13/07/17

Langit yang Baru



Langit yang Baru

Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.
II Petrus 3:13

Dalam ayat 12 Petrus menyebut orang yang hidup di dalam kekudusan Allah itu adalah mereka yang mempercepat kedatangan hari Allah. Bagaimana mereka mempercepat hari itu tidak dibicarakan Petrus, oleh karena itu pun kita tidak akan membicarakannya. Karena jika kita membicarakannya hal itu tetap merupakan spekulasi semata-mata. Marilah kita menerima hal itu sebagai fakta yang diungkapkan Alkitab kepada kita tanpa mempersoalkannya. Namun satu hal yang pasti ialah : dunia yang kita kenal sekarang akan lengap dengan segala yang ada padanya.
 Sebagai ganti dunia yang lama yang akan lenyap itu, Allah akan menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru, dimana terdapat kebenaran. Jika alkitab berbicara tentang kebenaran, itu berarti berbicara tentang hubungan dengan Allah yang sebenarnya. Jika di dalam langit yang baru dan bumi yang baru itu kita akan menikmati relasi yang seharusnya dengan Allah. Kita tidak lagi akan mengalami seperti relasi yang sekarang. Karena semuanya telah diperbaharui. Realitas dari ciptaan baru di dalam Kristus, sebagaimana dikatakan Paulus dalam II Kor 5:17 akan terlihat jelas nanti di sana. Seluruh kehidupan orang saleh di dunia ini didasarkan kepada pengharapan akan langit yang baru dan bumi yang baru itu. Sebab di sanalah keberadaan kita sebagai anak Allah akan dinyatakan. Di sana kita akan dipermuliakan bersama dengan Kristus.
 Apa dasar dari pengharapan orang saleh akan langit dan bumi yang baru itu? Petrus mengatakan dalam ayat 13 yaitu janji Allah. Kita tahu bahwa Allah yang kita kenal, yang telah memperkenalkan diri kepada kita di dalam Yesus Kristus, adalah Allah yang setia kepada apa yang dijanjikan-Nya itu. Hal itu telah dibuktikan di dalam kehidupan bangsa Israel, juga di dalam kehidupan gereja-Nya di sepanjang zaman. Oleh karena itu hidup kita sebagai orang percaya haruslah didasarkan kepada janji-janji Allah yang diungkapkan-Nya di dalam firman-Nya. Orang-orang besar di dalam sejarah gereja telah membuktikan kebenaran dari jannji-janji Allah di dalam kehidupan mereka. Mereka juga telah membuktikan bahwa Allah yang menjanjikannya itu adalah Allah yang setia. Musa, dalam kitab Bilangan mengatakan bahwa “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal, masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?” (Bil 23:19). Satu hal yang menjadi pertanyaan bagi kita ialah: apakah kita mengenal Allah yang setia di dalam janji-janji-Nya?
 Sebagaimana Petrus menasihati kita untuk menjalani satu kehidupan yang kudus di dalam ayat 11, dikarenakan kita akan menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, maka di dalam ayat 14 ini pun dia menasihati kita untuk menjalani kehidupan yang kudus itu karena kita akan diperbaharui juga sama seperti langit dan bumi diperbaharui Allah. Bukti dari kehidupan yang kudus itu dikakatakan Petrus ialah hidup di dalam perdamaian dengan Allah. Jadi dengan perkataan lain, hidup di dalam kekudusan juga berarti hidup di dalam pendamaian dengan Allah. Paulus mengatakan di dalam Roma 5 :1, karena iman kita kepada Yesus Kristus, kita hidup di dalam damai sejahtera dengan Dia. Jadi kembali perdamaian itu dapat kita nikmati karena Kristus Yesus, sebab Dialah yang menjadi damai sejahtera kita di hadapan Allah.
 Dengan berada dalam damai sejahtera dengan Allah, maka tidak akan ada lagi penghalang bagi kita untuk turut ambil bagian di dalam langit yang baru dan bumi yang baru, dimana terdapat kebenaran. Kita berada di dalam kebenaran di  mata Allah, juga di mata segala mahluk yang ada di langit yang baru dan bumi yang baru itu. Semoga saudara pun turut di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...