22/03/17




Penglihatan

Sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
Lukas 2:30-32

Tatkala Yesus dibawa ke Bait Allah pada hari kedelapan, diukur dari hari kelahirannya, seorang saleh dari kalangan Israel, bernama Simeon menjambut kehadiran anak itu. Ia hadir di sana karena diberitahukan Roh Kudus, ia akan melihat kegenapan dari keselamatan yang dijanjikan Allah bagi umat-Nya Israel. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon mengenal bayi Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan. Ini sungguh menarik hati. Simeon dapat mengenali bayi Yesus sebagai Mesias. Bukankah ada banyak orang yang hadir di Bait Allah itu? Namun orang rohani dapat mengenali dengan benar apa yang sedang dicarinya.

Simeon diberi kesempatan untuk melihat keselamatan yang akan dihadirkan bayi Yesus di  masa depan. Ia telah mampu melihat jauh kedepan oleh karena kesalehannya di dalam beribadah kepada Tuhan Allahnya. Sungguh sangat berbeda dengan para tua tua Israel dan imam besar pada waktu itu, mereka para petinggi agama itu, tidak  mampu melihat kehadiran Yesus sebagai wujud dari kehadiran Mesias Israel yang dijanjikan. Sementara orang tua ini, yang hidup di dalam kesalehan, mampu melihat keselamatan yang akan datang, pada hal Yesus masih bayi mungil berumur delapan hari.

Hari orang Israel disunat adalah hari kedelapan. Hari itu adalah hari pertama pada Minggu kedua. Itu berarti angka delapan adalah angka yang menunjuk pada hari kelahiran kembali. Anak itu dimasukkan ke dalam perjanjian dengan Allah Israel. Melalui upacara sunat itu, ia dihisapkan pada komunitas perjanjian dengan Allah. Pada waktu itulah Simeon mewakili bangsa Israel untuk menerima Mesias Allah.

Simeon mampu melihat bahwa keselamatan itu tidak hanya diperuntukkan bagi Israel semata-mata. Keselamatan itu diperuntukkan bagi bangsa bangsa di muka bumi ini. Namun di dalam keselamatan itu umat Allah, yakni Israel akan menjadi kemuliaan. Dialah orang Yahudi  pertama yang  menerima Yesus sebagai Mesias. Di akhir zaman, akan ada kesempatan untuk bangsa Yahudi untuk menerima Yesus sebagai Mesias mereka.

Kesalehan akan memungkinkan kita melihat apa yang disediakan Allah bagi kita. Bahkan dalam jangkauan masa depan yang jauh di depan. Sama seperti Samuel ini. Ia menemukan damai sejahtera di dalam dirinya, sehingga ia dapat mengatakan: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu.” Ia tahu juga kapan ia akan pergi meninggalkan dunia ini.

Ada seorang ibu yang punya sepuluh anak. Ibu itu berada dalam keadaan sehat. Ia meminta agar seluruh anak dan cucu kumpul satu hari, sama sama pergi ke Gereja dan malamnya mereka makan bersama. Setelah acara makan selesai, sang ibu berdoa untuk anak anaknya satu persatu dari nomor satu sampai nomor sepuluh berikut cucunya. Setelah selesai berdoa untuk anak dan cucu, si ibu itu bernyanyi: It is well with my soul dalam bahasa Batak:  sonang do sonang do.  Biasanya si ibu akan menyanyikan lagu itu sampai bait yang ke empat. Tetapi ia hanya menyanyikan bait yang pertama, karena ia sudah meninggal dunia.

Kata terakhir yang keluar dari mulut ibu itu adalah doa dan nyanyian yang menggambarkan isi hatinya:  it is well with my soul, sonang do sonang do dipasonang tongtong rohangkon. Alangkah indahnya kematian seperti itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...