22/07/17

Bercahaya


Bercahaya

Matius 13:24 – 30; 36 – 43

Perjalanan hidup manusia dimulai dari dia lahir, jadi batita, balita, remaja, pemuda dan orang dewasa. Inilah garis besar dari pejalanan hidup umat manusia. Berbeda dengan garis besar kehidupan manusia yang dimulai dari lahir dan ujunnya meninggal, graris kehidupan orang percaya dimulai dari akhir dan berujung dalam akhir pula. Hal itu sangat jelas diutarakan oleh nas kita. Akhir dari kehidupan orang percaya ialah: bercahaya seperti matahari. Kita sudah tahu sebelumnya apa yang akan kita dapatkan di dalam akhir hidup kita. Sementara orang dunia tidak tahu apa yang mereka dapatkan di akhir hidupnya.
Oleh karen kita sudah tahu akan akhir dari hidup kita kelak berada disurga, ada orang yang mengatakan bahwa kita boleh  berbuat dosa, toh kita pasti masuk surga. Orang yang mengatakan hal ini adalah orang yang tidak tahu makna dari kehidupan kekal yang diberikan Allah bagi kita. Jika kita memiliki hidup yang kakal itu berarti hidup kita sama seperti hidupnya Allah. Allah sangat membenci dosa, oleh karena itu, orang yang mengatakan marilah kita berbuat dosa, toh akan masuk surga. Pada hakekatnya orang itu adalah orang yang tidak mengenal hidup yang kekal.
Orang itu dapat disetarakan dengan lalang di dalam nas bacaan kita. Yang menjadi  bapa bagi dia adalah iblis dan bukan Allah Bapa di dalam Yesus Kristus Tuhan kita. Dari nas kita, kita ketahui bersama, bahwa lalang dan gandum pada  mulanya sama wujudnya. Lalang serupa benar dengan gandum. Tetapi setelah mereka berbulir, kelihatanlah perbedaan mereka.  Hal yang sama juga dengan orang yang benar dan orang jahat, sebagaimana dituturkan nas bacaan kita pada pagi hari ini.
Karena kita telah ditetapkan menjadi terang yang bercahanya di masa mendatang, Roh Kudus berkarya di dalam diri kita, supaya kita tetap berada di jalur yang sudah ditentukan untuk kita ikuti bersama. Kita dapat mengatakan bahwa kita berjalan di satu lorong yang panjang. Kita tidak dapat bergerak keluar dari lorong itu. Kita hanya berjalan di sepanjang lorong itu, yang ditentukan Allah untuk kita jalani. Itulah sebabnya kita dapat mengatakan keselamatan kita adalah sesuatu yang pasti, dan tidak  mungkin hilang.
Melalui perumpamaan ini, kita disuruh untuk merenungkan di dalam lubuk hati kita yang paling dalam, apakah kita ini termasuk lalang atau gandum. Pada tahap awal, tidak ada perbedaan antara lalang dan gandum. Tetapi setelah menghasilkan buah, sangat jelas perbedaannya. Anak anak iblis dan anak anak Allah sungguh sangat jelas buahnya. Paulus mengatakan orang yg berjalan di lorong yang ditentukan Allah. Dan hidup di dalam roh, mereka akan mengasilkan buah roh di dalam perjalanan hidupnya. Sementara orang yang hidup di dalam daging akan men ghasilkan buah daging sebagaimana disuarakan Paulus dalam Galatia 5:19-21.
Tidak boleh tidak, orang dunia hanya akan menghasilkan buah daging, karena ia berada di bawah hukum daging. Sementara orang rohani berada di bawah hukum rohani yang menghasilkan buah roh. Sebuah pertanyaan perlu diajukan pada kita: lalangkah saudara atau gandum? Telitilah dengan seksama dari buah yang saudara hasilkan di dalam hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...