Jumat 23 Juni 2017
Lebih Baik
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.
Efesus 3:20 – 21
Nas kita ini adalah bagian dari doa rasul Paulus untuk Jemaat di Efesus, agar mereka dikuatkan dan diteguhkan oleh Roh Kudus di dalam batin Jemaat tersebut. Hal itu akan dilakukan Allah menurut kekayaan kemuliaan-Nya. Karena Allah akan melakukan itu sesuai dengan kekayaan kemuliaan-Nya maka hal itu senantiasa berada di luar jangkauan pemikiran umat manusia. Itulah sebabnya Paulus menutup doanya itu dengan mengungkapkan bahwa yang diterima manusia dari kekayaan kemuliaan Allah, senantiasa jauh lebih besar dari pada apa yang didoakan dan dipikirkan.
Ada tiga contoh di dalam Alkitab, dimana ada orang yang memohonkan sesuatu dari Allah, namun diberikan jauh lebih besar dari pada apa yang dipohonkannya. Kisah pertama ialah: Raja Salomo. Yahweh memberi kesempatan kepada Salomo untuk meminta apa saja pun yang diinginkannya, maka Allah akan mengabulkan hal tersebut. Salomo tidak meminta harta, atau umur yang panjang, atau kemenangan demi kemenangan menghadapi para musuh kerajaan. Ia hanya meminta hikmat yang benar untuk memimpin bangsa yang besar itu. Allah memandang permintaannya itu. Allah mengaruniakan hikmat yang paling besar bagi Salomo, sehingga tidak ada orang punya hikmat seperti Salomo, sebelum dan sesudahnya.
Namun bukan hanya itu yang diberikan Allah kepadanya. Allah menambahkan kepada apa yang dipohonkan Salomo kepada Allah. Itulah bukti pertama. Contoh kedua ialah dalam kisah yang dituturkan Tuhan Yesus. Seorang pemungut cukai datang ke Bait Allah dan berdoa di sana. Ia memukul-mukul dirinya, lalu memohon belas kasihan Allah, agar dosanya diampuni. Dia hanya memohon pengampunan. Tetapi Yesus mengatakan bahwa pemungut cukai itu pulang dengan dibenarkan Allah. Kata dibenarkan di dalam Alkitab bermakna; dipandang Allah sebagai orang yang tidak berdosa. Tidakkah hal itu lebih besar dari apa yang diharapkannya?
Contoh yang ketiga ialah: orang yang disalibkan bersama dengan Tuhan Yesus. Orang itu berkata: “Yesus ingatlah akan aku apabila Engkau datang sebagai Raja.” Ia hanya memohon agar kelak, tatkala Yesus datang sebagai Raja, orang ini jangan dilupakan. Tetapi Yesus berkata: “Sesungguhnya hari ini juga engkau akan berada dengan Aku di dalam Firdaus.” Tidakkah ia mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang diharapkannya? Itulah pola yang dilakukan Allah yang kaya dengan kemuliaan itu di dalam hidup orang yang percaya.
Berdasarkan pemahaman bahwa Allah adalah yang kaya dengan kemuliaan, maka Paulus dalam surat Korintus mengatakan: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." I Kor 2:9. Yang disediakan Allah bagi kita di hari penghakiman itu adalah sesuatu yang jauh lebih baik dari pada yang kita doakan dan pikirkan. Tidakkah hal itu luar biasa. Jadi jangan percaya jika ada orang yang berkata ia sudah pernah ke surga atau ke neraka. Karena semuanya itu tidak sesuai dengan apa yang disaksikan Alkitab.
Oleh karena Allah bertindak dalam kekayaan kemuliaan-Nya, maka segala seuatu yang didemonstrasikan di dalam kehidupan orang percaya, pada hakekatnya adalah bagi kemuliaan Allah semata-mata. Itulah sebabnya Paulus mengatakan: “Jika engkau makan, jika engkau minum, lakukanlah itu untuk kemuliaan Allah.” Hidup kita seharusnya menampakkan kemuliaan Allah, sebab kita diciptakan untuk kemuliaan Allah. Untuk itulah kita hidup. Sayang seribu kali sayang, manusia lebih menyukai kemuliaannya sendiri, ketimbang kemuliaan Allah.
Pada hal kemuliaan Allah dibandingkan kemuliaan manusia, dapat diibarakan kemuliaan pangeran di kerajaan suku bangsa di Papua dibandingkan dengan kemuliaan Pangeran putra mahkota kerajaan Inggris. Tidak dapat disetarakan dalam segala hal. Itulah kebodohan manusia di hadapan Allah Yang Mahamulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar