Firman
Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang.
Kisah Para Rasul 10:35 – 36
Nas kita adalah sebagian dari khotbah Petrus di rumah Kornelius, seorang perwira Romawi yang mendapatkan penglihatan dari surga. Ia bukan orang Yahudi, tetapi percaya kepada Allah Israel. Ia mendapatkan pencerahan, sehingga mendapatkan penjelasan tentang Injil Yesus Kristus. Dalam kisah Kornelius ini pun, Petrus mendapatkan pencerahan, bahwa Allah tidak memandang muka. Allah tidak membedabedakan bangsa tertentu, sebagaimana dipahami orang Yahudi. Memang, Israel dipakai Allah sebagai alat di tangan-Nya untuk menyatakan kehendak-Nya. Tetapi Allah tidak mengistimewakan bangsa Israel di hadapan-Nya.
Israel memandang manusia terbagi atas dua bagian. Pertama, mereka sebagai bangsa pilihan Allah. Kedua, bangsa bukan Yahudi. Mereka adalah bangsa yang diselamatkan, sementara bangsa bukan Yahudi tidak selamat, dan masuk ke dalam neraka. Keselamatan mereka pikirkan adalah berdasarkan pemilihan semata-mata. Oleh karena itu, mereka memandang rendah bangsa bukan Yahudi. Bahkan berdasarkan pemahaman tentang binatang najis dan halal, yang diatur di dalam kitab Imamat, orang Yahudi menganggap bangsa bukan Yahudi adalah najis di hadapan Allah. Orang Yahudi tidak mau memasuki rumah orang bukan Yahudi, karena hal itu akan menajiskan diri mereka.
Pemahaman seperti itu juga pada mulanya ada di dalam diri Rasul Petrus. Tetapi oleh karena pencerahan dari Roh Kudus, Petrus melihat bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang. Keselamatan tidak hanya diberikan pada sekelompok orang tertentu saja. Keselamatan tidak hanya milik orang Kristen. Keselamatan itu adalah milik Allah, yang memberikannya bagi siapa saja yang dirasa perlu untuk diberikan. Allah yang menentukan kepada siapa keselamatan itu diberikan.
Memang, jalan untuk mendapatkan keselamatan itu ialah mendengar firman Allah. Pada waktu firman itu diberitakan, sebagaimana disuarakan oleh Martin Luther dalam makna dari Pengakuan Iman Rasuli, bagian yang ketiga. Luther berkata: ia tidak dapat percaya kepada Yesus Kristus, oleh karena dirinya sendiri. Ia dapat percaya hanya oleh karena telah diundang oleh Allah melalui firman yang diberitakan kepadanya. Firman diberitakan, maka pemberitaan itu adalah sebuah undangan dari Allah untuk menerima keselamatan.
Memang Allah memakai bangsa Israel sebagai sarana bagi Allah untuk menyimpan dan menampakkan keselamatan itu. Sejarah bangsa itu menjadi sebuah contoh bagi orang banyak, bagaimana Allah berhadapan dengan orang berdosa. Allah mengoperasikan kasih setia-Nya terhadap keberdosaan bangsa itu. Hal itu sangat jelas terlihat di dalam sejarah bangsa Israel. Hal itu menjadi pelajaran berharga bagi kita. Allah memilih orang dari sejak semula untuk diselamatkan oleh karena kasih karunia-Nya.
Sebuah pertanyaan diajukan: mengapa Allah memilih seseorang untuk diselamatkan, sebelum dunia dijadikan? Menurut Paulus dalam surat Roma, pemilihan itu terjadi demikian, supaya pemilihan itu tidak didasarkan pada perbuatan seseorang. Pemilihan adalah didasarkan pada hak prerogatif dari Allah. Ada pun Injil keselamatan itu diberitakan, supaya mereka yang dipilih Allah itu memberi respon terhadap pemilihan Allah.
Ada orang bertanya kepada saya tentang orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus. Mungkinkah mereka diselamatkan? Saya berkata: mungkin, tetapi saya tidak tahu cara Allah untuk menyelamatkan orang tersebut. Namun satu hal saya percayai ialah: di dalam diri Allah ada pengampunan. Pengampunan itu ada di dalam Yesus Kristus. Jika seseorang datang kepada Allah yang dia tidak kenal secara pribadi, tetapi ia sadar bahwa di dalam diri Allah yang dia tidak kenal itu ada pengampunan, maka Allah yang melihat ke dalam lubuk hati yang paling dalam melihat kerinduan orang tersebut.
Karena pengampunan ada di dalam Kristus Yesus, maka kita dapat mengatakan bahwa tidak ada keselamatan di luar Kristus Yesus. Allah sudah tahu siapa orang yang akan berseru kepada-Nya untuk keselamatan. Jika ada orang yang mendasarkan keselamatannya atas amal perbuatannya, maka ia akan diadili secara hukum keadilan. Tetapi jika ia mendasarkan keselamatannya atas pengampunan Allah semata-mata, maka ia akan diadili dengan hukum kasih karunia. Itulah firman yang diberitakan di dalam Injil Yesus Kristus Tuhan kita.
Sekarang kita bertanya: ke atas keberadaan apa saudara dan saya mendasarkan keselamatan kita? Apakah didasarkan pada amal perbuatan, atau di atas kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus. Celaka dua belas, ada juga orang Kristen yang mengatakan bahwa keselamatannya akan ditentukan oleh amal perbuatannya. Sebuah ajaran yang sangat ditolak oleh Injil Yesus Kristus. Itulah firman yang diberitakan kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar