29/07/17

Hikmat



Hikmat
I Raja-raja 3:4 – 12

Sangat langka orang yang diberi kesempatan untuk meminta apa pun yang dikehendaki, akan mendapatkan permohonannya. Salah satu dari yang langka itu ialah Raja Salomo. Menarik untuk disimak, respon pertama dari Raja Salomo mendengar tawaran itu ialah: memuji Allah yang  memelihara kasih setia-Nya kepada ayahnya Daud. Ia tidak langsung mengajukan permohonannya, tatkala tawaran itu diterimanya.

Ini satu pelajaran yang berharga bagi kita. Seorang yang bijak di hadapan Allah, adalah seorang yang tahu memuji Allah di dalam hidupnya. Salomo meninggikan Allah yang telah membuat dia duduk di tahta kerajaan ayahnya Daud. Pujian kepada Allah adalah bagian terpenting dari ibadah kita kepada Allah yang kita kenal di dalam Kristus Yesus Tuhan kita.

Di samping memuji Allah, Salomo pun mengakui kelemahannya. Ia mengatakan bahwa ia masih muda, dan tidak cakap untuk memerintah dan menjadi hakim bagi bangsa yang jumlahnya sangat banyak itu. Orang yang mengenal Allah dengan baik dan benar, senantiasa melihat bahwa dirinya tidak mampu untuk melakukan tugas yang diembankan kepadanya. Ia hanya dapat berharap, Tuhan akan memampukan dia untuk tugas yang dimikian berat. Paulus mengatakan kepada Jemaat di Korintus, bahwa kesanggupannya adalah pekerjaan Allah. Cf II Korintus 3:5.

Salomo memohonkan hikmat dari surga untuk memerintah bangsa yang besar itu. Ia merasa bahwa hikmat yang dia miliki, tidaklah mampu untuk memerintah umat Allah dengan baik dan benar. Ia memohonkan sesuatu yang  lebih besar dari  hikmat dunia yang dimilikinya. Salomo meminta sesuatu yang lebih besar dari apa yang ada di dunia ini.

Berbicara tentang hikmat dunia ini, Paulus mengatakan bahwa hikmat dunia adalah sebuah kebodohan dari sudut pandang hikmat Allah. Hal itu diutarakan Paulus di dalam suratnya kepada Jemaat di Korintus. I Kor 1:20. Salomo melihat bahwa hanya dengan hikmat dari Allahlah yang membuat dia dapat memerintah dengan baik dan benar.

Hal ini pun satu pelajaran berharga bagi kita. Hanya dengan hikmat dari Allahlah kita dapat menjalani hidup ini dengan baik dan benar di hadapan Allah. Hikmat dunia senantiasa berpusatkan pada diri manusia itu sendiri. Sementara hikmat Allah senantiasa membuat Allah  menjadi pusat dari kehidupan. Salomo menjadi orang yang paling berhikmat di seantero sejarah umat manusia, berdasarkan kesaksian Alkitab. Kita pun dapat menerima hikmat dari surga itu, jika kita mau meminta seperti Raja Salomo. Tentang hal ini Rasul Yakobus menasihatkannya bagi kita. Yakobus berkata: “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan kepadanya.” Yakobus 1:5.

Pelajaran lain yang menarik untuk direnungkan ialah: Salomo mendapatkan jauh lebih banyak dari apa yang diharapkannya dari Allah. Hal yang sama pun akan terjadi di dalam hidup saudara dan saya, jika kita meminta apa yang sangat kita perlukan di dalam hidup ini. Paulus mengatakan hal itu di dalam suratnya kepada Jemaat di Efesus “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.” Efesus 3:20.

Datanglah kepada Allah dan pohonkan hikmat surgawi dikaruniakan kepada saudara dan saya. Lalu hiduplah dengan hikmat dari surga itu untuk kemuliaan Allah semata-mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...