Aku Tetap Dia
Juga seterusnya Aku tetap Dia, dan tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku; Aku melakukannya, siapakah yang dapat mencegahnya?"
Yesaya 43:13
Nabi Yesaya berhadapan dengan suku bangsa Yehuda. Yesaya memperhadapkan Allah Israel, Yahweh dengan dewa dewa sembahan bangsa bangsa di sekitar suku bangsa Yehuda. Allah Israel mempertanyakan keberadaan Dia sebagai Allah Israel dibandingkan dengan ilah para bangsa bangsa. Yesaya meminta agar suku bangsa Yehuda dapat membawa saksi tentang perbuatan dari ilah para bangsa itu, tentang perbuatan ilah mereka di masa lalu. Tuturkanlah apa yang diperbuat ilah itu kepada bangsanya sehingga terbukti bahwa ilah itu adalah ilah yang hidup.
Yaweh menunjuk bangsa Israel sebagai saksi, bagaimana Yahweh membawa Israel keluar dari Mesir, berjalan di padang gurun selama 40 tahun dan dituntun masuk ke Tanah Kanaan. Mereka mendapatkan tanah dan kebun yang tidak mereka ushakan, namun sudah menghasilkan buah. Tidak ada Allah seperti itu. Jika Allah menjatuhkan hukuman kepada bangsa itu, tidak ada satu pun yang dapat melepaskan mereka dari penghukuman itu. Pada mulanya suku bangsa Yahuda berharap, Mesir dapat melepaskan mereka dari tangan Nebukadnezar. Mesir tidak dapat mencegah kejatuhan Yerusalem ke tangan Nebukadnezar.
Hal yang sama pun dapat kita lihat dalam relasi kita dengan Allah Bapa di dalam Yesus Kristus Tuhan kita. Jika orang beragama ditanya apakah Tuhan Allah itu benar benar Mahakasih, dimana buktinya? Mereka hanya memberi jawaban yang bersifat moral semata mata. Ia memberi kita rejeki dan nafas kehidupan, dan lain sebagainya. Lain dengan Bapa surgawi kita. Bukti kasih yang tidak dapat terbantahkan ialah Kasih Allah itu terlihat di dalam kematian Kristus untuk orang berdosa. Tidak ada agama lain yang menuturkan, ilahnya bertindak demi umatnya yang berdosa. Hanya Allah Bapa kita yang bertindak demikian. Hanya Dialah Allah yang benar, sebab tidak ada yang sama seperti Dia.
Kita tidak hanya diselamatkan dari dosa. Allah Bapa kita itu juga memelihara keselamatan kita itu, supaya tidak hilang oleh karena keberdosaan kita. Allah Bapa di dalam Yesus Kristus, mengutus Roh Kudus-Nya, untuk memenuhi hati dan pikiran kita, supaya keselamatan yang sudah didepositkan di dalam diri kita, tidak hilang oleh karena keberdosaan kita. Agama lain hanya mengajarkan agar manusia itu berusaha untuk menyenangkan hati ilah mereka, sehingga mereka mendapatkan upah atas ketaatan mereka kepada ilah yang mereka sembah. Lain dengan Allah kita. Allah yang menyediakan keselamatan, Allah juga yang menjaga keselamatan itu supaya tidak hilang dan Allah juga yang membentuk manusia itu, menjadi serupa dengan gambaran manusia yang sempurna itu, yakni Yesus Kristus.
Ada orang yang mengatakan: jika kita sudah begitu aman akan keselamatan kita, oleh karena itu, marilah kita terus berbuat dosa, karena toh kita pasti selamat. Orang yang mengatakan perkataan seperti ini, adalah orang yang tidak mengenal Allah Bapa di dalam Yesus Kristus. Untuk menjawab pertanyaan seperti ini, saya mengatakan: apakah seorang bapa akan membiarkan anaknya terus berada di dalam kesalahannya, pada hal ia mampu membuat anak itu dapat mengalami perubahan?
Akankah Allah berdiam diri, melihat seorang anaknya terus berbuat dosa, oleh karena salah paham akan makna kebenaran? Tentu saja tidak bukan. Allah akan berkerja di dalam diri orang itu untuk membentuk karakter Yesus Kristus di dalam diri orang percaya. Itu yang disuarakan Paulus di dalam suratnya kepada Jemaat Efesus. “Sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.” Ef 3:17.
Sekali kita berada di tangan Yesus, tidak ada satu pun yang dapat merampas kita dari tangan-Nya. Bahkan diri kita sendiri pun tidak dapat melepaskan diri dari genggaman Kristus. Sebab Kristus lebih besar dari segala kuasa yang ada di dalam alam semesta yang maha luas ini. Allah Israel adalah tetap sama. Ia adalah Allah yang kita kenal di dalam diri Yesus Kristus. Kristus mengajar kita untuk menyapa Dia sebagai Bapa, sebab Ia adalah Bapa dari Tuhan Yesus. Allah tetap sama, dulu sekarang dan untuk selama-lamanya. Tak ada Allah lain selain dari pada Dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar