dan jalan tanpa kemuliaan Allah ada di dalamnya.

Sebuah pertanyaan perlu diajukan pada kita masing-masing: di jalan manakah saudara sekarang sedang berjalan. Jalan dunia yang mengatakan: untukku untukkukah, atau jalan Tuhan yang menyuarakan: untuk Tuhan untuk Tuhan. Marilah kita berjalan di jalan Tuhan dengan sebulat hati, sebab di sana ada kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...