14/07/17

Diutus



Diutus

Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
Keluaran 3:10

Musa mendapat mandat dari Allah untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir. Untuk itu Musa disuruh untuk menghadap Firaun dan mengutarakan kehendak Allah, yakni biarkan umat-Ku pergi! Bagi orang Israel, keluarnya bangsa itu dari Mesir, adalah gambaran dari keselamatan. Belakang hari, orang Israel pun melihat kepulangan dari Babel ke Tanah Perjanjian adalah juga merupakan wujud dari keselamatan. Berdasarkan fakta itu, sekarang kita dapat melihat perlambang dari tokoh atau tempat dari kisah keluarnya Israel dari Mesir.

Kita dapat mengatakan sekarang, Mesir itu adalah  lambang dari dunia ini. Di Mesir, di dunia ini, orang percaya yang dilambangkan bangsa Israel, berada di dalam perbudakan. Musa adalah proto tipe dari Yesus Kristus. Sama seperti Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, demikian  juga kita dapat mengatakan bahwa Kristus Yesus memimpin orang percaya keluar dari perbudakan dunia ini, masuk ke dalam terang Allah yang abadi.

Dunia ini memperbudak manusia. Hal itu sangat jelas diungkapkan rasul Paulus di dalam suratnya kepada Jemaat di Roma: “Dahulu memang kamu hamba dosa.” Rom 6:17. Hamba di sini maksudnya adalah  budak! Ada pun tugas dari Musa ialah membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan, lalu dibawa masuk ke dalam kemerdekaan. Di Tanah Kanaan bangsa Israel menjadi bangsa yang merdeka dan tidak menjadi budak dari siapa pun juga, kecuali mengabdikan diri kepada Allah Israel. Hal yang sama terjadi dengan kita di dalam Kristus Yesus.

Satu hal yang harus kita garisbawahi dalam kisah orang Israel keluar dari Mesir ialah: Allah sendirilah yang mengambil prakarsa untuk membebaskan mereka keluar dari Mesir. Allah mengutus Musa untuk membawa bangsa itu keluar dari Mesir. Hal yang sama dapat kita terapkan dalam kehidupan suku bangsa Batak di dunia ini. Tidak ada satu pun dari nenek moyang orang Batak, yang berseru kepada Tuhan, supaya Ia mengutus hamba-Nya Nomensen agar datang ke tanah Batak, agar orang Batak, khususnya di wilayah Tapanuli Utara, keluar dari perbudakan dosa dan keterbelakangan.

Sekarang bangsa Israel telah dimerdekakan. Musa memimpin bangsa itu keluar dari Mesir dan masuk ke Tanah Perjanjian, Tanah Kanaan. Kita pun sudah dibawa keluar dari kegelapan kepada terang Allah yang ajaib. Namun penugasan untuk membawa orang keluar dari perbudakan dosa, lalu memindahkan mereka ke terang Tuhan yang ajaib, masih berlangsung hingga sekarang ini. Yesus mengutus para murid itu dengan Amanat Agung, agar pergi ke seluruh dunia, dan memberitakan Injil. Adalah tugas dari semua orang percaya untuk memberitakan Injil kepada suluruh  umat manusia. Sebab Injil itu menurut Paulus adalah kekuatan Allah untuk menyelamatkan semua orang. Cf Rom1:16.

Kisah di bawah ini menceriterakan bagaimana Injil dapat menerobos ke dalam lubuk hati seorang bapa. Ada seorang bapa menyekolahkan anaknya ke sekolah Kristen. Ia adalah seorang warga Tionghoa dan tidak beriman kepada Yesus Kristus. Di sekolah anaknya diajar untuk berdoa kepada Tuhan Yesus. Di satu malam, tatkala keluarga ini makan malam, anak tersebut bertanya kepada bapanya: pa, bolehkah saya berdoa dulu sebelum makan? Bapa itu pun mengizinkannya. Anak itu pun berdoa: “Bapa di surga, buatlah bapa dan mama menjadi Kristen, berkati makan dan minuman ini. Amin.” Hal yang luar biasa ialah: anak itu setia berdoa seperti itu tiap malam, pada waktu makan malam. Setelah enam tahun anak itu berdoa tiap malam, sang Bapa itu pun datang kepada saya dan minta agar diajar menjadi orang Kristen.

Jika Tuhan dapat memakai seorang anak kecil membawa keluarganya keluar dari kegelapan dan pindah ke terang Allah yang ajaib, mengapa Allah tidak mau memakai saya juga sama seperti anak kecil itu. Bukannya Allah tidak  mau, tetapi kitalah yang tidak mau dipakai Tuhan untuk membawa orang lain keluar dari kegelapan dunia ini. Jadi terlintas di dalam hati syair dari Buku Ende HKBP yang mengatakan: “Sulingkit rohami manang na piga naung niarahonmi tu Debata.” – Selidiki hatimu dan tanya sudah berapakah orang yang engkau arahkan kepada Allah.

Syair itu perlu kita renungkan bersama. Sebuah pertanyaan perlu diajukan kepada diri kita masing masing: apakah seluruh anggota keluarga kita telah keluar dari perbudakan dosa? Tidakkah saudara dan saya juga telah diutus Allah untuk memimpin mereka keluar dari perbudakan dunia ini dengan memberitakan Injil proklamasi dan afirmasi sebagaimana dilakukan oleh anak kecil di ceritera di atas?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...