12/07/17

Bait Allah



Bait Allah

Tetapi benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.
I Rajaraja 8:27

Salomo mendirikan sebuah Bait bagi Allah Israel. Salomo menahbiskan bait tersebut dan menaikkan sebuah doa, pada waktu ia menahbiskan bait tersebut. Nas kita adalah bagian dari doa Salomo di hadapan Allah. Dalam doanya, Salomo mengakui kebesaran Allah. Tidaklah layak dari sudut pandang hakekat Allah, Ia tinggal di dalam satu bait, seperti yang didirikannya. Allah itu sangatlah besar. Bahkan lebih besar dari alam semesta yang diciptakannya. Oleh karena itu Salomo memuji Allah yang mau tinggal di dalam  bait yang sederhana, seperti yang didirikannya.

Sekarang bait yang didirikan Salomo itu tidak ada lagi. Namun bukan berarti Allah undur diri dari dalam kehidupan umat manusia. Allah hadir di dalam hidup kita melalui Roh Kudus-Nya. Bahkan Allah membuat diri kita sebagai Bait Roh Kudus. Paulus mengingatkan Jemaat Korintus, bahwa tubuh orang percaya itu adalah Bait Roh Kudus, I Kor 3:16. Namun kebesaran Allah tidaklah ditentukan sederhananya tempat yang disebut sebagai bait Roh Kudus.

Sama seperti Salomo mengakui bahwa tidaklah mungkin Allah tinggal di dalam sebuah bait yang didirikannya, sebab pada hakekatnya Allah itu Mahabesar, maka hal yang sama juga dapat kita katakan tentang Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita. Di sana terlihat kebesaran Allah yang Mahabesar itu, mau tinggal di dalam tubuh orang percaya. Hal yang sudah dilakukan Allah sebelumnya di dalam Bait Allah yang didirikan Salomo.

Malah apa yang dilakukan Allah di dalam Yesus Kristus, jauh lebih besar dari pada yang dilakukan Allah di zaman Salomo. Paulus mengatakan dalam surat kepada Jemaat di Efesus: “… dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” Ef 3:19. Kita merenungkan kata kata Paulus dalam kutipan nas ini: kita dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Tidakkah hal itu adalah sesuatu yang luar biasa. Tubuh kita yang sederhana ini dipenuhi dengan seluruh kepenuhan Allah. Pada hal, Salomo mengatakan bahwa alam semesta pada hakekatnya tidak dapat menampung hadirat Allah. Allah lebih besar dari alam semesta yang diciptakan-Nya. Sekarang Allah yang begitu luar biasa besarnya, mau tinggal di dalam diri orang seperti kita.

Bukan hanya itu saja, kita membayangkan Allah Yang Mahakudus itu, mau tinggal di dalam diri orang yang berdosa. Terbayang di depan mata, seorang memasuki satu rumah yang sudah tua dan reyot, penuh dengan kebusukan di sekeliling rumah. Orang tersebut memutuskan untuk tinggal di dalam rumah tersebut. Maka satu hal yang pasti dilakukan orang tersebut ialah: ia akan merenovasi rumah itu, membersihkannya sedemikian rupa, supaya layak untuk dijadikan tempat tinggal.

Hal yang sama dilakukan Allah di dalam diri kita. Kitalah rumah yang penuh dengan kekotoran itu. Allah Yang Mahakudus akan tinggal di dalam diri kita melalui Roh Kudus-Nya. Untuk itu Allah bekerja membersihkan dan merenovasi rumah yang mau ditinggali-Nya. Allah tidak akan berhenti bekerja, sebelum rumah yang akan ditinggalinya itu belum bersih dan rapi.

Dari sudut pandang Allah, Ia telah merenovasi hidup kita di dalam Kristus. Ia telah melihat kita telah serupa dengan Kristus Yesus. Tentang hal ini Rasul Paulus dengan tegas mengatakan di dalam surat Roma: “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” Rom 8:29.

Masalah  bagi kita sekarang ialah: tatkala kita melihat diri kita, maka sudut pandang kita yang senantiasa kita pakai. Kita melihat diri kita sebagai orang yang masih berdosa. Pada hal kita sudah dibenarkan Allah, sudah dikuduskan Allah, sudah ditebus Allah. Cf I Kor 1:30. Perbedaan sudut pandang itu, seharusnya diselesaikan. Gantilah kaca mata yang kita pakai. Pakailah sudut pandang Allah dan tidak memakai lagi sudut pandang manusia. Roh Kudus akan bekerja di dalam diri kita, untuk membuat citra Tuhan Yesus menjadi sesuatu yang nyata di dalam kehidupan ini. Selamat menikmati sudut pandang Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...