17/07/17

Jalan Tuhan



Jalan Tuhan

Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya.
Mazmur 25:10  

Jika kita berbicara tentang jalan, maka perhatian kita tidaklah harus diarahkan pada jalan raya yang menghubungkan dua titik. Jalan yang dimaksud di dalam nas kita ini ialah: jalan hidup, atauway of life dalam bahasa Inggris. Itu adalah jalan yang kita jalani di sepanjang perjalanan hidup. Jalan itu mengungkapkan siapa diri kita sebenarnya. Nas kita  berbicara tentang jalan Tuhan yang disebuat pemazmur adalah kasih setia dan kebenaran. Allah berjalan di jalan itu. Semua orang yang berpegang pada perjanjian Allah dan peringatan peringatannya akan menemukan Allah dalam kasih setia dan kebenaran-Nya.
Karena jalan Allah adalah kasih setia dan kebenaran maka kita dapat mengatakan bahwa dari Allah yang baik, hanya yang baik yang keluar dari pada-Nya. Sama seperti Ayub berkata: “Lihatlah Ia hendak membunuh aku, namun aku percaya kepada-Nya. Ayub 13:15. Namun hal ini bukanlah sebuah kebenaran yang dapat dicampakkan kepada babi, sebagaimana disuarakan Tuhan Yesus. Premis yang mengatakan bahwa dari Allah yang  baik, hanya keluar yang baik, hal itu hanya diperuntukkan bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan juga peringatan peringatan-Nya.
Bagi jiwa yang sudah dimurnikan oleh darah Yesus Kristus, maka segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Cf Roma 8:28. Dalam berjalan di jalan Tuhan, orang menemukan segala sesuatu yang diperlukannya di dalam hidup ini. Sebab Allah itu hidup dan sumber segala sesuatu yang kita butuhkan, sekaligus sebagai penyedia dan pelindung kehidupan, maka kita akan mengalami kepuasan di dalam berjalan di jalan Tuhan.
Satu hal lain yang perlu kita renungkan bersama di sini ialah: di dalam kitab Kisah Para Rasul Lukas berbicara tentang jalan Tuhan. Jalan Tuhan ialah: Injil Yesus Kristus yang diberitakan para rasul kepada orang Yahudi pertama-tama, tetapi juga kepada orang Yunani. Agama Kristen disebut sebagai jalan Tuhan. Lukas tidak memakai istilah Kristen di dalam laporannya, tetapi jalan Tuhan.
Kekristenan memang bukan sebuah agama. Ia adalah sebuah jalan. Yesus berjalan di jalan itu. Jalan itu menjadi jalan hidup bagi Yesus dan juga bagi setiap orang yang mengikut Dia. Jalan yang dijalani Yesus iitu adalah jalan: Bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Cf Markus 10:45. Jalan itu adalah jalan yang berkata: “Aku tidak dapat berbuat apa apa dari diri-Ku sendiri… sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, tetapi kehendak Dia yang mengutus Aku.” Yoh 5:30. Jalan itu adalah jalan mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba. Dan dalam keadaan manusia ia taat dan bahkan taat sampai mati di kayu salib. Cf Filipi 2:5-7. Semua jalan yang kita sebut di atas dijalankan Tuhan Yesus dengan kasih setia dan kebenaran.
Paulus mengatakan bahwa jalan itu adalah  jalan orang percaya. Sebab Paulus mengatakan di dalam Filipi 2:5 “ Hendaklah kamu di dalam hidupmu bersama menaruh pikiran dan perasaan yang juga terdapat di dalam Kristus Yesus.” Alkitab dalam terjemahan bahasa Inggris (RSV) mengatakan: Have this mind among yourselves, which is yours in Christ Jesus”  Saya menggaris bawahi anak kalimat untuk menekankan bahwa keberadaan itu adalah milik dari orang Kristen.
Kekristenan bukanlah satu rumusan hukum hukum agama yang harus dilakukan orang yang memeluk kekristenan tersebut. Kekristenan adalah jalan yang harus ditempuh orang percaya, sebagaimana Kristus berjalan di jalan itu. Pada saat kita berjalan di jalan itu, kita dapat jatuh bangun sementara kita berjalan di sana. Tetapi kita tidak pernah pindah ke jalan lain, sebab memang tidak ada jalan lain bagi orang Kristen, selain dari jalan yang ditempuh duluan oleh Tuhan Yesus.
Jadi teringat akan jejak dua pasang kaki yang ada di tepi pantai. Jejak kaki pertama adalah jejak kaki orang percaya, dan pada jejak kaki kedua jejak kaki Tuhan Yesus. Orang percaya itu melihat hal tersebut dan mengenang peristiwa yang dijalaninya. Lalu ada jejak kaki yang sepasang saja. Orang percaya itu mengenal masa itu adalah  masa yang paling sulit bagi dia. Lalu ia berkata kepada Tuhan: mengapa Engkau membiarkan aku sendirian pada masa yang begitu kelam di dalam hidup? Yesus mengajukan pertanyaan padanya. Memang menurut engkau jejak kaki yang sepasang itu jejak kaki siapa? Tentulah jejak kaki saya jawabnya. Yesus berkata: bukan itu adalah jejak kaki saya! Lalu orang itu bertanya, lalu pada waktu itu, saya ada di mana? Yesus menjawab: Aku menggendong kamu.
Tidak ada Allah yang seperti itu. Yesaya mengatakan: “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” Yesaya 46:4. Itulah jalan Allah kita yang dijalani-Nya dalam kasih setia dan kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...