Jumat 7 Juli 2017
Zakheus
Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Lukas 19:10
Tuhan Yesus datang ke dalam dunia, dan menjungkirbalikkan tatanan kehidupan masyarakat yang sudah mapan. Orang Yahudi di zaman Tuhan Yesus, adalah masyarakat yang sangat agamis. Oleh karena itu, orang membagi masyarakat ke dalam kelas kelas tertentu, seturut dengan keagamaannya. Di tingkat paling tinggi ialah Imam besar dan kepala kepala iman. Di bawah mereka ada kalangan ahli Taurat dan orang Farisi. Para pemungut cukai tidak dianggap sebagai kelas terhormat. Mereka disamakan dengan para pelacur yang tidak peduli dengan masalah agama. Pada zaman itu orang sangat memuji orang yang giat di dalam melakukan hukum Taurat. Kalangan yang disebut giat melakukan hukum Taurat adalah orang Farisi.
Di sisi lain para pemungut cukai tidak dianggap sebagai manusia beragama. Di sinilah letak bertolakbelakangnya Yesus dengan orang Farisi yang sangat menekankan untuk melakukan syariat hukum Taurat. Yesus masuk ke dalam rumah orang pemungut cukai. Sesuatu yang tidak mungkin dilakukan orang ahli Taurat dan orang Farisi. Sebab mereka akan menajiskan diri sendiri, jika masuk ke dalam rumah pemungut cukai. Ajaran Taurat yang mengatakan hal yang najis akan menajiskan yang kudus. Orang Farisi merasa mereka adalah orang kudus, sementara pemungut cukai adalah orang najis. Maka ketika mereka masuk ke dalam rumah pemungun cukai, maka mereka akan najis oleh bangku yang diduduki, juga dengan makanan yang disajikan.
Yesus dipandang orang pada waktu itu sama dengan seorang rabbi. Seorang yang menduduki kelas yang tinggi di tengah masyarakat Yahudi. Sudah kita katakan di atas, tidak akan ada seorang rabbi yang akan masuk ke dalam rumah orang pemungut cukai dan makan bersama dengan mereka di rumahnya. Tetapi hal inilah yang justru dilakukan Tuhan Yesus. Yesus mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu yang dari luar yang akan menajiskan orang. Hal yang sesungguhnya menajiskan orang ialah sesuatu yang keluar dari dalam hati orang tersebut. Cf Matius 15:10-11. Makanan tidak dapat mengotori hati yang adalah pusat dari eksistensi kita. Sementara sesuatu yang keluar dari hati, yakni dengki, amarah dan lain sebagainya itulah yang menajikan orang.
Yesus membenarkan tindakan-Nya untuk me nginap di rumah Zakheus dengan alasan: Zakheus juga adalah keturunan Abraham. Kedua, ia datang ke dalam dunia bukan untuk orang benar, tetapi untuk orang yang sakit. Zakheus sakit secara rohani. Lalu Yesus datang untuk membawa kesembuhan kepada Zakheus dan seluruh keluarganya. Takala Tuhan Yesus ada di dalam rumah Zakheus, Yesus berkata kepada Zakheus dan keluarganya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.” Ayat 9.
Kristus mau datang ke dalam rumah setiap keluarga yang mau mengundang dia untuk hadir di rumahnya. Bahkan Zakheus tidak mengundang Yesus untuk hadir di rumahnya. Ia hanya ingin berjumpa dengan Yesus. Tetapi orang yang mencari Yesus, senantiasa mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang diharapkannya. Zakheus hanya mau melihat Yesus, tetapi Zakheus dapatkan sesuatu yang lebih. Yesus menumpang di rumah Zakheus. Seorang Rabbi besar numpang di rumah seorang pemungut cukai, bukankah hal itu sesuatu yang up side down? – jungkir balik.
Respom dari Zakheus atas hadirnya Yesus di rumahnya sungguh sangat amat luar biasa. Ia mendapatkan kehormatan yang sangat luar biasa dari Yesus Kristus. Ia disebut orang yang selamat. Itu berarti dapat duduk bersama dengan Abraham di meja makan pesta perkawinan di surga kelak. Tidakkah hal itu luar biasa, pada hal ia hanya mau melihat Yesus saja pada mulanya.
Reaksi Zakheus ialah: “Tuhan, setengah dari dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dai seseorang akan kukembalikan empat.” Hatinya tidak terpana lagi dengan harta dunia ini. Hatinya sudah terpana dengan harta surgawi yang dibawa Tuhan Yesus ke dalam rumah tangganya. Paulus pun mengalami hal yang sama. Setelah berjumpa dengan Yesus, ia melepaskan diri dengan cita cita kemanusiaan pada zamannya. Mata hatinya ditujukan pada panggilan surgawi. Ia bahkan menganggap semua yang dimilikinya di masa lalu adalah sama dengan kotoran yang harus disingkirkan.
Sebuah pertanyaan perlu diajukan pada diri kita masing masing, tatkala saudara berjumpa dengan Yesus yang bangkit itu, hal apa yang saudara tinggalkan oleh karena keputusan untuk mengikut Dia. Jika mata hati kita dibukakan untuk melihat harta surgawi yang disedikan bagi kita, maka sirnalah segala kemuliaan harta dunia ini. Jika saudara masih melihat gemerlapnya harta dunia ini, satu hal yang pasti ialah: mata hati saudara belum dibukakan untuk melihat harta surgawi yang disediakan Allah untuk kita. Oleh karena itu marilah kita berdoa: open ours eyes Lord, we want to see Jesus. To reach and touch Him and say that we love Him. Open ours ears Lord and help us to listen, open ours eyes Lord we want to see Jesus. Ini syair dari satu lagu rohani di dalam bahasa Inggris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar