30/07/17

Pikul




Pikul

Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.
I Petrus 2:24a

Kristus Yesus mati di kayu salib untuk memikul dosa-dosa kita. Agar kita dapat memahami dengan baik dan benar, makna dari karya Tuhan Yesus di kayu salib itu, maka sangat amat perlu untuk memahami makna dari persembahan kurban di Perjanjian Lama. Untuk itu sejenak kita akan membicarakannya.
Jika seorang berdosa di Perjanjian Lama, maka sebagai penghapus dosanya, ia harus membawa seekor kambing atau domba ke hadirat Allah di Bait-Nya yang kudus. Kurban itu tidak boleh ada cacat celanya. Hal itu diuji oleh para imam, yang tahu persis akan  hukum hukum tentang ibadah kurban. Setelah dilihat tidak ada cacat celanya, maka si pendosa diharuskan meletakkan tangannya ke atas kepala dari binatang kurban itu. Setelah diletakkan tangannya, maka ia akan mengaku dosanya di depan imam yang akan mempersembahkan kurban.
Pada waktu tangan itu diletakkan di atas kepala kurban, dipahami orang Yahudi, dosa si pendosa dipindahkan kepada kurban. Dan sebagai gantinya, ketidakbercacatcelaan dari kurban dipindahkan kepada si pendosa. Si pendosa jadi tidak bercacat cela, kurban itu jadi dosa. Karena binatang kurban itu sudah menjadi dosa, maka ia pun harus disembelih. Sebab upah ialah maut. Itulah yang terjadi di ibadah kurban di Bait Allah.
Sekarang kita melihatnya di dalam karya Tuhan Yesus Kristus. Si pendosa itu adalah kita orang percaya. Kurban itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Kurban itu tidak boleh ada cacat celanya. Kristus memang tidak bercacat cela. Si pendosa harus menumpangkan tangannya di atas kepala kurban dan mengaku dosanya. Itu artinya kita percaya bahwa Yesus mati di kayu salib demi menebus dosa kita. Kita pun harus mengakui dosa dosa kita di hadapan Allah.
Pada waktu kita percaya akan kematian Yesus untuk kita sendiri sebagai si pendosa, maka dosa kita pun dipindahkan ke Tuhan Yesus. Dan ketidakbercelaan Tuhan Yesus pun dipindahkan kepada kita. Kristus pun jadi dosa. Oleh karena itu Ia harus dibunuh. Kristus jadi dosa oleh karena kita. Hal itu dikatakan Paulus di surat kepada Jemaat Korintus, II Korintus 5:21. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”
Tatkala kurban itu disembelih dan menggelepar-gelepar, si pendosa harus mengatakan kepada dirinya: itulah seharusnya saya. Syukur kepada Allah, Ia memberikan kepada saya jalan keluar, sehingga saya bebas dari dosa dan kurban membawa dosa saya ke dalam maut. Itulah yang terjadi kepada kita, tatkala kita percaya kepada Yesus Kristus yang mati di kayu salib. Kita dapat mengatakan bahwa beriman kepada Yesus Kristus, itu  berarti indentifikasi dengan Kristus.
Kristus mati di  kayu salib, saya pun telah mati bersama dengan Dia. Yesus dikuburkan, saya pun dikuburkan bersama dengan Dia. Ia dibangkitkan dan naik ke surga, maka saya pun turut dibangkitkan dan diberi tempat bersama dengan Dia di surga. Itulah kesaksian Alkitab. Lalu kita mengaminkannya di dalam hidup ini. Sudahkah saudara mengaminkannya di dalam hidup ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Allah

  Rumah Allah Ibrani 3:6 Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhi...